30. Luka Baru

253 25 1
                                    

Tekan votes dulu yuk sebelum baca:)

. . .

Fero menghempaskan bokong nya di kasur, sehabis pulang sekolah sangat melelahkan. Kemudian Fero berpikir sejenak, ia akan menanyakan kepada Bianka seperti yang di katakan Zaki tadi.

Ting tong

Fero berdecak, kenapa saat ia tengah beristirahat pasti ada yang menganggu. Mau tidak mau Fero akan melihat siapa yang datang karena hanya ada fero di rumah seorang diri.

Ketika membuka tak ada siapapun di sana, saat hendak menutup pintu pandangan Fero beralih ke kotak kecil yang di letakkan di lantai depan pintu. Karena penasaran fero mengambilnya lalu masuk ke dalam.

Fero mengepalkan tangan nya ketika melihat isi dari kotak kecil itu. Sudah beberapa hari ini ia dikirim kan kotak kecil yang ia tak tau siapa yang mengirim nya. Dan terlebih lagi semua kotak isinya foto foto Bianka dan Bian sedang bersama. Dan foto terbaru hari ini adalah foto Bianka dan Bian saling menggenggam tangan di belakang sekolah.

Fero mengepalkan tangan nya kuat "Gue kecewa sama lo Bi.." Batin Fero lalu menutup kotak kecil beserta fotomeninggalkan nya di kasur.

Sedangkan Bianka saat ini baru sampai di pekarangan rumah nya.

"Makasih udah nganterin gue lagi, lain kali gak usah. Gue bisa pulang sendiri." Bianka menggenggam erat tas navy nya.

"Sama sama, tapi kalau gue masih ada kenapa enggak?" Jawab Bianka sesuai isi hatinya.

"Lo sama fero berantem?." Tanya Bianka membuyarkan lamunan Bianka. Bianka menatap lurus ke bawah, lalu menarik nafas menatap bian.

"Gue juga gak tau Bi, dia berubah. Gue positif thinking aja sih dia kan osis pasti letih banget tuh, makanya dia kaya gitu. Mungkin juga dia mau fokus ujian." Ujar Bianka walaupun sebenarnya ia tidak yakin dengan yang ia ucapkan.

"Iya juga sih tapi gak bakalan lama kaya gini kali dia ngecuekin lo. Dia begitu tuh seakan akan lo berbuat salah ke dia." Bianka semakin menunduk. Kalaupun ia punya salah kepada Fero ia akan segera minta maaf. Tapi masalahnya ia tak tau apa salahnya sekarang.

Bian melihat respon Bianka kembali bersuara "Maaf gue gak bermaksud bisa." Bianka menegakkan kepalanya.

"Lo gak salah apapun Bi." Bianka tersenyum tipis.

"Makasih sekali lagi ya, gue masuk dulu." Pamit Bianka lalu masuk ke dalam rumahnya.

Bianka menghempaskan tubuhnya di kasur, ia masih memikirkan kesalahan apa yang ia perbuat sampai membuat Fero berubah seperti itu. Lalu pikiran nya tertuju saat ia dan Bian berada di pantai kemarin.

"Apa iya dia marah karena lihat gue dan Bian waktu di pantai itu?" Ujar Bianka pada diri nya sendiri.

"Tapi gak mungkin lah Fero kan tau gue sama Bian itu cuma temen."

"Tau ah pusing gue lebih baik gue tanya langsung sama Fero besok." Pasrah Bianka lalu bangkit membersihkan tubuhnya. Baru beberapa melangkah terdengar ketukkan dari balik pintu kamarnya.

"Bianka? Bisa bicara sebentar?" itu suara Mona. Bianka tiba-tiba menunduk lesu lalu membuka pintunya menampilkan Mona dengan piama tidur.

"Ada apa?"

"Kira-kira kapan ya kita cari suamiku Ferdi di rumah sakit kemarin?" Bianka tersenyum tipis.

"Maaf ya, seminggu ini aku fokus ujian dan sekarang mau istirahat dulu. Nanti kalau aku udah rileks kita langsung cari suami kamu." Terlihat raut kecewa di wajah Mona sebelum tersenyum lembut.

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang