M2H - 1

2K 75 27
                                    

Ada yang udah pernah baca ceritaku yang judulnya Man 2 Heart belum?
Nah ini adalah Man 2 Heart versi jjp karena cerita lama itu JB fairing Suzy dan Jennie.

Ceritanya tetap cuman aku ubah sedikit aja dan ini adalah non-yaoi alias gs ya. Semoga kalian suka sama cerita ini.
Happy reading~
-
-
-
-

Aku masih menatap pantulan diriku dicermin besar didalam kamarku. Aku menggunakan dress berwarna ungu dengan sedikit biru dibagian bawahnya. Tak lupa aku memoles wajahku dengan riasan senatural mungkin dan tak lupa menghiasi bibirku dengan liptint berwarna merah muda.

Aku masih terus menatap dan berpikir mengapa aku harus berdandan seperti ini?

Mengapa aku harus sibuk untuk melakukan sesuatu yang sebenernya melukaiku?

Entahlah...

Cinta yang membuatku begini.

Cinta yang membuatku menjadi seseorang yang bodoh.

Cinta yang membuatku rela melakukan apapun untuknya.

Cinta yang membuatku jatuh kedalam lubang kehancuran yang paling dalam.

Cinta yang membuatku harus merasakan sakit.

Ya, cintaku pada suamiku Im Jaebeom yang membuatku begini.

"Sayang.. "

Hingga aku terkejut ketika ada sepasang tangan yang merengkuh tubuhku dari belakang dan berhasil membuyarkan lamunanku.

"Kau baik-baik saja.. Hm?" tanyanya dengan lembut.

Tuhan... aku benar-benar tidak bisa lepas darinya. Pria ini membuatku jatuh, jatuh dan jatuh setiap saat kepadanya. Sikapnya yang lembut dan perhatiannya kepadaku membuatku semakin dalam terjerat pada pesonanya.

"Sayang-- Jie"

"Ah... I-iya b-bumm"

Sekilas ku lihat wajahnya dicermin dan ia hanya tersenyum kemudian mengecup singkat leher jenjangku.

"Ayo kita ke bawah sayang semuanya sudah menunggu" ia kemudian melepaskan pelukannya dariku.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan. Aku kembali fokus ke meja riasku tanpa memperdulikan keberadaannya. Aku mulai mencari kuas dan kotak blush on karena aku memang belum memakainya.

Sungguh, aku ingin menangis saat ini. Dadaku rasanya sesak menahan semua rasa sakit ini. Namun aku harus bisa menahannya dihadapan tuan Im ini karena aku tidak mau membuatnya khawatir dan bersedih. Ia harus bahagia.

"Hey... Sayang kenapa?"

Nada suaranya penuh khawatir. Ia kemudian berlutut dihadapanku sambil menggengam tanganku. Seketika aktifitasku terhenti dan kini aku hanya menunduk enggan menatapnya dan lebih memilih menatap kuas ditanganku.

Satu tangannya terulur ke wajahku kemudian mengangkat pelan daguku ke atas hingga akhirnya mata kami saling bertemu. Ia sepertinya mengetahui perasaanku saat ini.

"Nan gwenchana, Jaebeom"

Aku tersenyum manis berusaha meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

"Jangan berbohong-"

"Aku tidak apa-apa, turunlah terlebih dahulu setelah selesai menggunakan ini aku akan turun" sela ku sambil tersenyum dan memperlihatkan kepadanya kotak blush on berserta kuasnya.

Dia hanya menghela nafas kemudian tersenyum kepadaku.

"Baiklah aku tunggu dibawah, sayang"

Ia kemudian mencium keningku dan pergi berlalu meninggalkanku. Tanpa berfikir panjang aku kemudian memoleskan blush on ke wajahku secara merata. Setelah selesai dengan semuanya aku bangkit hendak keluar dan pergi menuju halaman belakang.

'Apa aku akan kuat menghadapi semuanya ini?'

Aku kembali memperhatikan diriku dipantulan cermin. Aku berusaha tegar dan memang aku harus kuat semuanya demi kebahagiaan suamiku. Aku tersenyum kemudian dengan hati yang lapang melangkahkan kakiku berjalan keluar kamar menuju halaman belakang rumahku.

Setelah sampai diambang pintu menuju halaman belakang sekilas aku melihat banyak sekali tamu yang datang. Banyak kolega bisnis suamiku juga ada teman-temannya yang datang. Hatiku semakin tidak karuan kala melihat dua orang yang sedang asik tertawa sambil merangkul mesra satu sama lain.

Aku menunduk lalu memejamkan mataku merasakan sesak didadaku dan aku berusaha untuk tidak menitikan air mata. Kini, berat rasanya untuk melangkah dan menemui banyak orang diluar sana terutama teman-teman ku yang datang malam ini. Mereka pasti akan menanyakanku ini dan itu yang membuatku terlihat lemah dan aku tidak mau.

Aku kuat. Aku bisa.

Hingga sentuhan seseorang dipundakku membuatku kembali menegakkan kepalaku.

"Jika kau tidak sanggup lebih baik diam dikamar saja, Jinyoung-ah"

Aku kemudian menatapnya yang sudah berdiri disampingku. Wajahnya begitu tenang membuat hati ku pun lebih sedikit membaik.

"Eonnie, aku tidak apa-apa"

"Kau tidak akan pernah bisa membohongiku, Jinyoung" ucapnya cepat.

Iya, memang aku tidak pandai berbohong kepadanya. Bahkan dia selalu bisa membuatku ketahuan bahwa aku sedang berbohong kepadanya.

"Jika saja dari awal kau berkata bahwa kau tidak bahagia aku akan mencegah semua ini terjadi, Jinyoung" ia kemudian menatapku sendu.

"Tidak eonnie justru aku sangat, sangat, sangat bahagia eonnie apalagi bisa melihat Jaebeom tertawa seperti itu"

Aku kemudian memandang ke arah suamiku yang sedang tertawa bahagia. Sejujurnya, perasaanku sakit melihat tawa bahagia Jaebum itu. Dan sekali lagi aku berbohong kepadanya.

'Mianhae eonnie' batinku.

"Ck! kau memang pembohong yang baik, Jinyoung-ah"

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Semua yang Yoona eonnie ucapkan itu memang benar tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku terlalu mencintai pria itu adiknya sendiri yaitu Im Jaebeom.

"Hmm.... Eonnie sepertinya aku harus segera ke sana untuk menemui teman-teman ku dan tamu lainnya yang sudah datang"

Dia tersenyum. "Baiklah, aku juga harus mengurus sesuatu dibelakang sana"

"Ne, eonnie"

Ia tersenyum kepadaku kemudian pergi menuju ke dapur dan meninggalkanku. Aku perlahan menarik nafasku berusaha untuk tenang dan kemudian membuka pintunya.

To be continue...

Man 2 Heart (JJP Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang