Silahkan pencet terlebih dahulu bintangnya ☆ dan tinggalkan komentar di bagian yang menurutmu menarik♡ ^^
Selamat membaca!
×××××
"Assalamualaikum.."
Heya mendorong dengan pelan pintu rumahnya untuk segera menutup. Dia baru saja pulang kuliah sekitar jam enam sore karena hari ini jadwal kelasnya sedang padat sampai sore. Dari dalam sana, dia langsung disambut dengan suara gaduh yang berasal dari arah dapur. Kakinya melangkah cepat menuju tempat tersebut.
Dari sana, dia mendapati keberadaan adiknya beserta mamanya yang sedang berada di meja makan. Heya mendekat ke arah sana dan saat itu matanya langsung disuguhi oleh sebungkus kresek hitam yang ia sudah tahu isinya apa.
"Mama beli nasi padang," buka mamanya.
Mendengar hal itu, Heya bersama adiknya langsung bersorak senang dan mulai merebut dengan cepat isi kresek hitam itu. Di dalamnya terdapat dua bungkus nasi padang dan keduanya langsung mengambil jatah masing-masing.
Setelah isi kresek hitam itu kosong, dering ponsel di dalam tas mamanya langsung berbunyi. Dengan cepat panggilan ponsel itu langsung dijawab dan mamanya segera pergi menjauh dari arah dapur.
Heya awalnya tak memperdulikan hal itu, namun dari arah ruang tamu rumahnya, ia dapat mendengar pembicaraan mamanya yang sedang begitu serius hingga berkali-kali ia mendengar kata 'maaf' dari mamanya.
Beberapa detik kemudian ia segera pergi dari ruang tamu untuk menghampiri Windy di dapur. Di meja makan, Windy sudah membuka bungkusan nasi padang tersebut dan Heya lantas menghampirinya dengan cepat.
"Kita bagi dua," cegat Heya cepat.
"Ini kan jatah gue." Windy tak terima.
"Win.." Suara Heya berubah dengan pelan.
"Kan lo udah punya jatah sendiri," potong Windy.
"Jangan ribut!"
Tak butuh waktu lama, mama tiba-tiba telah menghampiri kedua gadis tersebut. Heya menjauh dari arah Windy.
"Ma, udah makan?" tanya Heya. Dia berjalan mendekati rak piring untuk mengambil satu piring dari arah sana.
"Kalian duluan aja makannya," ucap mama.
Ketika mama hendak berbalik badan, Heya mengambil sebungkus nasi padang yang berada di depan Windy.
"Kira bagi dua dengan Windy, Ma." Heya lantas memberikan sebungkus nasi padang tersebut ke arah mama.
Mama terdiam sejenak melihat sebungkus nasi padang yang diberikan oleh Heya tersebut. Tapi tak berapa lama ia segera menerimanya. Setelah mengambil makanannya, beliau lantas berlalu kembali.
"Kak! Windy laper!" Windy telah mengambil sebungkus nasi padang yang masih tersisa.
"Kita bagi dua, Win." Heya beralih lagi menuju kompor. Ia berniat untuk memasak telur mata sapi.
Windy lantas berdecak kesal.
"Jangan rakus. Jangan buat keluarga kamu mati karena ego kamu sendiri."
Heya langsung membuka bungkus nasi tersebut. Ia membagi dengan rata nasinya, lalu lauk yang berisi ayam goreng itu lantas ia serahkan semuanya ke adiknya. Dia mengambil separuh nasi putih itu yang belum tersentuh sedikitpun lauk. Lalu ia beralih ke arah kompor untuk mengambil telur goreng masakannya.
"Separuh buat lo." Heya membagi separuh telur tersebut ke arah Windy.
Sebelum dia hendak memakannya, Heya beralih lagi ke arah wastafel untuk mencuci tangannya lalu suara pintu tertutup terdengar begitu kencang dari arah belakang. Ketika ia berbalik, Windy sudah tak berada lagi di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
chemistry of love [TERBIT]
Фанфик[TERBIT ULANG DI LAVELLE PUBLISHER | JUDUL SEBELUMNYA 'ASDOS'] ACT 1 - CHEMISTRY OF LOVE ❝Ketika mimpi buruk bukan lagi di waktu tidur, melainkan di laporan praktikum.❞ Namanya Mark Agraha Lych, anak Teknik Pertambangan 16 yang merangkap jadi asiste...