Pagi masih terlihat agak gelap,dan matahari belum terbit,kami berdua akhirnya memutuskan untuk pergi ke kota raja pada pagi buta.
sebenarnya ibu sangat khawatir akan kepergian kami,dia takut terjadi apa apa nantinya,namun ayah berhasil meyakinkan ibu jika tidak akan terjadi apa apa.
kami tidak terlalu memacu kuda kami,karena jarak yang kami tempuh dengan kota raja tidaklah terlalu jauh.
jika diukur dengan kaki,perjalanan dari desa kami ke kota raja bisa ditempuh dari pagi sampai sore.
ketika matahari tidak terlalu tinggi,kami sudah memasuki hutan tarik,suasana sunyi meliputi hutan ini,bagi sebagaian penduduk majapahit,hutan ini menyimpan cikal bakal berdirinya majapahit."berhenti anakku" ucap ayah,ternyata ada lima orang berkuda yang menghalangi jalan kami.
aku tarik keris yang terselip di pelatnas kuda,firasatku berkata jika mereka bukan orang baik baik.
"tuan Panji raka jaya"
sebut salah satu diantara mereka,lalu secara perlahan kami dekati.
"kami diutus tuanku Surya wikrama untuk menjemput anda"
"ayo....kalau begitu" ajak ayah.
"tapi kita lewat sebelah sini tuan"ajaknya.
ayah cuma diam,dan kulihat dia memikirkan sesuatu.
"bukankah jalan ke kota raja harus lurus ke barat?" tanya ayah.
"saya diperintahkan tuanku Surya wikrama untuk membawa anda lewat jalan selatan"
"kalau begitu kamu dulu,aku mengikuti di belakangmu" pinta ayah.
ternyata mereka setuju dengan apa yang ayah inginkan.
aku tetap waspada dan berjaga jaga jika ada hal yang tidak kami inginkan.Akhirnya kami tiba pada sebuah perkampungan,dan aku sedikit kaget dengan perkampungan tersebut,ternyata tidak begitu banyak rumah,tapi banyak sekali orangnya.
setiap berpapasan dengan kami,mereka selalu tersenyum dan menganggukkan kepala.
saat kami lebih masuk kedalam lagi perkampungan ini,terlihat jelas,kalau ini bukan perkampungan,tapi mirip tempat latihan prajurit.
"tempat apa ini?" tanya ayah.
"sebentar lagi tuan Panji akan mengerti"
kami berhenti pada sebuah rumah yang tertutup rapat dan sepi,namun terlihat beberapa orang yang menjaganya.
"silahkan tuan"ucap orang yang bersama kami mempersilahkan masuk ke rumah tersebut.
saat kami melangkah,pintu rumah itu terbuka,dan aku kenal wajah orang yang membuka pintu tersebut dari dalam.
"Jala para..."ucapku
"silahkan masuk" ucap Jala para.
saat kami masuk,ada hal yang tidak kami percaya,ternyata pangeran Surya wikrama telah menanti kami.
"duduklah paman Panji,dan kau Dharma"
aku dan ayah langsung duduk,namun kepalaku langsung berisi pertanyaan,ada apa ini?.
"paman Panji,aku harap kau tidak terkejut"kata pangeran Surya wikrama.
"sebenarnya aku terkejut tuan pangeran"
"aku telah menyusun sebuah rencana"
ayah terdiam sejenak,seolah olah ayah sudah mengerti arah pembicaraan pangeran Surya wikrama.
"ini yang paling aku takutkan sebenarnya,sesama wangsa rajasa timbul pertikaian"
kini giliran pangeran Surya wikrama yang sejenak terdiam,tak lama kemudian dia kembali berkata.
"seandainya kakakku Rajasa wardhana naik tahta tidak dengan kudeta,aku pasti menerima"
ayah kembali diam,dan aku sudah bisa menebak,kemana arah pembicaraan pangeran Surya wikrama dan maksudnya membawa kami kesini.
seandainya saja aku dimintai pendapat,tentu aku akan berada di belakang pangeran Surya wikrama,karena tujuan utamaku adalah membalas perlakuan rakrian Aji permana dan Rangga jaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit 5 eps Perang Wangsa Rajasa
Historical FictionTergulingnya raja dyah Karta wijaya oleh anaknya,membuat peristiwa serupa terus terjadi,perebutan kekuasaan wangsa rajasa silih berganti di setiap pergantian raja. masing masing pihak selalu berhak menjadi raja dari yang lainnya,hal ini yang membuat...