Undangan Dari Kota Raja

485 14 0
                                    


Panas matahari mulai terasa membakar kulit,memang matahari sudah tepat diatas kepala,sementara aku lihat ayah masih sibuk dengan cangkulnya.
"ayah,sebaiknya kita pulang dulu,hari sudah siang" pintaku.
aku lihat ayah menuruti permintaanku,dia langsung menghentikan pekerjaannya dan berjalan kearahku.
kami langsung berjalan ke rumah,nanti sore akan kami lanjutkan kembali.

Aku dan ayah merasa terkejut kala mendapati seekor kuda ditambatkan di pagar halaman rumah,aku dan ayah memang memiliki kuda,tapi kuda yang di halaman rumah bukan milik kami.
sontak hal ini membuat kami khawatir akan keselamatan ibu,aku dan ayah langsung bergegas masuk.
"ah...ini mereka baru datang"
kata ibu kepada tamunya kala melihat kami masuk ke rumah.
"hormat tuan Panji"
"siapa kamu?,aku bukan pembesar istana,jadi jangan panggil aku tuan"
"nama hamba Jala para,utusan pangeran Surya wikrama"
"ada apa lagi ini?"
"ini undangan untuk tuan Panji,saya permisi dulu tuan"
usai memberikan undangan pada ayahku,Jala para langsung bermaksud pergi,dan aku berusaha mencegahnya.
"kenapa buru buru?"
"ada tugas lain yang harus juga saya selesaikan,permisi tuan Panji dan tuan Dharma"
ayah lalu membaca undangan tersebut,setelah selesai membaca undangan itu dia serahkan kepadaku.
saat aku buka dan membaca undangan tersebut,ada dua hal yang membuat aku sangat terkejut.
ternyata ini adalah undangan pernikahan pangeran Suraprabhawa adik pangeran Surya wikrama dengan putri yang namanya membuat aku tercengang,ternyata putri yang akan menjadi istri pangeran Suraprabhawa adalah putri bhre Paguhan.,yaitu yang bernama putri Rajasa wardhana dewi dyah sripura.

Semenjak kami terusir dari istana dan kota raja,aku melihat sikap ayah sangat berubah,dia terlihat dingin dan jarang bicara.
aku mencoba untuk mengerti,mungkin ayah masih terpukul dengan peristiwa tersebut.
aku ingin menunggu apa yang akan ayah bicarakan usai membaca undangan tersebut,namun tidak ada hal apapun yang ayah bicarakan,seolah olah tidak ada undangan khusus buatnya.
"apa kita akan berangkat ke kota raja?" tanyaku pada ayah.
"apa itu penting?"
ayah malah balik bertanya kepadaku.
aku diam,tak ada lagi yang perlu aku tanyakan.

Hari demi hari terus berlalu,dan esok hari adalah pernikahan pangeran Suraprabhawa,aku cuma menunggu apa yang akan ayah katakan,dan aku tidak menanyakan hal ini lagi semenjak kedatangan undangan tersebut.
"apa kau ingin ayahmu kesana?"
"aku tidak berani katakan,itu semua terserah ayah"
"kita berangkat besok pagi"
aku cuma menganggukkan kepala,ternyata ayah mau berangkat ke kota raja,padahal sebelumnya aku sangat yakin jika ayah tidak akan kesana usai apa yang telah dia alami.

Ksatria Majapahit 5 eps Perang Wangsa RajasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang