***
Mahendra merasa puas setelah mencapai titik klimaks secara bersamaan, Ia pun lebih plong karena sudah tidak ada jejak lelaki lain, Mahendra menjatuhkan diri disamping Alana, sementara Alana membalikan tubuhnya dan memeluk suaminya.
"Aku....." Alana bingung mau memulainya dari mana.
"Kenapa sayang? Ada yang ingin kamu katakan? Ayo katakanlah"
"Sebenarnya Aku punya hadiah buat Kamu" ucap Alana sambil memainkan jari lentiknya didada bidang Mahendra.
"Oh ya? Tapi kan, aku tidak sedang berulang tahun"
"Hm, memberikan hadiah tidak selalu ketika seseorang sedang berulang tahun kan?"
"Memangnya, kamu punya hadiah apa untukku?"
"Hadiah sebagai ucapan terimakasih karena selama ini sudah mencintai Aku dan selalu melindungiku"
"Of course, lalu apa hadiahnya?" Mahendra jadi tidak sabar.
Tersenyum manis, Alana pun melepaskan pelukannya dari Mahendra, Ia pun mengambil alat tes kehamilan di dalam laci nakas disamping tempat tidurnya.
Mahendra menatap aneh benda kecil berbentuk persegi panjang berwarna biru dengan kombinasi putih, di dalam nya terdapat tanda strip dua garis merah yang menandakan kehamilan.
"Positif?" Tanya Mahendra tidak percaya.
Alana mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum.
Mata Mahendra berbinar, tangannya lemas. Ia menatap alat itu dan wajah Alana secara bergantian.
"Alana kamu...." Menjeda kalimatnya "Kamu hamil?" Mahendra masih tidak yakin.
Alana hanya mengangguk sambil berkaca-kaca.
Menelan salivanya dan menatap Alana dalam, Mahendra pun memeluk istrinya erat-erat. "Ya Tuhan..." rasanya seperti baru mendapat tender, tidak-tidak bahkan mungkin rasa bahagianya melebihi itu. "Ini beneran kan? Kamu beneran hamil lagi?"
"Iya, Aku hamil lagi" seru Alana sembari membalas pelukan Mahendra.
"Makasih sayang, Makasih"
Namun tiba-tiba saja, Mahendra melepas pelukannya. Ia pun meraba perut Alana.
"Sakit nggak? Kenapa kamu baru bilang kalau kamu sedang mengandung anak kita? Kenapa nggak dari tadi? Aduh, tadi apa aku menyakitinya?" Mahendra jadi khawatir karena sudah melakukan hubungan intim, Ia takut bayinya kenapa-kenapa.
Alana justru tertawa geli melihat tingkah Mahendra.
"Gakpapa kok, kamu tenang aja, berhubungan intim saat hamil terbilang aman karena bayi terlindungi oleh cairan ketuban, otot-otot rahim yang kuat, serta lendir tebal yang menutupi leher rahim"
Mahendra mampu menghela nafas lega, Ia pun mengusap perut Alana dan menciumnya "Maafin Papa ya, besok lagi janji deh pelan-pelan"
Alana tersenyum lagi melihat gelagat suaminya.
"Atau kita perlu menggunakan cara lain agar tidak menyakitinya?" Tanya Mahendra lagi, kabar kehamilan Alana ini sangat dinantikan dan Ia sedikit lebih protektif karena pernah melewatkan masa kehamilan Alana sebelumnya. Namun, kali ini Mahendra tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Ia akan memenuhi semua kebutuhan Ibu dan Bayi.
"Apa sih kamu, Aku Laper" ucap Alana tiba-tiba.
"Hm, mau makan apa? Bilang, kamu mau aku beliin apa pasti aku cariin" ucap Mahendra antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand II
Romance•(COMPLETED)• Demi menyelamatkan nama baik, harga diri, martabat serta aib keluarga, Wiratama Ayah dari Alana terpaksa menikahkan Alana (Ranty Maria) dgn seorang anak Panglima, pernikahan yg tidak didasari oleh Cinta, Pernikahan diatas kertas sebaga...