Serbuan Dari Daha 2

283 11 0
                                    


Pagi ini suasana agak cerah,meskipun terlihat awan kehitam hitaman yang berpencaran di atas angkasa dan belum menyatu.
hujan deras yang mengguyur daha semalam,mengakibatkan sungai berantas airnya meluap,dan sangat deras mengalir ke arah timur.
perahu perahu besar mulai bergerak meninggalkan daha,sementara bagi orang orang yang ada diatas perahu tersebut,ini adalah berkah,dengan meluapnya aliran air sungai berantas,maka laju perahu mereka akan lebih cepat dan tidak perlu untuk mendayung perahu tersebut.

Sementara disisi lain,ratusan prajurit berkuda daha menyusuri jalanan licin dan berlumpur akibat hujan semalam.
mereka terus memacu derap kaki langkah kuda mereka,dengan harapan,sebelum matahari diatas kepala mereka sudah tiba ditempat yang direncanakan.
"kita akan berkumpul di perbukitan kecil sebelum wirasaba"
ucap Surya wikrama kepada orang orang dekatnya yang juga memacu kuda disebelahnya.

Bagai angin yang berhembus kencang menerpa dinding istana,kabar serangan daha membuat gusar para penghuni istana majapahit.
Samarawijaya tidak ingin terlambat mengantisipasi situasi yang terjadi,dia perintahkan seluruh prajurit bergerak menuju wirasaba.
"ini jadinya jika kita mengulur ngulur waktu"
"apa maksudmu adikku Kertabhumi?" tanya Samarawijaya kepada adiknya tersebut,yang merasa tidak mengerti.
"dari dulu aku pinta kakak menyerang mereka,dan ini akibatnya"
Samarawijaya diam,dia merasa apa yang adiknya katakan ada benarnya,tapi ikatan keluarga membuat dia selalu mempertimbangkan setiap tindakan.
ribuan prajurit langsung bergerak ke wirasaba untuk menghadang para prajurit daha.
"akan aku habisi mereka semua"
ucap bhre Kertabhumi.
"pasti adikku,akan aku hukum paman Suraprabhawa atas sumpah palsunya kepadaku" ungkap Wijaya karana menambahkan.

Ternyata kedatangan Surya wikrama ke bukit berkumpulnya prajurit agak terlambat,karena matahari telah sedikit condong ke barat.
tak lama kemudian,datang para prajurit yang berjalan kaki yang lewat sungai berantas dengan perahu besar.
"kita atur siasat disini,semoga tidak turun hujan malam ini"
harap Surya wikrama yang melihat mendung menggelayuti angkasa.
dengan cepat para prajuritnya mendirikan barak barak seadanya,untuk bisa buat istirahat dan tidur malam ini.
Panji dan Dharma langsung bergerak bersama ribuan prajurit lainnya kearah timur kota raja.
rencana serangan mereka adalah gerbang barat dan timur,dengan harapan prajurit majapahit akan terpecah.

Hujan akhirnya tidak jadi turun semalam,suasana kota raja terlihat sepi dan lengang.
para penduduk memilih untuk tidak keluar rumah hari ini,berita datangnya serangan dari daha,membuat mereka sangat khawatir jika ada diluar rumah.
suasana terasa begitu sepi,seluruh prajurit majapahit menanti datangnya serangan dari daha,yang konon hari ini akan mereka lancar kan.
"matahari sudah agak tinggi,tapi mereka belum terlihat"
kata para prajurit yang ada pada posisi terdepan.
derap langkah kuda yang dipacu dengan kencang terdengar dari arah belakang barisan prajurit majapahit,
penunggang kuda tersebut langsung melompat dari atas pelana kudanya,
dan berlari kepada Samarawijaya yang tengah berjajar bersama adik adiknya diatas punggung kuda.
"sembah hormat yang mulia"
ucap prajurit tersebut,kini semua mata mulai tertuju kepada prajurit itu.
"ada apa?" tanya Samarawijaya dengan santainya,seolah tidak ada kabar istimewa yang dibawa prajurit tersebut.
"gerbang selatan diserang"
"apa....."
alangkah terkejutnya Samarawijaya mendengar berita tersebut,sontak terjadi kegaduhan pada para prajurit majapahit.
kini semua pandangan prajurit majapahit tertuju kepada Samarawijaya,mereka menanti perintah selanjutnya.

Ksatria Majapahit 5 eps Perang Wangsa RajasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang