25. Ulang Tahun

149 7 0
                                    

Sepulangnya Alkana dari tempat tadi, ia langsung memasuki rumahnya. Saat ia membuka pintu rumahnya, rumahnya tampak sepi nan gelap tidak seperti biasanya. Akan tetapi, Alkana pun tak menghiraukannya malahan ia pun berjalan menuju tangga yang akan membawa nya ke kamarnya.

Saat ia ingin menaiki tangga, lampu rumahnya pun menyala dan menampilkan kedua orang tua nya dan dari belakang orang tua nya ia dapat melihat seorang gadis seumuran dengannya sudah membawa kue ukuran sedang seraya tersenyum kearahnya.

"Happy Birthday sayangnyaaa Mamaaa" ucap Lili seraya memeluk Alkana erat.

"Selamat ulang tahun anak Papa" giliran Eza yang memeluk.

Alkana pun masih terdiam. Matanya pun beralih ke gadis itu.

"Happy Birthday ya Al" ucap gadis itu seraya tersenyum.

"Sekarang kamu tiup lilinnya ya? Sebelum itu make wish".

Alkana pun melakukannya. "Makasi" ucapnya.

"Yaudah yuk kita makan-makan dulu" ajak Eza.

Mereka pun menuju ke meja makan. Setelah beberapa menit akhirnya mereka pun selesai makan.

"Alkana ke kamar" pamitnya.

Alkana pun bangkit dari duduknya. "Kamu gak mau ngobrol dulu sama Raisha Al? Udah lama lo dia gak kesini" ujar Eza-papa nya.

"Bodo" jawabnya singkat dan langsung melenggang pergi.

Alkana pun memasuki kamarnya, dan ia pun langsung membanting jaketnya diatas kasur. Dan ia pun berjalan menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, ia pun keluar dari kamar mandi. Alkana pun berjalan menuju balkon kamarnya, disana ia bisa leluasa menikmati indahnya langit malam yang dihiasi bintang-bintang.

Sekarang pikiran dan perasaannya tak menentu. Ia selalu memikirkan keadaan Alena yang memprihatinkan di sisi lain ia sangat senang bahwa orang yang ia rindukan dari dulu kembali datang ke dalam hidupnya.

"Hai Al..." ucap seseorang.

Alkana pun menoleh. "Ngapain?" tanya Alkana.

"Nemenin lo" ucap gadis itu.

"Gak perlu!" tegasnya. "Mending lo pergi dari sini" usir Alkana.

"Lo berubah Al, hikss" gadis disamping Alkana pun mulai menangis.

"Gausah nangis, gue gak akan peduli" Alkana pun beranjak, akan tetapi saat ia ingin pergi tangannya dipegang oleh gadis itu.

"Gue kangen sama lo" ucapnya dan gadis itupun langsung memeluk Alkana erat.

Deg. Alkana yang mendapatkan kejutan seperti itu mampu membuatnya diam seribu bahasa.

Jujur, Alkana juga merindukan sosok gadis ini dari dulu. Dia ingin sekali membalas pelukannya, akan tetapi hati nya menolak untuk itu.

"Lepas!" tegasnya.

"Enggak! Gue gak mau ngelepasin lo Al. Gue kangen banget sama lo. Masak lo gak kangen ama gue?" ujarnya.

"Gak! Gue gak kangen ama lo Raisa!" Alkana pun berusaha melepaskan pelukan Raisa.

"Sekarang lo pergi!" tegasnya.

"Kenapa lo ngebentak gue sih Al dari tadi? Salah gue apa cobak? Emang salah gitu melepas kangen ama seseorang yang gue sayang?".

"Salah lo banyak! Jadi mending lo pergi! Gue butuh sendiri!".

"Kesalahan gue yang mana sih Al? Perasaan gue gak pernah ngebuat kesalahan" ucap Raisa seraya mengingat-ingat.

"Lo gak bakal inget!".

ALKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang