🌏

11.4K 305 29
                                    

"Cepat, Ra! Masuk!" Miss Selena berseru.

"Aku tidak mau pergi!" Aku berseru panik. Aku tidak akan per­nah meninggalkan Miss Selena sendirian menghadapi sosok tinggi kurus menyebalkan itu.

"Ali! Bawa teman-temanmu masuk ke lubang hitam. Seret jika Raib
menolak!" Miss Selena menoleh ke arah Ali. "Mungkin saja hanya Makhluk Tanah, tidak memiliki kekuat­an, tapi kamu memiliki sesuatu yang tidak terlihat. Minta Ra me­nunjuk­kan buku PR matematikanya."

Setelah kejadian itu, aku benar-benar tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Mengetahui bahwa Seli juga memiliki kekuatan yang bahkan sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku selama ini. Dan Ali Si Menyebalkan itu juga ikut menjadi sahabatku! Hei apa yang terjadi sebenarnya?

"Ra, kenapa gak dimakan baksonya? Keburu dingin tuh," celetuk Seli membuatku tersadar dan segera menatapnya.

"Eh, Sel. Apa kita tidak sedang bermimpi?" tanyaku pada Seli yang sedang menyeruput kuah baksonya.

"Apa maksudmu, Ra? Bermimpi apanya? Jelas-jelas kita sekarang lagi dikantin menikmati semangkuk bakso dan tidak sedang tidur 'kan." Seli menyengir kuda memperlihatkan barisan gigi putihnya.

"Bukan, bukan itu. Entahlah, aku merasa ini semua mustahil. Ya, aku pikir semua ini hanya imajinasiku. Tapi, setelah semua ini ..." Belum habis kalimatku, Ali datang ke meja kami.

"Hei, Ra, Sel !" Seketika aku dan Seli menoleh ke arah Ali yang kusut. Entah mengapa setiap aku melihatnya membuatku merasa kesal atau apalah itu.

"Sepulang sekolah nanti kalian jangan pulang dulu ya, temui aku di lapangan." Ali menatap kami dengan wajah serius.

Aku dan Seli saling tatap. Apa? Bukannya tidak ada latihan basket untuk hari ini? Dan kenapa wajah Ali serius sekali?

Seolah mengerti apa yang kami pikirkan, Ali berkata kembali, "Tidak, bukan latihan basket. Temui saja aku di lapangan sore ini. Byee!!" Dan Ali langsung pergi dan mengilang dikerumunan siswa di kantin yang memang cukup penuh ini.

Kringggg!!!!!

Bel masuk berbunyi. Aku dan Seli segera menghabiskan sisa bakso kami dan segera pergi ke kelas.

***

Sorenya di lapangan sekolah.

"Nah ... Akhirnya datang juga kalian. Lama banget sih!" celetuk Ali yang berdiri tepat ditengah lapangan.

Aku dan Seli menatapnya bingung dan penuh tanda tanya. Dan sebelum kami mulai bertanya, Ali sudah menempelkan jari telunjuknya ke mulutnya.

"Sttt ..." desisnya mencegah kami untuk mengeluarkan pertanyaan.

"Ra, kamu bawa buku PR Matematikamu?" tanya Ali sambil mengaduk isi tasnya. Entah ingin mengambil apa.

"Emm ... Iya, aku membawanya, kenapa? Aku tidak akan menggunakannya sekarang!" Aku berfikir Ali akan mengajak kami ke Klan lain.

"Eh, nggak kok! Kamu jangan sewot dululah, Ra." elak Ali sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Aku hanya diam memperhatikan.

"Sel, kamu bisa angkat tutup besi itu?" Ali menunjuk kearah tutup selokan membuat arah pandangan kami kesana.

"Sejak kapan ada tutup selokan disitu," gumamku heran.

Tanpa banyak bertanya, Seli mengangguk dan mulai menggunakan kekuatannya untuk membuka tutup selokan yang ditunjuk Ali barusan. Dan Hei, itu bukan tutup selokan. Itu adalah sebuah Piring terbang? Bukan, entahlah. Aku belum tahu pasti.

Ali memasang benda seperti antena pada tutup besi itu. Lalu menekan tombol merah pada remote yang dia pegang.

"Kalian siap?" Siap? Siap untuk apa? Apakah Ali akan menciptakan sebuah ledakan? Sebelum kami menjawab, Ali sudah menekan tombol merah diremote itu. Dan tanpa kuduga ... Terbukalah lubang ditengah lapangan, tempat kami menginjakkan kaki.

Kami bertiga langsung jatuh, atau entahlah. Kami masuk ke dalam lubang itu. Gelap. Tapi kami tidak terjun. Kami menginjakkan kaki.

"Hei, dimana kita?" tanya Seli yang masih bingung sepertiku. Tiba-tiba benda tutup besi atau apalah itu tadi, menyala dan keluar dari ruangan.

Mataku mengerjap-erjap terkena cahaya. Juga Seli disebelahku. Ali? Aku tidak tahu dimana dia sekarang. Ternyata itu tadi adalah lift menuju basement. Aku tidak tahu apakah benar sebuah lift atau apa. Intinya kami sekarang tiba di ruangan yang tentunya tidak asing. Yap! Basement rumah Ali.

"B-bukankah, bukankah ini basementmu, Ali?" Seli melihat Ali yang sedang mencabut antena tutup besi tadi.

"Yap!" Ali hanya menjawab singkat. Oh, aku mengerti sekarang. Tutup besi tadi adalah alat teleportasi yang membawa kami ke basement rumah Ali. Sepertinya?

"Kenapa kamu bawa kami kesini?" tanyaku memecah keheningan yang terjadi barusan. Ali yang sedang sibuk mengotak-atik komputer didepannya tidak memperhatikanku. Baiklah aku mulai kesal. Mengapa dia mengacuhkanku!

"Kamu kenapa serius amat sih, Ali!" heran Seli yang melihat Ali berjalan kesana kemari.

Tanpa memedulikan pertanyaanku dan Seli, Ali berseru, "Sini!" Aku dan Seli hanya menghela napas dan melangkahkan kaki menuju lokasi Ali berdiri.

"Ada apa sih? Kamu terlalu serius sampai tidak memedulikan Putri Bulan." sewot Seli sambil melirikku diujung kalimatnya. Aku mendelikkan mata mendengar julukan itu. Aku hampir saja menjitak kening Seli. Tapi urung karena Ali menunjuk kearah komputernya. Terdapat file bertuliskan 'penting' membuatku cukup penasaran. Tanpa berlama-lama, Ali membuka file tersebut.

"Penting? File apa ini, Ali?" tanyaku penasaran. Hening. Hanya terdengar suara ketikan jemari Ali. Lagi-lagi aku diacuhkan. Hei, dikacangi itu sangat tidak mengenakkan. Bahkan dia sama sekali tidak melirikku. Mukanya serius sekali. Aku benar-benar tidak suka.

Beberapa menit menunggu, Ali membuka suara, "Baiklah. Maaf, aku dari tadi tidak menghiraukan kalian. Ini sungguh penting." ucap Ali yang sedari tadi sibuk entah melakukan apa. Ali menghela napas perlahan lalu kembali berucap, "Ini pesan dari Miss Selena, aku harus memberitahukan masalah ini kepada kalian setelah dua minggu lebih tiga hari. File ini hanya akan terbuka dihari yang tepat dan saat ada kontak dengan buku kehidupan disekitarnya," jelas Ali.

Arah pandanganku menatap ke layar monitor didepan kami bertuliskan 'loading'.

"Ayolahhh ..." seru Ali tidak sabaran. Dan terbukalah file tersebut.

Disitu tertulis pesan singkat.
"Setelah kalian berhasil membuka file ini, segeralah bersembunyi. Usahakan kalian selalu bersama. Jangan dirumah Raib, ataupun rumah Seli. Bersembunyilah dibasement Ali. Aku tidak punya banyak waktu.

~Selena."

Aku mengigit jari, berbagai pikiran mulai bermunculan. Apa yang terjadi dengan Miss Selena? Mengapa kami harus bersembunyi? Di basement Ali pula? Sampai kapan?

"Tidak ..." Ali mendesis pelan. Dia segera menutup semua pintu basement. Wajahnya pucat pasi. Mengapa suasana menjadi menegangkan? Huh!

"Ra, apakah akan baik-baik saja?" tanya Seli cemas. Aku hanya menatapnya sekilas. Aku sendiri tidak tahu?

RaSeLiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang