Bab 7 (Seandainya)

1.5K 102 36
                                    

***

Mahendra masih bersikukuh ingin melepas jarum infusnya, Ia trauma pada keadaan nya, Ia tidak mau kehilangan jejak Alana, Ia ingin meminta maaf dan memperbaiki semuanya. Tapi, dokter tidak memperbolehkan Mahendra dan Stella bahkan menganggapnya gila. Dokter mengambil jarum suntik untuk menenangkan Mahendra dengan memberi efek kantuk (obat tidur) Mahendra dipegangi oleh beberapa orang sampai akhirnya kemarahan nya membuncah.

"Cukup!" Bentak Mahendra cukup keras.

"Aku ini Manusia! Kenapa kalian memperlakukan aku seperti binatang?!" Ucapnya lagi dengan nada marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ini Manusia! Kenapa kalian memperlakukan aku seperti binatang?!" Ucapnya lagi dengan nada marah. "Aku tidak Gila! Aku masih waras!" Mahendra berusaha melepaskan jarum infus nya sendiri.

"Jangan halangi Aku!" Ucap Mahendra angkuh ketika dokter berusaha mendekat dan menahan nya

"Tadi aku sudah meminta baik-baik, tapi kalian tidak mendengarkan permintaanku, jadi biarkan aku melepaskan alat ini sendiri" Sembari berucap Mahendra mencabut jarum itu

"Kak Mahendra!" Teriak Stella yang tak habis pikir dengan kenekatan Kakaknya.

Karena kebodohannya lagi-lagi Mahendra melukai dirinya sendiri, tangan nya mengeluarkan darah sehingga dokter langsung mengambil tindakan cepat dengan mengikatkan perban utk menghentikan aliran darah yang mengalir, beruntung obat dalam infusan itu tidak mengandung obat-obatan untuk penormalan tekanan darah, jika saja Iya, tentu saja Mahendra bisa mati.

"Kak Mahendra apa-apaan sih?" Omel Stella saat dokter sedang membantu mengobati luka ditangan Mahendra.

"Kenapa? Bukankah tadi aku sudah meminta secara halus, kalian sendiri yang memaksaku untuk melakukan hal ini" gumam Mahendra dengan nada tak bersahabat. Stella mengatupkan mulutnya dan Ia menunduk.

Dokter selesai memberi penanganan untuk luka yang diderita Mahendra, kini mereka pun keluar dari ruangan itu.

"Sekarang kamu kasih tahu Kakak dimana Anaknya Alana dirawat"

"Aku nggak tahu"

"Stell!"

"Aku bener-bener nggak tahu Kak"

Mahendra menggeleng jengkel, Ia pun bergegas keluar dari ruangan nya

"Kak Mahendra!" Panggil Stella, namun Ia tidak mampu mencegah Mahendra.

Stella mengikuti kemana Mahendra pergi, ternyata Pria itu bertanya pada salah seorang perawat.

"Permisi suster, apakah ada Pasien anak yang di rawat atas nama Alendra"

"Tunggu sebentar ya Pak" ucap suster itu, Mahendra mengangguk meskipun gelisah rasanya menantikan jawaban dari sang suster

"Pasien anak atas nama Alendra, Putra dari Ibu Alana Prameswari. Berada di ruang VIP kelas 1, dari sini Anda lurus lalu belok kanan" terang suster

One Night Stand IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang