Kematian Rangga Jaya

307 11 0
                                    


Suasana malam kian larut,semilir angin terasa mulai menusuk tulang,
aliran sungai terdengar deras mengalir,sementara sang bukan terlihat separuh diantara awan awan yang beterbangan.
Dharma terus mencoba untuk menahan rasa kantuk yang menderanya,sesekali kepalanya dia geleng gelengkan untuk mengusir rasa kantuknya.
sebagai pimpinan prajurit untuk saat ini,bisa saja dia menyuruh prajurit lainnya untuk berjaga,tapi sebuah tanggung jawab yang dibebankan padanya untuk mengawasi gerbang utara kota raja,membuat dia ingin melakukan tugas tersebut.
dari berita yang diterima dari para pengintai,akan ada pergerakan prajurit Samarawijaya dari sisi utara sungai untuk menyerang kota raja,namun hingga larut malam,belum ada tanda tanda kedatangan mereka.
"tuan Dharma"
"oh...paman Jala para,tolong jangan panggil saya tuan"
"anda adalah putra rakrian majapahit,jadi pantas jika saya panggil tuan"
"itu dulu paman Jala para,sekarang saya bukan siapa siapa"
"kalau perjuangan kita berhasil,ayah anda akan kembali menjadi rakrian dan anda akan menjadi ksatria Majapahit"
"paman Jala para,jika perjuangan ini berhasil,ayah akan kembali pulang"
"kenapa begitu"
"ayahku sudah tidak tertarik lagi dengan kehidupan istana"
ternyata kehadiran Jala para menjadi obat pengusir rasa kantuk Dharma.

Rangga jaya dan sejumlah prajurit Samarawijaya mulai bergerak disisi utara sungai berantas,mereka akan berencana melakukan penyerangan dadakan.
mereka berencana menyeberangi sungai berantas pada malam hari,dan menyerang kota raja pada pagi hari.

Malam kian larut,desiran angin kian terasa,sudah tidak terdengar lagi ucapan Dharma dan Jala para,mereka sudah terlelap dengan mimpi masing masing.
"Dharma...Dharma"
Dharma langsung terbangun dari tidurnya,dan beranjak pada asal suara yang telah memanggilnya.
"ayah"
"ajak beberapa orang prajurit,susuri sungai berantas,tiap perahu yang ada ditepian utara sungai,tarik seret ke selatan sungai,tiap tali penghubung tambang penyeberangan putus,"
"sampai mana ayah?"
"dari gerbang timur,sampai wira saba"
"baik ayah"
"sebelum matahari terbit,kamu harus temui ayah di pendopo"
dengan sejumlah prajurit,malam itu juga,Dharma menyusuri aliran sungai berantas dari gerbang masuk timur sampai gerbang masuk barat di wirasaba.
mereka dengan cepat memutuskan tali tambang di setiap penyeberangan sungai berantas,dan memindah perahu yang ada ditepian utara ke selatan.
hal ini dimaksudkan,jika prajurit Samarawijaya yang akan menyerang dari utara sungai tidak akan bisa,karena tidak bisa menyeberangi sungai berantas.

Rangga jaya tidak bisa berbuat apa apa,menjelang pagi,dia dan prajuritnya telah tiba,dan siap melakukan penyerbuan dari gerbang barat.
namun saat tiba di wirasaba,dia tidak menemukan satupun perahu.
"bangsat......,bagaimana ini bisa terjadi?"
gerutunya dengan nada marah,dia mulai kebingungan,sementara waktu terus berjalan.
"kita bergerak lagi ke barat sampai menemukan perahu"
pada akhirnya pergerakan prajurit Rangga jaya kian jauh,mereka harus segera bisa menemukan perahu.
sementara agak jauh dari tepian sungai berantas,prajurit Samarawijaya yang dibawah pimpinan Wijaya karana juga telah siap menyerang dari gerbang utara.
namun dia juga sama kecewanya dengan Rangga Jaya,karena tidak ada perahu ditepian sungai berantas.
"sial......rupanya mereka tahu rencana kita" ungkap Wijaya karana.
siasat pengepungan yang dilancarkan oleh Samarawijaya ternyata tidak berjalan dengan baik.
bhre Kertabhumi yang menunggu tanda penyerangan belum juga dia lihat.
"apa yang Rangga jaya lakukan?,kenapa belum ada tanda tanda dia menyerang".

Ksatria Majapahit 5 eps Perang Wangsa RajasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang