Serbuan Dari Daha

296 13 0
                                    


Hari demi hari telah berlalu,Samarawijaya belum mengambil tindakan apapun terkait Surya wikrama,mungkin hubungan paman dan mertua yang sedikit banyak mempengaruhi pemikirannya.
tapi pemikiran Samarawijaya ini sangat bertentangan dengan apa yang adik adiknya pikirkan,mereka sangat menginginkan dualisme atara daha dan majapahit segera berakhir.
bagi mereka saat ini,cuma ada satu jalan,yaitu segera menyerang daha.

Dharma terus mengamati aliran sungai berantas,dia belum beranjak dari tempatnya tersebut.
"apa yang kau pandangi anakku?"
"aku tidak tahu apa yang kucari ayah?"
"perihal perang ini?"
"benar"
"apa kau mulai bosan dan jenuh tentang semua ini?"
"aku ada disini karena ingin mengembalikan kehormatan ayah"
"apa kau sudah berhasil?"
"belum"
"kalau begitu buang semua rasa jenuh dan bosan,karena ini belum selesai"
Dharma terdiam,apa yang ayahnya katakan memang benar,mereka belum mengembalikan kehormatan yang telah hilang.

Bhre Kertabhumi sudah tidak sabar menunggu dan menunggu,dia ingin secepatnya melakukan penyerangan ke daha.
namun apa yang menjadi keinginannya tersebut,selalu dicegah oleh kakaknya Samarawijaya.
"kak...,kita harus segera menyerang mereka,tidak bisa kita membiarkan keadaan begini terus" usul bhre Kertabhumi kepada ketiga kakaknya.
"aku rasa ada benarnya dengan yang dikatakan oleh Kertabhumi kak" ungkap Wijaya karana menambahkan.
Samarawijaya terdiam sejenak,dia masih berpikir tentang usulan adik adiknya.
"jangan ragu kak,buang semua ikatan keluarga" tambah bhre Pamotan.
karena terlihat jelas keraguan pada diri Samarawijaya.

Samarawijaya masih dalam kebimbangan untuk menyerang daha,hal yang paling mendasar adalah ikatan paman dan juga mertua.
dia tatap istrinya dengan penuh keteduhan,seolah ada yang ingin dia tanyakan pada istrinya tersebut.
"aku berperang dengan ayahmu isteriku,aku ingin bertanya,jika salah satu mati,maka kau ingin siapa yang mati?"
istrinya tidak menjawab,dia cuma menundukkan pandangan,sejenak dia berpikir.
"jika aku boleh memilih?" istrinya balik bertanya.
"silakan"
"aku tidak ingin mati kedua duanya,dan aku tidak ingin perang ini"
"kalau begitu,siapa yang akan jadi raja majapahit?"
"kalau kang mas Samarawijaya yang menjadi raja,aku kehilangan ayah.tapi kalau ayah yang jadi raja,aku kehilangan kang mas Samarawijaya"
"lalu apa yang harus aku lakukan?"
"kang mas Samarawijaya yang bisa menentukan,saya cuma ikut,dan telah siap lahir bathin apapun yang terjadi"
selama ini pemikiran Samarawijaya tidak terlepas dari pengaruh adik adiknya.

Keinginan Surya wikrama untuk kembali menyerang kota raja mulai kembali dipersiapkan,dia sudah merasa kekuatan prajurit yang dimiliki sudah berimbang dengan kekuatan prajurit majapahit.
dia sangat ingin agar serangan ini segara terlaksana.
"dalam dua hari kedepan,kita akan serang kota raja,apa semuanya sudah siap?" tanyanya pada orang orang dekatnya.
"jangankan dua hari kedepan,hari ini berangkat aku siap" kata Suraprabhawa.
"kami siap" tambah Panji.
"kalau begitu kita siapkan segala sesuatunya mulai hari ini"
ucap Surya wikrama menutup pembicaraan.

Awan hitam menggelayuti langit langit daha,warnanya kian lama kian hitam,mendung tebal mulai menyelimuti,dan sinar mentari tidak mampu menembusnya.
"ayo cepat...hujan akan turun"
itulah gambaran kata kata warga daha saat ini kala melihat pekatnya mendung di angkasa.
tapi hujan belum juga turun,meskipun kilatan kilatan cahaya acapkali muncul dan di dibarengi suara guntur yang menggelegar,namun hujan belum juga turun.
para prajurit daha terus mengasah pedang dan keris,serta mempersiapkan perisai yang akan mereka bawa.
kuda kuda juga telah mereka persiapkan,begitu juga perahu perahu besar siap untuk mengangkut para prajurit daha.

Ksatria Majapahit 5 eps Perang Wangsa RajasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang