2 minggu setelah kesembuhan Alena, pihak rumah sakit mengijinkan Alena untuk pulang asalkan ia tidak melakukan kegiatan yang berlebihan yang bisa membuat dirinya kelelahan.
Dan hari ini, Alena sudah bisa bersekolah seperti sedia kala. Terbukti dari pancaran wajahnya, nampaknya ia sangat excited saat diijinkan untuk bersekolah.
Ia pun menuruni anak tangga untuk menuju ke meja makan. Disana sudah ada, Mama, Papa, dan Dani.
"Ehh anak Papa udah cantik aja nih pagi-pagi" puji Papa nya.
Alena tersipu malu. "Ah Papa bisa aja nih".
"Kamu yakin dek bisa sekolah?" tanya Mama nya yang sedikit cemas akan kesehatan Alena.
"Yakin Mama. Toh aku juga udah gakpapa sekarang" Mama nya pun mengangguk.
Mereka semua pun sarapan bersama. Disaat mereka sarapan, tiba-tiba bel rumah berbunyi.
Ting nong ting nong
Semua orang pun menoleh kearah pintu.
"Biar aku yang bukain" Alena pun beranjak dari tempat duduknya. Saat ia sudah ada didepan pintu, ia pun membuka pintu tersebut dan menampilkan sesosok laki-laki.
"Hai Alena" sapa nya.
"Lo ngapain kesini pagi-pagi?" tanya Alena heran.
"Siapa nak?" tanya Mama nya dari dalam rumah.
"Erick Maa".
" Ya disuruh masuklah" perintah Mama nya.
"Ayo masuk" Alena pun mengijinkan Erick masuk. "Makasi".
"Mari Rick sarapan bareng" ajak Frissila antusias.
Erick mengangguk. Dan mereka pun sarapan.
"Aku berangkat dulu" pamit Dani dengan wajah yang sedikit tidak bersemangat.
"Lah ini sarapan kamu belum habis bang" teriak Frissila tapi Dani tidak menggubrisnya.
"Kenapa abang kamu itu dek?" tanya Rio heran dan Alena pun hanya mengendikkan bahu nya.
"Yaudah deh Ma, Pa. Aku berangkat dulu, nanti kesiangan" pamit Alena.
"Saya juga minta ijin buat berangkat bareng sama Alena ya Om, Tante?" ijin Erick.
"Ya nakk, kalian berangkat saja. Tolong jaga anak tante ya Rick?" pesan Frissila.
"Pasti Tante. Kami berangkat dulu" Alena dan Erick pun secara bergantian mencium punggung tangan Frissila dan juga Rio.
Erick pun membukakan pintu mobilnya untuk Alena. Sedangkan Alena hanya menatapnya acuh. Sepanjang perjalanan , tak banyak yang mereka katakan dan sampai pada akhirnya mereka pun sampai di sekolah.
Alena pun keluar dari mobil Erick. Saat ia keluar, Alena menghirup napasnya panjang. Betapa rindunya dia akan suasana tempatnya menuntut ilmu ini.
"Ayok Al, aku anterin ke kelas" ajak Erick.
"Gak perlu! Gue masih inget kok jalan ke kelas gue. Jadi lo gak usah nganterin gue. Mending lo ke kelas lo aja!". Setelah mengucapkan itu, Alena pun melenggang pergi meninggalkan Erick yang masih terpaku mendengar perkataan Alena tadi.
"Eh-ehh udah siap kan semua nya? Ini Alena bakalan dateng. Kita pokoknya harus kompak ya nanti kalo Alena udah dateng. Kita pokoknya sambut dia dengan meriah. Oke?" jelas Karina dengan penuh semangat. Dan mereka semua pun kompak membalas 'Oke'.
"Bimaa!" panggil Karina pada Bima. Bima menoleh "Apa?".
"Lo pantau kedatangan Alena dari pintu ya?" Bima pun mengacungkan jempolnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA
Fiksi RemajaALKANA CARRINGTON. Seorang anak laki-laki yang memiliki sifat cuek, jutek, datar. Dan ia juga sudah lama tak mengenal yang namanya jatuh cinta. Jika kalian berpikir Alkana ini cowok pintar? Ya memang pintar. Badboy? Bisa jadi. Pertemuan yang tak te...