50. Bian yang Sebenarnya

282 14 1
                                    

Happy Reading...

🍃

Langit sudah menjadi gelap dan Fero masih mondar mandir di pantai, Ia tidak ada tujuan akan pergi kemana. Akhirnya melihat langit sudah gelap Fero beranjak berdiri berniat pulang. Saat ingin melangkah suara nada dering dari handphone Fero berbunyi.

Ia mengerutkan keningnya kala melihat siapa yang menelponnya dan tanpa berlama lama ia menjawab telepon itu.

"Hallo ada apa te telpon Fero?"

"Tante mau nanya Bianka sekarang sama kamu kan?" Fero terdiam sesaat.

"Tadi emang sama saya te, tapi Bianka pulang duluan."

"Astaga nak Bianka gak ada di rumah kemana dia ya Fer sampai malam gini belum pulang?"

"Tante tunggu di situ Fero ke rumah tante sekarang." Seusai mengucapkan itu Fero mematikan sambungannya dan bergegas pergi.

Di sisi lain Bianka perlahan membuka matanya, ia meringis saat menggerakkan lehernya yang benar benar pegal. Bianka melihat tubuhnya yang diikat di kursi sungguh sulit baginya untuk bergerak. Bianka menatap sekeliling gudang tua.

Ia kembali mencoba membuka tali yang melilit tangannya tapi masih belum bisa. Seorang masuk membuat Bianka mengalihkan pandangannya ke arah tersebut.

"Udah sadar ternyata." Lelaki itu masuk dan kembali menutup pintu. Ia melangkah mendekat.

"Lepasin gue." Ujar Bianka dengan nada datar tak berekspresi, ia sangat malas seperti ini.

"Jangan dong nanti lo kabur." Bianka memanas mendengarnya ia menendang kardus yang ada di bawah melepas emosinya.

"Gue bilang lepas ya lepas!" Lelaki itu menghela nafasnya gusar. Sebenarnya ia tidak tega melakukan ini tapi ia harus karena ini salah satunya cara yang bisa ia lakukan.

"Gue minta maaf Bi, tangan lo sakit? Sini gue lepas." Bianka terdiam seketika saat mendengarnya, astaga kenapa lelaki ini sangat tak asing. Seorang terlintas di benaknya, tapi ia tidak percaya dan tidak mungkin juga orang yang dibenaknya adalah pelakunya.

"Lo siapa sih." Lelaki itu berhenti ia saja belum sempat melepaskan Bianka.

"Lo emang mau tau siapa gue? Jangan kaget ya Bi." Ujarnya lembut membuat Bianka semakin penasaran akan hal itu.

Perlahan ia membuka maskernya, dan saat terbuka sempurna Bianka melotot kaget. Seorang di hadapannya ini? Apa ini mimpi?

"Bian?"

"Iya ini gue Bi, lo kaget?" Bianka tak menyangka ia mengepalkan tangannya kuat. Padahal Bianka sudah menghilangkan pikirannya untuk tidak mempercayai bahwa orang di hadapannya ini adalah Bian.

"Kenapa lo gini?! Gak lucu Bian!" Ketus Bianka dan Bian hanya menunduk.

"Gue lakuin yang gue bisa Bi."

"Tapi gak gini juga caranya Bian." Bian mendongak lalu menegaskan rahangnya.

"Cara gimana lagi? Semua cara udah gue lakuin biar bisa sama lo Bi! Tapi nyatanya gak ada cara yang berhasil, Gue lakuin ini karena gue sayang dan cinta sama lo Bi. Dari awal masuk SMA gue udah suka sama lo dan sampai sekarang, Tapi cinta gue hanya bertepuk sebelah tangan."

Bianka terdiam kaku, Apakah Bian sesuka itu padanya? Tapi perasaannya pada Bian tidak lebih dari seorang sahabat, Ia juga tidak ada perasaan lebih pada Bian selain sahabat.

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang