45. Hari Spesial

275 18 1
                                    

Happy Reading semua jangan lupa vote dan komen terlebih dahulu.

🍃

Bianka mengubah posisinya dari baring menjadi duduk, lalu ia mengerjapkan matanya mencoba sepenuhnya sadar dari tidur. Bianka beranjak ke kamar mandi membasuh wajahnya agar lebih fresh.

Kemudian Bianka keluar melihat jam, ternyata sudah jam sembilan. Suasana rumah sepi, karena yang lainnya telah pergi dahulu ke rumah Fero.

Bianka sudah terlebih dahulu memberitahu mereka bahwa ia akan menyusul nanti. Bianka terkekeh kecil menatap dirinya di cermin.

Apakah ia harus benar-benar pergi ke acara tunangan ini?? Jujur saja di satu sisi ia ingin pergi namun di satu sisi ia juga tidak ingin pergi.

Ting..

Bianka menatap notifikasi di layar ponselnya, ternyata Jeni yang memberinya pesan.

Jeni
Bangun woy Bi udah pagi...

Bianka
Udh bangun.

Jeni
Yaudah deh, lo yakin mau dateng ke tunangan Viana dan Fero?

Bianka
Pergi.

Jeni
Ish, lo gak cemburu apa liat Fero sama cewek lain??

Bianka
Gue gak punya hak buat cemburu Jen.

Jeni
Serah lo deh Bi, pokoknya nanti kalo lo ga sanggup liatnya gue ada buat anterin lo pulang.

Bianka memutar bola matanya malas, lalu segera mandi dan mempersiapkan dirinya. Seusai bersiap Bianka pergi ke meja makan dan melihat ada bi Nina di sana.

"Bi Nina gak pergi bi?" Nina tersenyum lalu menggeleng.

"Enggak non, bibi jagain rumah aja." Bianka mengangguk.

"Bianka pergi dulu ya Bi, mau nitip apa?" Tanya Bianka dan Nina tersenyum.

"Serius non? Nanti bibi ngerepotin lagi." Bianka dengan cepat menggeleng.

"Gak ngerepotin sama sekali bi, mau nitip apa." Nina diam sejenak sebelum berucap.

"Anak bibi mau minta beliin mainan non tapi bibi belum sempat keluar karena pekerjaan belum selesai." Bianka mengangguk.

"Oke bi."

"Ini non uangnya." Baru saja Bianka ingin melangkah Nina menghentikan langkahnya dan memberi uang pada Bianka.

Bianka menggeleng. "Gak usah Bi kali ini pakai uang Bianka aja."

Nina menatap Bianka senang. "Beneran non? Makasih banyak ya non." Bianka mengangguk dan langsung beranjak pergi.

Sesampainya di kediaman rumah Fero, Bianka sedikit bingung. Mengapa kediaman rumahnya sangat sepi? Bukan kah hari ini adalah hari pertunangan mereka? Pastinya ramaikan? Mengapa di sini sepi.

Bianka menelan salivanya ketika melihat pintu rumah fero yang terbuka, namum tak ada suara apapun hanya kesunyian. Perlahan Bianka masuk dan jujur saja semuanya gelap, bahkan semua jendela di tutup.

Tepat pada saat ingin menekan sakelar lampu.

"HAPPY BRITHDAY BIANKA!!"

Secara bersamaan semua lampu menyala dan disitulah Bianka melihat seisi ruangan penuh dengan dekorasi. Perlahan Bianka menarik kedua sudut bibirnya, melihat satu persatu temannya.

"Selamat ulang tahun ya Bianka." Gemas Jeni lalu menarik Bianka.

"Pasti lo lupa ini hari ulang tahun lo kan?" Bianka mengangguk.

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang