"Kamu adalah kebahagiaanku yang sempurna, bersamamu aku merasa utuh, tanpamu aku rapuh"
***
Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan bagi Alana dan Mahendra, pasalnya ini adalah hari dimana Alana akan melahirkan. Mahendra terlihat berkeringat dingin diruang persalinan Ia tidak henti-hentinya melafalkan doa demi keselamatan istri dan calon bayinya. Mahendra mengusap sayang rambut Alana dan sesekali mengusap peluh dikening Alana, wanita itu sedang berjuang untuk melahirkan anaknya. Dengan rasa panik sekaligus senang akhirnya Mahendra bisa merasakan bagaimana rasanya bisa mendampingi sang istri melahirkan. Dulu, saat Ia berpisah dari Alana Ia tidak memiliki kesempatan untuk berada disamping Alana ketika Ia melahirkan putra pertama mereka yang diberi nama Alendra Jayatama itu.
"Ayo Bu, terus dorong" ucap dokter itu menuntun Alana.
Alana berjuang menghembuskan nafas dan mendorong sekuat tenaga. Mahendra berkaca-kaca melihat raut kesakitan yang diperlihatkan istrinya, sungguh Ia sangat menyesal karena selalu mengeluh tiap kali sang istri mengidam meskipun selalu Ia turuti, sedangkan perjuangan nya untuk melahirkan anaknya itu adalah nyawa taruhannya.
Sementara di luar ruangan, kedua orang tua Alana dan orang tua Mahendra sedang harap-harap cemas, Alendra juga tak hentinya melafalkan doa untuk keselamatan Bundanya tercinta, Stella duduk memangku Adita beserta suaminya yang selalu setia mendampinginya.
"Ayo sayang, kamu pasti kuat. Aku tahu kamu wanita yang hebat, tolong berjuang demi anak kita" Mahendra memberi semangat.
"Ayo Bu sedikit lagi, dorong-dorong lagi" titah sang dokter sambil melihat bagian vital Alana, kepala Bayi sebentar lagi akan segera berojol
Mahendra semakin menggenggam tangan Alana.
"Ayo sayang, sedikit lagi" kata Mahendra lagi.
Alana sudah mandi keringat dan begitu banyak darah yang sudah keluar lalu pun mencengkram erat tangan Mahendra, sekuat tenaga Ia memberikan dorongan dan pompaan. Tapi Alana melemah, detak jantungnya tak stabil, penglihatan nya buyar. Mahendra sudah menangis, Ia membungkuk senantiasa menyalurkan kekuatan untuk istrinya
"Kamu adalah kebahagiaanku yang sempurna, bersamamu aku merasa utuh, tanpamu aku rapuh" bisik Mahendra parau.
"Tolong bertahanlah demi anak-anak" ucap Mahendra lagi.
Alana kembali membuka matanya dengan sudut matanya yang basah, dengan seluruh tenaga dan kemampuan yang Ia miliki, wanita itu berjuang mati-matian untuk mendorong sang bayi dan dalam hitungan ketiga...
Oeeeek oeeeek oeeeek
Suara bayi terdengar begitu menggema. Mahendra tersenyum getir, Ia melihat bayi yang penuh dengan darah dan ari-ari yang masih melambai dari pusar. Alana tersenyum lega dengan seluruh tenaga yang sudah terkuras Ia hanya terkulai lemas.
Mahendra mengecup kening Alana dalam serta lama. "Terimakasih, terimakasih" hanya kata itu yang mampu Mahendra ucapkan.
Tanpa mampu menjawab, Alana hanya bisa mengedipkan matanya membalas ungkapan terimakasih suaminya dengan wajah pucat yang dibalut senyum tipis.
"Alhamdulillah Bayinya sehat, sangat cantik. Selamat bayi Anda perempuan"
Ujar sang dokterBayi itu telah dibersihkan kemudian Mahendra menghampiri sang suster.
"Boleh saya menggendongnya suster? Saya ingin meng-Azan-i anak saya" ucap Mahendra.
Sang perawat pun memindahkan sang bayi ketangan Mahendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand II
Romansa•(COMPLETED)• Demi menyelamatkan nama baik, harga diri, martabat serta aib keluarga, Wiratama Ayah dari Alana terpaksa menikahkan Alana (Ranty Maria) dgn seorang anak Panglima, pernikahan yg tidak didasari oleh Cinta, Pernikahan diatas kertas sebaga...