01. Hari-harinya

1.1K 77 1
                                    


🍃

Di pagi hari yang cukup cerah seorang gadis menuju sekolah dengan sepeda berwarna navy miliknya dan tak lupa menggunakan pelindung kepala. Setelah beberapa menit akhirnya gadis itu telah berada di depan gerbang SMA Pandu Nasional, tak ingin membuang waktu lama gadis itu langsung menuju parkiran khusus sepeda.

Gadis itu segera menuju kelas, sesampainya di kelas semua pasang mata menuju ke arahnya.

"Eh liat si muka jutek udah datang," Ujar Lisa teman sekelasnya yang tidak suka denganya.

"Lo aja yang iri kali, ga punya wajah sebagus itu," Sahut Zyla yang sudah malas mendengar ocehan tak berguna Lisa setiap harinya.

"Ish ga usah ikut campur lo," balas Lisa memanas sambil menunjuk Zyla.

"BACOT," Ketus Lyza melirik sekilas wajah lisa yang memanas.

Gadis yang di debat kan oleh Lisa dan Lyza malah tak peduli, dia sama sekali tidak mau ikut campur masalah seperti itu. Menurutnya tidak ada gunanya seperti itu, membuang waktu.

Gadis itu melangkah maju ke arah kursi yang berada di bagian tengah, semua nya duduk berdua kecuali gadis tersebut karena ia lebih tenang duduk sendiri.

"Hai Bi." panggil seseorang yang tak asing, ya ia Jeni teman baik Bianka dari ia masih bocah ingusan, cukup lama bukan?

"Hai," jawabnya singkat tanpa menoleh ke sumber suara. Jeni cukup termasuk orang yang sabar dalam berteman dengan Bianka karena menghadapi sikapnya yang super jutek dua tahun belakangan ini.

"Hm, lo jangan dengerin omongan si Lisa tadi ya, yang di omong Lyza tadi bener dia hanya iri doang sama lo," gadis itu membiarkan Jeni bicara sampai selesai.

"Iya buat apa juga gue dengerin dia, gak guna Jen," Jeni tersenyum lebar kepada sahabatnya ini karena selalu tidak memperdulikan omongan busuk Lisa.

"Lo sama Zaki udah jadian?" Tanya Bianka dengan Jeni yang sedang bermain ponsel.

"Hehe, kok gitu pertanyaannya." Bianka memutar bola matanya malas.

"Gue mau minta pajak jadiannya." wajah Jeni semakin bersemu.

"Hm, iya Bi." Bianka mengangguk.

"Kalo lo kapan mau jadian?" Tanya Jeni sambil menyenggol pelan lengan Bianka.

"Gak mau, lagian gak ada yang suka gue Jen." Balas Bianka apa adanya.

"Kan gue ada Bi?" Tidak di sangka seorang laki-laki menguping pembicaraan mereka. Bianka melirik laki-laki bernama Bian itu.

"Lo ngejek?" Bianka menoleh pada Bian dengan tatapan tidak terima. Bianka sangat tidak suka dipermainkan.

"Enggak Bi, gue beneran suka kok." Bian menyeringai membuat Bianka semakin yakin bahwa laki-laki itu hanya berdusta.

"Serah." ketus Bianka tidak peduli.

Setelah selesai mereka pun kembali diam dan sibuk mengurus aktivitasnya masing-masing, ada yang mengerjakan PR, ada yang mabar game, dan ada juga yang bergosip.

Untuk mengisi waktu Bianka menilih untuk membaca novel. Ketika tengah asik membaca novel seorang datang mengganggu Bianka yang sedang membaca novel.

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang