M2H - 25

359 41 5
                                    

"Kenapa?"

Satu kata yang Jaebeom lontarkan saat Jinyoung, Yoona beserta kedua mertuanya menatapnya dengan tatapan aneh.

Bagaimana tidak aneh, di hadapan mereka ada sosok Jaebeom yang terkenal sangat tidak menyukai buah durian tengah memakannya dengan lahap seperti orang kelaparan. Mata sipitnya berbinar bahagia saat buah tersebut masuk ke dalam mulutnya. Jangan lupakan senyuman bulat sabit menghiasi wajah tampan nya.

Jinyoung hanya diam tidak menjawab pertanyaan suaminya tadi. Wanita itu memperhatikan seluruh pergerakan Jaebeom dan tanpa sadar tangannya yang berada di dalam selimut mengusap lembut perut ratanya.

"Ani-- lanjutkan saja makannya"

Jaebeom hanya mengangguk sebagai jawaban atas titah ibu mertuanya. Lantas, ia kembali memakan buah durian nya dengan lahap. Sementara yang lain hanya menjadi penonton saja.

Tanpa sadar Jinyoung menelan ludah. Bukan, bukan Jinyoung ingin hanya saja cara makan Jaebeom lah yang membuatnya harus menelan ludah.

Sepertinya enak. batinnya.

"Kau mau sayang?"

Jinyoung mengerjap saat suara Jaebeom menggema. Pria tampan itu menyodorkan satu buah durian ke hadapannya.

Jinyoung menggeleng, "Tidak, kau habiskan saja ya. Aku masih kenyang tadi makan kue yang di bawa ibu"

"Yakin? Ini enak sekali lho"

"Eum, iya"

Jinyoung sedikit bergeser kemudian mengusap sudut bibir Jaebeom yang belepotan. Posisinya, Jaebeom kini tengah duduk di samping ranjang Jinyoung. Wanita itu terkekeh, lucu sekali sebab suaminya itu makan seperti anak kecil. Rasanya ia baru melihat Jaebeom yang seperti ini. Selama menikah, pria itu tak pernah menunjukkan sisi lucunya. Ia selalu bersikap dewasa meskipun manjanya kadang membuat Jinyoung kesal.

Tidak apa, toh manjanya hanya pada Jinyoung.

Youngjae?

Kalian pasti tau sendiri bagaimana kalau mereka berdua. Penulis tidak ingin menjabarkannya. Membayangkannya saja sudah makan hati.

Oke, kembali lagi.

"Apa kau sedang mengidam?" Jaebeom sontak melirik Yunho yang duduk di sebelah Jaejoong. Begitu pula yang lainnya.

"Sepertinya begitu, ayah. Apa ayah pernah mengidam juga saat ibu hamil Jinyoung?"

Yunho mengangguk, "Pernah, bahkan aku yang muntah-muntah dan mengalami gejala kehamilan yang lainnya. Kata orang tua dulu, kalau istri mu tengah mengandung dan kau yang merasakan segalanya, itu tandanya kau sangat mencintainya hingga rela berkorban merasakan hal tersebut. Dan hal itu memang benar adanya"

Jaebeom terdiam, mendadak otaknya blank mendengar ucapan Yunho. Pria tampan itu mencerna baik-baik kalimat ayah mertuanya itu.

Apakah aku sangat mencintai Youngjae?

Tanpa sadar, hati kecilnya bertanya seperti itu. Ia kemudian menoleh ke samping dimana Jinyoung tengah menatapnya dengan binar polos. Menggemaskan sekali.

"Iya, sepertinya karena aku sangat mencintainya hingga merasakan hal seperti ini"

Jinyoung hanya diam mendengar ucapan Jaebeom. Entah harus bagaimana menggambarkan perasaanya sekarang.

Abstrak.

"Tapi Youngjae juga muntah-muntah dan mengidam, paman. Bukankah jika seperti yang tadi paman katakan harusnya hanya Jaebeom yang merasakan ya? Lalu, kenapa Youngjae juga merasakannya?" celetuk Yoona yang sedari tadi memperhatikan.

Man 2 Heart (JJP Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang