46. Musibah

259 16 1
                                    

Happy Reading....

🍃

Suara canda tawa terdengar jelas di telinga Bian, Ia mengeratkan pegangannya pada sendok. Setelah hari ulang tahun itu, Bianka dan Fero semakin dekat dan Bian sama sekali tak menyukainya.

Bian menghela nafasnya, dulu dirinya pernah bilang kalau ia rela Bianka bersama Fero. Tapi kenyataannya perasaannya pada Bianka semakin besar. Mungkin kali ini ia tak akan mengalah.

"Eh Bian, tumben lo diem?" Jeni menyenggol lengannya membuat Bian menoleh datar.

"Lo ada masalah ya?" Tanya Jeni prihatin pada saudaranya yang satu ini.

"Gak." Ujar Bian dan beranjak pergi meninggalkan kantin.

Bianka menatap kepergian Bian, kenapa firasatnya buruk saat ini. Semenjak hari ulang tahun itu Bian berubah, dia cenderung lebih diam dan dingin.

"Lo kenapa?" Tanya Fero menatap cemas Bianka.

Bianka tersenyum lalu menggeleng. "Gak papa, Bian kenapa gitu?" Fero memutar bola matanya mendengar nama Bian dari mulut Bianka.

"Gak usah di pikirin amat." Ujar Fero merangkul Bianka.

"Apa jangan-jangan Bian PMS? Makanya mukanya dia sebel terus." Ketus Zaky dan Jeni langsung memukul lengan Zaky.

"Dia cowok, masa lo bilang PMS!" Zaky menyengir lalu memeluk lengan Jeni.

"Maaf sayang maaf." Ujarnya manja.

"Eh Bi ngomong-ngomong Viana udah nentuin?" Tanya Jeni.

"Iya dia udah putusin buat kuliah di luar negri." Jeni memungut mengerti lalu melanjutkan makannya.

Fero memperhatikan interaksi mereka lalu ia hanya mengangkat bahunya acuh. Fero menoleh pada Bianka lalu sebuah ide muncul sehingga tersenyum kecil.

"Lo udah selesai makan kan?" Bianka mengangguk.

"Iya."

Dengan cepat Fero menarik lengan Bianka dan pergi dari kantin. Bianka menatap Fero heran lalu tak lama Fero melepas cekalannya.

"Kamu sore ini ada waktu gak?" Bianka mengerutkan pelipisnya mencoba mengingat.

"Nanti sore aku sama keluarga mau nganterin Viana ke bandara." Fero cemberut.

"Yah padahal aku mau ajak kamu."

"Kemana emang?" Fero tersenyum lebar.

"Kencan sama kamu dong." Pipi Bianka sedikit bersemu.

"Kok sekarang pakai aku kamu? Tadi aja lo gue."

"Ya karena...." Bianka menyerinyit.

"Karena apa?" Tanya Bianka menaikan alisnya.

"Karena aku sayang kamu." Bianka memutar bola matanya malas.

"Ga usah gombal deh Fer." Fero berdecak.

"Aku emang sayang sama kamu." Bianka hanya diam sungguh hatinya terasa berdebar kencang.

"Nanti aku temenin kamu ke bandaranya terus pulangnya kita langsung kencan, Gimana?" Bianka berfikir sejenak lalu mengangguk.

"Iyaa."

Tanpa mereka sadari seorang di depan sana mengepalkan tangannya melihat interaksi tadi. Melihat kedekatan Bianka dan Fero semakin membuatnya marah dan cemburu.

"Liat aja nanti gue pastiin kencan kalian hancur." Ujar seorang lelaki itu dengan senyum devil tercetak di wajahnya.

🍃

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang