Kota Raja Berdarah

270 12 2
                                    


Bagai lepas dari mulut harimau,masuk ke mulut buaya.itulah gambaran para prajurit yang dipimpin oleh Panji.
mereka dengan susah payah berhasil lolos dari para prajurit majapahit,dengan cepat berlarian kearah barat,dengan maksud bergabung dengan prajurit dibawah pimpinan Surya wikrama.
tapi nasib berkata lain,saat mereka berlarian,ternyata dari arah depan muncul prajurit majapahit yang dipimpin oleh Samarawijaya dan bhre Kertabhumi.
dengan cepat mereka langsung menyerang para prajurit dari daha tersebut.
"habisi mereka semua...." teriak bhre Kertabhumi.
alangkah terkejutnya Panji melihat kenyataan ini,prajuritnya kini menjadi bulan bulanan prajurit majapahit.
mereka berlarian tidak tentu arah,dan menjadi santapan empuk pedang ,tombak serta keris para prajurit majapahit.
Panji terperangah melihat semua ini,dia sudah bingung dan pasrah dengan apa yang terjadi.
"ayah...ayo kita pergi..." teriak Dharma.
"tapi....bagaimana para prajurit kita?"
"lupakan sejenak ayah,ayo kita menyelamatkan diri" ajak Dharma.
mereka berdua lalu memacu kudanya kencang kencang dan lolos dari para prajurit majapahit.

Dharma tidak bisa berdiam diri,kala dia melihat ayahnya selalu duduk menyendiri.
"makanlah ayah" ucap Dharma sambil menyodorkan nasi kepada ayahnya.
Panji cuma diam,dia lihat nasi tersebut,tapi tangan ya tidak tergerak untuk mengambilnya.
"ayah harus makan,karena besok kita akan berperang lagi"
"aku tidak punya nafsu makan"
"makanlah" tiba tiba Surya wikrama muncul dan menyodorkan makanan tersebut pada Panji,dan Panji menerimanya.
"bagaimana mungkin,prajurit Samarawijaya bisa menghadangku?"
"mereka lari dari gerbang barat,dan disaat bersamaan berpapasan dengan prajuritmu Panji" jelas Surya wikrama.
belum sempat Panji menyuap nasi yang ada ditanganinya,hujan turun,sehingga dia berlari mencari tempat untuk berteduh.
hujan mulai agak deras,sesekali kilatan cahaya menyambar nyambar.
dalam ketenangan malam,terlihat sejumlah binatang ternak dan orang orang tua,wanita dan anak anak keluar dari rumah mereka membawa perbekalan,bukan cuma satu atau dua,melainkan puluhan.
"ada apa ini?" tanya Panji.
"kami mau meninggalkan kota raja,mencari tempat yang aman" jawab salah satu dari mereka.
"kenapa kalian tidak pergi besok pagi saja?"
"besok pagi pasti terjadi perang lagi,bagaimana kami bisa keluar rumah?"
Panji diam,baginya itu juga alasan yang masuk akal.

Hujan kian deras,tidak terlihat akan mereda dalam waktu dekat.
sementara ada empat pedati bergerak menyusuri bekas bekas pertempuran.
sebuah pedati ditarik oleh dua ekor sapi,mereka mengumpulkan keris,pedang ataupun tombak,sementara mayat mayat yang bergelimpangan,langsung mereka masukkan juga kedalam pedati.
darah tergenang dimana mana,aliran air hujan berubah menjadi merah,sementara sebagian penduduk mulai meninggalkan kota raja dibawah lebatnya hujan.
Samarawijaya tertegun melihat apa yang terjadi didepan matanya,tidak ada kata yang terucap cuma diam seribu bahasa.

"jika dalam tiga hari perang tidak selesai.." Samarawijaya diam,dia tidak melanjutkan kata katanya,seolah olah ada yang dia pikirkan.
sementara ketiga adik adiknya juga menunggu apa yang akan diucapkan kakaknya lagi.
"aku serahkan mahkota raja majapahit,pada paman Surya wikrama" lanjutnya.
meskipun suara guntur di luar sangat mengejutkan,apa yang dikatakan Samarawijaya jauh lebih mengejutkan bagi adik adiknya.
"kenapa harus menyerah kak?kekuatan kita jauh lebih besar"
sanggah Wijaya karana.
"kami semua disini berkorban untukmu kak" tambah bhre Pamotan.
"apa arti semuanya ini kak?,sia sia yang kita lakukan" ucap bhre Kertabhumi.
"kalian lihat keluar,kalian lihat pedati yang mengangkut ratusan mayat itu,apa itu harga yang harus dibayar olehku untuk menjadi raja?"
ucap Samarawijaya.
"itu adalah bagian dari perjuangan kak" sanggah bhre Kertabhumi.
"dengar kalau kau ingin jadi raja,lanjutkan,aku tidak ingin menjadi raja dengan ribuan korban jiwa" ungkap Samarawijaya,dan dia langsung berjalan meninggalkan adik adiknya.

Ksatria Majapahit 5 eps Perang Wangsa RajasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang