Silahkan pencet terlebih dahulu bintangnya ☆ dan tinggalkan komentar di bagian yang menurutmu menarik♡ ^^
Selamat membaca!
×××××
Malam ini tak ada satupun yang dapat mengalahkan senyumannya Nana yang tengah melangkah pulang menuju kosannya. Senyumannya tak pernah berhenti saat dia baru saja mendapati rezeki di hari ini. Sebuah nasi ayam dari restoran cepat saji yang paling terkenal. Nana jarang merasakannya dan hari ini dia bersyukur atas rezeki tersebut.
Langkahnya terus berjalan melewati lorong kecil di depannya. Daerah tempat kosannya memang cukup sepi di malam hari, tapi tak sekalipun dia dengar berita kejahatan pernah terjadi di sini. Tapi lebih baik jika dia terus waspada di setiap langkahnya.
Hingga tak berapa lama, langkahnya terhenti segera di depan pagar sebuah kosan berbentuk rumah susun yang terdiri tiga tingkat lantai. Nana mengalihkan langkahnya untuk segera memasuki ke dalam pagar kosan tersebut.
Tujuannya saat ini adalah menemui Reanu di sana. Di kosan inilah temannya itu tinggal. Langkah Nana segera menaik ke lantai dua dan diapun sampai di depan sebuah kamar yang berhadapan langsung dengan tangga kosan. Jarinya mengetuk perlahan pintu tersebut. Tak ada yang menyahut, lalu dia sadar bahwa pintu tersebut tak tertutup rapat.
Nana mendorong pelan pintu tersebut, lalu pandangannya segera tertuju ketika melihat seseorang tengah duduk di meja belajarnya. Pasti itu Reanu.
Benar saja. Ketika dia menghampirinya ada Reanu yang tengah sibuk menulis di atas lembar laporannya. Pandangan Nana beralih ketika melihat banyak tisu berserakan di atas meja belajar tersebut.
Dalam tiga detik kemudian, dia menyadari bahwa ada sesuatu di tisu tersebut yang membuat ia paling dibutuhkan oleh temannya.
Reanu mimisan.
"Ren!"
Pandangan Reanu yang sebelumnya tertuju pada tugasnya, kini beralih menatap Nana dengan ekspresi terkejut yang mengerikan.
"Astaghfirullah!"
Reanu tak pernah seterkejut ini saat ada seseorang yang menyelinap masuk ke kamar kosannya lalu menatapnya dengan ekspresi menyeramkan. Nana yang pertama kali melakukannya.
"Harusnya gue yang bilang astaghfirullah."
"Lah gue juga kaget ngelihat lo tiba-tiba langsung di sini aja."
Perdebatan kecilpun mulai muncul di antara mereka. Tak berapa lama Reanu kembali sibuk dengan tugasnya, tapi Nana langsung menghentikannya segera.
"Istirahat sana. Lo ngapain mimisan masih ngerjain tugas segala." Nana memarahi kelakuan Reanu yang acuh tak acuh dengan keadaannya saat ini.
"Entar ah. Laprak masih banyak yang belum kelar, Na," balas Reanu di sela-sela kegiatannya.
"Ya ampun, Ren. Apa gue juga udah ngelarin laprak gue!?" tambah Nana.
"Lo mah ngerjain laprak dua jam sebelum dikumpul." Balasan reanu membuat Nana terdiam segera.
Nana masih memandangi apa yang sedang Reanu lakukan. Dia sudah tahu jika temannya itu mengalami kelelahan, maka mimisannya akan kambuh lagi. Bahkan di hidung Reanu pun, dia menyumbat sebuah tisu untuk menghentikan pendarahan yang keluar dari sana.
"Lo udah makan?" tanya Nana.
"Bentar lagi," balas Reanu.
Nana menghembuskan nafasnya dengan pelan. Dia menaruh segera bungkusan plastik yang berisi nasi ayamnya tersebut di atas mejanya. Mengetahui hal tersebut, Reanu lantas memandanginya dengan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
chemistry of love [TERBIT]
Fanfiction[TERBIT ULANG DI LAVELLE PUBLISHER | JUDUL SEBELUMNYA 'ASDOS'] ACT 1 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Ketika mimpi buruk bukan lagi di waktu tidur, melainkan di laporan praktikum.❞ Namanya Mark Agraha Lych, anak Teknik Pertambangan 16 yang merangkap jadi asiste...