18. Makan Bareng

245 34 1
                                    

Entahlah, ku rasa semakin hari semakin rumit. Dimana aku yang berfikir keras bagaimana semua itu bisa terjadi.

. . .

Malam hari telah tiba dan saat ini Bianka masih berada di rumah sakit, sebentar lagi dia ingin segera pulang. Mona belum di izin kan pulang sebelum kondisinya benar benar pulih.

Ketika memasuki mobil, Bianka terpikir untuk membuka ponselnya, karena sedari pagi tadi tidak ada dia bermain ponsel. Bianka membuka chat, ternyata banyak pesan masuk dari Jeni.

Jeni
Bi, lo ga sekolah hari ini?
Apa lo telat?
Bi lo kmna? Udh masuk pelajaran pertama.
Lo sakit ya Bi?

20 panggilan tak terjawab.

Bianka menghela nafasnya lalu mulai membalas pesan Jeni.

Bianka
Maaf Jen baru kabarin, gue ada urusan makanya gak sekolah. Gue jga gak sempat buat izin.

Bianka meletakkan ponselnya di saku lalu segera menuju rumahnya "Gue harap lo ngerti Jen."

Namun tak lama kemudian dia teringat akan sesuatu. Astaga dia lupa bahwa hari ini adalah jadwal latihannya dengan Fero. Bianka benar-benar melupakannya.

Bianka menepuk dahinya "Bianka Bianka, gimana sih lo bisa lupa."

Tapi Bianka berpikir, pastilah jika melihat Bianka tak ada, Fero akan segera pulang. Jadi Bianka santai santai saja.

Tepat pada saat di depan pagar rumahnya, Bianka melihat samar samar seorang bertubuh tinggi tegap berdiri diam.

Bianka menelan salivanya "Gak mungkin Fero kan? Masa dia nunggu dari sore tadi?" Bianka kembali berjalan untuk mendekat.

Dengan perlahan Bianka maju agar orang itu terlihat jelas. Saat melihatnya pupil mata Bianka melebar "Fero?"

Fero pun terkejut tiba tiba nama nya dipanggil "Lo masih nungguin gue dari tadi?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Bianka.

Fero menggaruk tengkuk nya yang tak gatal "Gak gue baru datang."

Bianka hanya ber-oh tak bersuara "Mau masuk dulu?" Fero mengangguk kecil lalu mengikuti Bianka masuk.

Sebenarnya Fero pergi ke rumah Bianka sore hari tadi. Waktu datang tidak ada siapapun. Fero sempat menunggu sepuluh menit, namun Bianka sama sekali tak ada.

Jadi dia memutuskan untuk kembali setelah matahari terbenam. Saat Fero hendak pulang ia sama juga melihat samar samar seorang dan ternyata Bianka.

"Lo dari tadi sore ke sini juga?" Fero berdeham pelan.

"Ya, jadi gue dua kali ke rumah lo." ah! Mendengarnya membuat Bianka merasa bersalah telah melupakan Fero.

"Lo haus gak? Mau gue ambilkan minum?" Tanya Bianka.

Fero terdiam sejenak menatap Bianka "Boleh."

Bianka bangkit lalu mulai mengambil minuman di dapur. Lalu Bianka meletakkan gelas berisi air di atas meja.

"Makasih." Ujarnya lalu meminum air tersebut perlahan.

"Maaf ya Fer, gue lupa kalau hari ini jadwal latihan."

Fero menatap bianka yang berbicara "Gak papa." Bianka mengehela nafas lega.

"Lo laper gak?" Tanya Fero akhirnya berhasil untuk mengucapkan itu.

"Lumayan. Kenapa?" Tanggap bianka dengan raut biasa yaitu datar walaupun masih terlihat manis.

Fero menarik nafasnya dalam dalam seolah olah dia akan menjawab soal ulangan di hadapan nya "Mau makan bareng? Gue juga laper."

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang