23. Dylan Miles

337 75 8
                                    

Taehyung lantas mendekat ke arah Ghia yang sudah bersiap menekan tombol panggil di ponselnya dengan berkata cukup lantang, "Bukankah seseorang yang memiliki rahasia yang tidak ingin diketahui orang lain itu kau?!"

Ghia terlihat bingung dan menatap Taehyung, "A-apa?" ucapnya terbata. Sedangkan siswa lainnya terlihat tertarik dengan ucapan Taehyung.

Taehyung sedikit menundukkan kepalanya dan berbisik, "Aku tahu kalau kau yang merundung Hye Sun dan menyebarkan berita bohong tentangnya di situs siswa. Jika kau tidak ingin siswa disini mengetahuinya, jangan macam-macam. Aku akan membicarakannya secara pribadi denganmu lain kali di ruang konseling."

Ghia menatap Taehyung dengan marah tapi akhirnya ia menyerah dan berjalan pergi meninggalkan tempat kejadian sambil mengumpat kesal, "Sial. Ini benar-benar menyebalkan."

Melihat keadaan sudah cukup kondusif, Lalisa mendekati Jieun dan berjongkok di depannya namun masih menjaga jarak agar tidak bersentuhan.

"Ada yang ingin kau katakan? Jika kau mengakuinya, aku tidak akan memperpanjangnya," ucap Lalisa melihat Jieun yang masih terdiam dan terlihat merasa bersalah.

Lalisa kembali bicara setelah melihat Jieun tidak kunjung ingin mengatakan apapun. "Polisi akan mengetahuinya ...."

"Aku tidak ingin melapor polisi," potong Jieun cepat.

"Tapi polisi akan datang dan mereka akan tahu yang sebenarnya. Mereka bisa mengambil kesimpulan siapa yang melukaimu dengan melihat tempat luka, kedalaman dan bahkan sidik jari yang tertinggal di senjatamu. Lalu karena kau masih anak dibawah umur, maka orang tuamu akan dipanggil dan mereka akan mengetahui semuanya," jelas Lalisa masih menatap Jieun dengan wajah tanpa ekspresinya.

Jieun ketakutan saat Lalisa mengatakan kalau orang tuanya akan mengetahuinya. Membuatnya menoleh pada Aska, siswa yang sejak awal menemaninya sekaligus seniornya di ekskul radio. Setelah mendapatkan anggukan dari Aska yang seakan memberinya keberanian, Jieun akhirnya meminta maaf.

"Maaf, maafkan aku Miss. Tapi aku terpaksa melakukannya. Aku meminjam uang dari Danzel dan ia mengancamku untuk melakukan semua ini," isaknya.

Kris yang sedari tadi sudah senyum-senyum senang sambil merekamnya, kini mendengus kesal dan mematikan rekamannya. Sedangkan Lalisa yang merasa sudah mendapatkan apa yang ia ingin Jieun katakan, menepuk pundak Jieun dengan lembut untuk menenangkannya. Ia lalu berdiri dan mengangguk pada Taehyung, menyerahkan tindakan selanjutnya pada Taehyung.

"Aska, ajak Jieun ke UKS, obati lukanya lalu ajak ke ruangan konsultasi. Kami akan menyusul," pinta Taehyung pada Aska yang menopang tubuh lemas Jieun pergi menjauh menuju UKS.

Ia kemudian menatap para suswanya yang masih berkerumun, "Apa diantara kalian ada yang meminjam uang juga pada Danzel ...?

"Jika memang ada dan kalian merasa terancam serta ketakutan, jangan ragu untuk datang ke ruang konseling. Kalian tidak sendiri. Jieun juga merasa seperti itu karenanya ia dengan spontan melakukan kesalahan. Bicarakan padaku, nanti kita cari solusi terbaiknya bersama," kata Taehyung lagi. "Sekarang kembali ke kelas masing-masing."

Masing-masing siswa kini sudah melangkah ke kelas masing-masing. Begitupun dengan Haruto yang terpaksa juga ikut berbalik pergi karena tatapan melarang kakaknya. Sedangkan Dylan, ia masih mengamati seluruh kejadian dengan tenang, lalu bergerak pergi meninggalkan tempat kejadian.

¤¤¤

Lalisa berdiri menatap Jieun yang tangannya sudah diobati dan duduk di sebelah Aska di ruang konseling. Ditemani juga oleh Taehyung yang juga duduk di dekat Jieun dan Aska.

Sudah hampir sepuluh menit, Jieun hanya diam tanpa bicara apapun, membuat Lalisa jengah. "Apa kau mau tetap diam? Tidakkah ada yang ingin kau katakan?" sinis Lalisa.

[Completed] Themis - UndercoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang