M2H - 36

447 56 48
                                    

Hari demi hari telah Jinyoung lalui. Tidak ada yang spesial dari kehidupannya di Paris. Tiga bulan ini Jinyoung sibuk bekerja di rumah sakit. Namun ada yang berbeda dari biasanya. Sepulang dari rumah sakit Jinyoung akan kembali bekerja di sebuah kedai makanan khas Korea yang terletak tidak jauh dari kediamannya. Kedai tersebut buka dari hari senin sampai Jumat. Kedai itu juga buka pukul lima sore sampai sembilan malam. Kebetulan Jinyoung selalu mendapatkan shift pagi jadi sore harinya ia bisa langsung pergi ke kedai tersebut.

Seperti hari ini, Jinyoung sudah berada di kedai. Ia baru saja mengantarkan beberapa pesanan terakhir sebelum kedai tutup. Namun ada yang nampak berbeda darinya saat ini. Ia mendudukan dirinya di samping meja kasir. Keringat dingin mengalir membasahi sudut wajahnya. Wajah manisnya pun terlihat pucat. Entah mengapa Jinyoung merasa lemas sekali hari ini. Perutnya pun terasa melilit. Ia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di atas meja. Menenggelamkan wajahnya pada meja kemudian menarik nafas.

"Jinyoung, kau baik-baik saja?" tanya salah satu teman Jinyoung yang kini duduk di sampingnya. Jinyoung hanya mengangguk sebagai jawaban. Untuk berbicara pun rasanya Jinyoung malas.

"Kau mau aku buatkan air jahe?" tanyanya lagi. Jinyoung menggeleng sebagai jawabannya.

"Jinyoung, kenapa?" tanya salah seorang wanita yang baru saja datang menghampiri keduanya.

"Sepertinya Jinyoung sakit, eonnie" jawab teman Jinyoung. Sementara Jinyoung hanya diam.

Wanita itu menatap Jinyoung yang kini terbaring di atas meja. Ia merasa khawatir pada Jinyoung.

"Baiklah, kalau begitu sekarang kita tutup saja ya. Aku akan membantu mu, Min"

Lee Min yang mendengar ucapan bosnya merasa tidak enak pun menggeleng. "Tidak usah, eonnie. Biar aku saja yang bereskan semuanya"

"Tidak apa, Min. Kau tidak perlu merasa tidak enak padaku. Kau akan lelah kalau membereskannya sendiri. Jadi biar aku bantu saja"

"Eum baiklah kalau begitu. Terima kasih, Sunny eonnie"

Kim Sunny---- bos nya itu pun tersenyum kemudian pergi meninggalkannya. Ia melirik Jinyoung kemudian menepuk punggung Jinyoung.

"Jinyoung, kau pindah lah ke ruang ganti. Aku akan membereskan ini dulu"

Jinyoung pun bangkit dan menatap Min yang ada di sampingnya. Min bisa melihat wajah pucat Jinyoung.

"Jinyoung, kau pucat sekali. Pulang nanti biar aku antar ya?" ujarnya khawatir.

Tiba-tiba bibir tebal Jinyoung melengkung ke bawah. Mata bulatnya berkaca-kaca membuat Min kaget dan bingung.

"Jinyoung, kau-"

"Maafkan aku hiks maafkan aku, eonnie hiks hiks a- aku sakit ja- jadi ti - tidak bisa membantu hiks huwaaaaaa maafkan aku" tangis Jinyoung pecah.

"Eh? Jinyoung-"

Min sebetulnya kebingungan dengan Jinyoung yang tiba-tiba saja menangis. Yang ia tau Jinyoung adalah sosok yang kuat bahkan ketika sakit. Pernah suatu waktu ketika Jinyoung baru saja bekerja selama tiga hari disana, gadis itu mengeluh pusing dan tidak enak badan. Ia pun akhirnya tidak bisa membantu untuk membereskan kedai. Pada saat itu Jinyoung meminta maaf dan tidak menangis. Namun kali ini entah mengapa Jinyoung jadi seperti ini. Padahal kalau di bandingkan dengan saat itu, kondisi Jinyoung tidak terlalu parah.

"Aduh... Iya tidak apa-apa, Jinyoung. Sudah jangan menangis lagi" tenang Min yang kini memeluk tubuh Jinyoung.

"Maafkan aku hiks"

"Iya sudah ku maafkan. Lebih baik sekarang kau tunggu saja di ruang ganti ya" Jinyoung mengangguk sebagai jawaban.

Min pun membawa Jinyoung menuju ruang ganti. Setelahnya ia pun langsung menuju ke depan san membantu Sunny membereskan kedai.

Man 2 Heart (JJP Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang