52. Epilog

33 2 1
                                    

Happy reading!

...

Pagi ini, di sebuah gedung bertingkat terdapat beberapa hiasan mewah di sepanjang plafon. Tidak banyak orang-orang yang datang, namun jika di bilang sepi, tidak juga. Makanan-makanan berupa dessert serta makanan utama tersusun rapi di atas meja.

Di salah satu ruangan dalam gedung itu, terdapat seorang gadis yang sedang menatap pantulannya di cermin. Gadis dengan dress putih mewah serta make-up sederhana yang membuatnya bertambah lebih cantik.

Gadis itu adalah Bianka.

Setelah tiga tahun menunggu, akhirnya hari ini tiba. Hari dimana dirinya akan menikah dengan Fero. Bianka tersenyum tipis melihat pantulannya di cermin. Bagitu banyak hal yang terjadi pada hidupnya, dan mungkin akan terus begitu selama dirinya masih hidup di dunia ini.

Namun, Bianka sudah mempelajari banyak hal dari masa lalunya. Di saat menghadapi masalah yang terlalu berat baginya, dirinya yang dulu pasti tidak akan memilih untuk bercerita pada orang terdekatnya. Tapi ternyata akan lebih baik jika sedikit membutuhkan teman cerita agar merasa lega dan tidak merasa sendirian.

Bianka juga telah memperlajari bahwa di dunia ini tidak hanya dirinya saja yang hidup menderita, jadi Bianka harus merasa bersyukur atas apa yang ia punya. Dan ketika mendapat masalah, Bianka tidak akan kabur lagi. Ia akan berusaha untuk menyelesaikannya.

Semua itu berkat orang-orang yang peduli padanya. Salah satunya ialah Bian.

Bian yang selalu ada untuknya dulu, memberikan sandaran untuknya, tempatnya bercerita, dan memberinya nasehat. Bianka benar-benar mengagumi sosok Bian yang seperti itu. Bianka tidak pernah menyangka bahwa Bian menjadi terobsesi padanya, hingga membuat sosok yang Bianka kagumi itu berubah. Sampai detik ini, Bianka masih merasa bersalah karena tidak bisa membantu Bian, karena sampai kapan pun mungkin ia hanya mencintai Fero.

Bianka hanya bisa berdoa semoga Bian tenang di alam sana.

Tok..tok..tok..

“Bianka? Kamu udah siap kan, acara akan segera di mulai.” seorang wanita setengah baya masuk dengan seorang gadis. Mereka berdua terdiam menatap kagum pada Bianka.

“Udah Ma.” Bianka tersenyum simpul.

“Bianka lo cantik banget!” ujar gadis itu tak lain adalah Jeni sahabatnya.

Bianka terkekeh kecil. “Masa sih Jen? Gue rasa biasa aja.”

Wanita setengah baya itu menggeleng pelan lalu memeluk lembut Bianka.

“Kamu bener-bener cantik sayang. Mama jadi terharu.” Mona melepas pelukannya.

“Iya kan Te.. gak tahan deh pengen fotoin.” Jeni mengeluarkan gawai miliknya lalu segera membuka aplikasi camera.

Bianka tersenyum saat Jeni mengambil beberapa fotonya. Lalu setelah selesai Jeni melihat hasil fotonya.

“Jadi gak sabar nikah deh.” ujar Jeni sembari menyimpan kembali gawai miliknya sedangkan  Mona hanya terkekeh kecil mendengarnya.

“Ayo Bi, udah ditungguin tuh di bawah.” Bianka mengangguk.

Di sisi lain, Fero yang sudah mengenakan jas putih masih menunggu kedatangan Bianka. Jantungnya berdetak lebih cepat dan kini ia merasa gugup.

“Fer santai aja jangan terlalu panik.” Fero menoleh pada Zaki, sahabatnya.

“Iya, ini gue udah berusaha tenang.” Zaki tersenyum kecil mendengarnya. Tidak di sangka Fero lebih dahulu menikah darinya. Padahal dulu, Zaki berpikir bahwa Fero akan lama menikah. Tapi ternyata takdir berkata lain.

“Lo kapan mau nikahin Jeni?” tanya Fero.

“Gak lama lagi kok, lo awas gak dateng ya.” Fero hanya terkekeh kecil. Sebelum terdiam karena melihat ke arah tangga.

Kini semua mata yang ada di sana tertuju pada hal yang sama. Mereka melihat sang pengantin yang sedang turun tangga. Jantung Fero kembali berdetak lebih cepat ketika melihat Bianka yang ia cintai menuju ke arahnya dengan diiringi Jeni dan Mona.

Tatapan Fero tak lepas dari Bianka. Ia begitu takjub melihat Bianka menggunakan dress pengantin itu. Entah mengapa matanya terasa panas dan mulai berkaca-kaca melihat calon istrinya itu.

Bianka berhenti tepat di depan Fero. Keduanya saling menatap dalam satu sama lain sambil tersenyum. Fero mengulurkan tangannya dan Bianka segera menggenggam tangannya. Kehidupannya baru saja dimulai. Mungkin akan banyak rintangan dan masalah yang akan terjadi, namun itulah arti dari sebuah kehidupan. Semuanya tergantung bagaimana kita mengatasinya.

. . .

The end!!

Akhirnya kelar ya ni cerita.

Jadi gimana pendapat kalian tentang cerita ini? Apa suka sama endingnya? Kasih tau ya

Semoga karya pertama ku ini bisa jadi bermanfaat ya. Maaf kalau cerita ini banyak typonya🥲 dan mungkin kurang masuk akal.

Terimakasih untuk kalian yang udah mau baca cerita ku, kedepannya mungkin aku akan publish cerita baru.. jadi tungguin ya🙂

Bye!!

BiankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang