42. Jujur

226 18 1
                                    

. . .

Tik... Tok...

Hanya ada suara jam berbunyi, semuanya hening dalam pikirannya masing-masing. Fero duduk terdiam bersama Brama, Yaya, dan Bella. Sudah pasti Fero segera memberi tau kejadian ini pada orang tuanya. Begitupun Ferdi yang sedang bekerja terkejut karena pasien kecelakaan kali ini adalah anaknya sendiri.

Tak lama kemudian Zaki dan Jeni datang, mendengar bahwa Viana kecelakaan membuat Jeni panik.

"Viana kecelakaan?"Jeni menatap Fero dan Fero hanya mengangguk kecil.

Lain dengan Bianka yang mendapat kabar bahwa Viana kecelakaan sangat terkejut. Bianka tak menyangka, baru saja Bianka bertemu dengannya tadi. Bianka pergi bersama Bian dan mereka sekarang tengah menuju rumah sakit.

Sesampainya di sana mereka bergegas ke ruang IGD dan bertemu dengan yang lainnya. Sontak semuanya menoleh.

"Loh udah dateng Bi?" Bianka mengangguk lalu duduk di samping Jeni.

Sedangkan Bella melihat seorang yang ia kenal kini tersenyum senang dipangkuan Yaya.

"Hai kak Bianka." Lambai Bella tersenyum lebar. Bianka pun refleks menoleh dan tersenyum pada Bella.

"Hai Bella." Lambai balik Bianka.

Brama yang mendengar nama Bianka langsung menoleh, jujur ia penasaran dengan gadis itu. Brama yang melihat interaksi anaknya dan Bianka segera bertanya pada Yaya.

"Itu Bianka, pacar Fero?" Yaya mengangguk tersenyum. "Iya Bram, itu Bianka." Brama mengangguk tanpa melepaskan tatapannya dari manik Bianka.

Sadar di tatap oleh Brama, Bianka menatapnya balik. Sedikit gugup lalu tersenyum kecil, entahlah Bianka bingung kenapa Brama seperti itu. Brama pun ikut tersenyum saat ia tertangkap basah sedang menatap Bianka.

Sedetik kemudian pintu ruang IGD terbuka, menampilkan Ferdi dengan wajah gusarnya. Ferdi menatap semuanya, ketika maniknya bertemu dengan manik Bianka, Ferdi merasa lega. Entahlah rasanya saat menatap Bianka sungguh berbeda.

"Gimana keadaan Viana Fer?" Barulah Ferdi menatap Brama yang berbicara.

"Viana kekurangan darah, dan cedera yang dialami Viana cukup serius mengakibatkan ia tidak bisa berjalan untuk beberapa minggu ke depan." Jelas Ferdi.

Semuanya syok, tidak menyangka dengan apa yang terjadi.

"Golongan darah yang Viana butuhkan adalah O." Tutur Ferdi.

Bianka menghela nafasnya, padahal niatnya tadi ingin mendonorkan darahnya pada Viana. Tapi golongan darahnya berbeda dengan Viana. Viana membutuhkan golongan O sedangkan Bianka bergolongan darah A.

"Diantara kalian ada yang punya golongan darah O?" Tanya Ferdi menatap semuanya secara bergantian.

"Golongan darah ku O dok." Ucap Fero.

"Kamu mau mendonorkan darah kamu untuk Viana?" Tanya Ferdi dengan penuh harap.

Fero menghela nafasnya lalu mengangguk kecil, ia juga merasa bersalah pada Viana. Kalau saja ia tidak pergi ke supermarket pasti ini semua tidak akan terjadi.

Bianka tersenyum kecil melihat Fero seperti itu, bagus lah Fero sudah melupakannya. Jadi hubungan Fero dan Viana saling melengkapi, semoga Viana bisa sembuh secepatnya.

"Makasih banyak Fero, Brama saya berterima kasih sama anak kamu." Brama tersenyum.

"Sama sama Fer, golongan darahmu berbeda dengan Viana?" Ferdi terdiam sejenak.

"Iya."

Bianka merasa sedikit heran dengan perbedaan antara golongan Ferdi dan Viana. Kenapa golongan darah anak dengan ayahnya berbeda? Bianka menggelengkan kepalanya, mungkin saja golongan Viana sama dengan ibunya bukan Ferdi.

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang