M2H - 14

342 36 3
                                    

Jinyoung tersenyum saat melihat bunga anggrek yang baru saja disimpan sang ibu di sampingnya. Jaejoong memesannya kemarin pagi dan baru datang hari ini.

"Wah indah sekali" gumam Bambam yang kini menatap lekat-lekat bunga tersebut.

"Itu anggrek yang sangat langka dan harganya lumayan, Bam. Uang untuk membayar semesteran mu saja mungkin tidak akan cukup untuk membeli bunga itu"

Bambam menoleh menatap Jinyoung yang tengah menyirami bunga-bunga yang lain.

"Memang harganya berapa?"

Jinyoung tersenyum, "Seharga dua unit mobil keluaran terbaru, Bam. Ya, kau bisa bayangkan sendiri berapa jumlah nominalnya"

Bambam menatap tidak percaya ke arah bunga yang ada di hadapannya. Gila! Ternyata keluarga Jinyoung kaya sekali. Tapi jika dilihat sekilas, mereka tidak pernah menunjukkan bahwa mereka keluarga berada. Keluarga Jinyoung yang Bambam kenal adalah keluarga yang sederhana. Maka dari itu Bambam luar biasa terkejut akan perkataan Jinyoung barusan.

"Woah, Daebak!" Bambam menggelengkan kepala, "Aku tidak menyangka bunga seperti ini saja harganya bisa semahal itu. Pantas bentuk dan warnanya sangat indah dan berbeda dari kebanyakan anggrek yang pernah aku lihat. Kalau aku punya bunga seperti dan hilang, mungkin aku tidak akan makan satu tahun mengingat harganya yang fantastis. Kau harus menjaganya baik-baik, Jinyoung"

Jinyoung mengangguk, "Ibu pasti menjaganya dengan baik"

Setelah itu suasana menjadi hening. Jinyoung dan Bambam kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing hingga suara Bambam mengintrupsi kegiatan mereka berdua.

"Jinyoung"

"Hmm"

"Kapan kau kembali ke Seoul?"

Jinyoung mengendikkan bahu, "Aku tidak tahu, Bam. Aku masih merindukan kedua orang tua ku dan juga dirimu, mungkin beberapa hari lagi"

"Begitu------ lalu suami mu, bagaimana keadaannya?"

"Dia sudah lebih baik, bam. Demamnya sudah turun tapi kepalanya masih pusing jadi aku suruh dia istirahat dulu di kamar"

Bambam mengangguk, "Syukurlah kalau begitu. Jinyoung, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

Jinyoung yang tengah menyapu menoleh pada Bambam yang masih sibuk memperhatikan daun pohon jeruk yang berlubang karena di makan ulat.

"Kemana Bam?"

"Nanti kau akan tahu. Lebih baik kita selesaikan ini dulu"

"Okay"

*****

Pagi ini Youngjae merasakan perutnya seperti di aduk-aduk. Sudah lima kali ia muntah-muntah bahkan sampai menangis karena rasanya tidak kuat lagi untuk mengeluarkan isi perutnya padahal yang ia muntahkan hanyalah cairan bening. Yenny yang mengetahui itu membantu menantunya dengan memijit tengkuk Youngjae. Ia pun mengambilkan tissue dan mengusap wajah Youngjae yang berkeringat.

"Masih mual?" Tanyanya.

"Sudah tidak, eomma"

"Ya sudah kalau begitu kau istirahat saja ya, eomma bantu ke kamar"

Youngjae hanya mengangguk sebagai jawaban. Yenny pun membantu memapah Youngjae hingga sang menantu kembali terbaring di ranjang.

"Eomma akan menghubungi dokter Ahn untuk memeriksakan kondisimu, tunggu sebentar"

Youngjae menggeleng, "Tidak usah, eomma. Aku hanya masuk angin. Minum obat dan istirahat pun pasti langsung sembuh"

"Tapi sayang, eomma mengkhawatirkanmu. Eomma takut terjadi sesuatu yang buruk padamu. Biar dokter periksa ya?"

Man 2 Heart (JJP Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang