Bab 13 (BecauseI I Love You)

1.1K 93 24
                                    

***


Mahendra menggeleng kepala, Ia tetaplah Mahendra yang angkuh dan keras kepala, Ia tidak mendengarkan saran dari Damar dan Ia memilih masuk meneruskan langkahnya ke ruangan Alendra. Apa yang akan terjadi jika Ayah Alana melihat kedatangan Mahendra? Yang jelas Pria itu akan menerima apapun resikonya.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka.

"Mahendra" gumam Alana dalam hati.

Ia menatap khawatir kearah Pria itu, takut-takut Ayahnya akan marah besar

"Selamat siang" sapa Mahendra sambil menundukkan kepala kearah Wiratama dan Andini

"Siang" jawab Wiratama sedikit jengah dan kebingungan bertanya-tanya siapakah orang ini.

"Om baik" teriak Alendra kegirangan.

Mahendra tersenyum, seakan rasa lelah dan beban pikirannya sirna ketika melihat Putranya.

"Berhenti! Jangan mendekat" ucap Wiratama saat Mahendra melangkah

"Kau pasti laki-laki yang sudah menodai Putriku"

Mahendra menunduk.

"Berani sekali menampakan diri dihadapan ku? Tidak tahu malu sekali"

"Mohon maaf Pak, justru kedatangan saya kemari sekaligus ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi, Asal Bapak tahu ..." Mahendra memberi jeda, menghela nafas mungkin

"Saya tidak pernah lari dari tanggung jawab, Saya benar-benar tidak tahu kalau pada saat Alana pergi dia sedang mengandung anak saya" gumammya lirih.

Wiratama hanya tertawa sinis, laki-laki ini sedang berkilah dan mohon pengampunan pikirnya.

"Apa kau pikir aku sebodoh itu?" Wiratama muak.

"Baiklah! Ikut denganku, bicarakan apa yang ingin kau katakan anak muda" tantang Wiratama. Ia tentu ingin mencari tempat yang kondusif agar tidak menggangu cucunya.

"Baik, saya bersedia"

"Ayah..." Alana berusaha menahan.

"Jangan ikut campur Alana, ini urusan laki-laki" Ayahnya melepaskan tangan Alana perlahan, sementara Alana menatap kearah Mahendra lagi, Pria itu tersenyum tipis sambil mengangguk, meminta agar Alana tidak perlu khawatir.

"Kakek sama Om baik mau kemana?"

Alendra ikutan gusar melihat kedua orang dewasa yang hendak meninggalkan ruangan itu

"Kakek sama Om nya mau ngobrol sebentar ya nak"

"Yah Kek, padahal Om baik balu aja Dateng"

"Gkpapa sayang, nanti Om baik kesini lagi yaa, kamu mau minta dibelikan apa?"

"Aku mau ice Cream Om"

"Oke" Mahendra mengangkat kedua jarinya.

Itung-itung membujuk dan mengalihkan perhatian Putranya.

Sementara, kini Mahendra mengikuti langkah tegap Wiratama hingga langkah mereka terhenti di sebuah taman belakang rumah sakit yang tidak ramai orang.

Kedua lelaki itu saling berhadapan, Wiratama tersenyum kecut Ia merogoh sesuatu dibalik celana mengambil pistol yang berada dalam sangkar yang tertutup oleh jas nya.

"Saya minta maaf atas kejadian 5 tahun silam. Tapi saya benar-benar tidak berniat untuk mencampakkan Alana, justru dia sendiri yang memilih melarikan diri dari saya"

Kata Mahendra lirih.

"Putriku tidak mungkin pergi begitu saja, tidak akan ada asap jika tidak ada api"

One Night Stand IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang