30. Zimzalabim Jadi Bucin

19.8K 3.1K 492
                                    

Silahkan pencet terlebih dahulu bintangnya dan tinggalkan komentar di bagian yang menurutmu menarik ^^

Selamat membaca!

×××××

CKLEK

Pintu rumah itu terbuka secara perlahan dan mendapati ada seseorang yang tengah melangkah memasukinya secara perlahan. Suasana di dalam sana tampak begitu gelap mengingat di luar sebentar lagi akan turun hujan. Mark baru saja pulang ke rumah setelah mengikuti prosesi penguburan neneknya. Tak ada suara sedikitpun saat ia melangkah memasuki lebih dalam ke rumahnya. Orang tuanya masih ada urusan di rumah neneknya dan dia memutuskan untuk pulang lebih awal ke rumah.

Saat dia melangkah menuju ke bagian ruang keluarga, di situ samar-samar ia mendengar suara tawa yang cukup keras. Tak perlu waktu lama untuk mencari tahu siapa karena suara itu cukup familiar di telinganya dan sekaligus menakutkan saat didengar pada keadaan seperti ini.

"Iya, Beb, bentar a'a pulang lagi ke rumah. Tunggu ya.."

Satu kalimat yang Mark dengar secara jelas dan berhasil membuatnya merasa jijik saat mendengarnya. Menggelikan. Seseorang sedang menelpon pacarnya di rumahnya!?

Mark berjalan lebih dekat lagi ke arah sumber suara itu dan tepat di bagian sofa depan TV, ia melihat seorang anak manusia yang sedang tidur di atas sana. Satu tangan kirinya sedang memegang ponsel dan satu tangan kanannya lagi mengambil cemilan di dekatnya. Mark memicingkan matanya, itu sereal kesukaannya.

Tak butuh waktu lama untuk Mark segera menarik sekotak sereal miliknya itu dan orang yang sedang tidur di atas sofa tadi lantas menoleh terkejut ke arahnya.

"Hello bro!"

"Pergi!"

BRUUKK

"Aawww!! Njiir!! "

Yang sedang dimarahainya saat ini adalah sepupunya. Mark tak mengetahui satu fakta ini bahwa, Lucas, sepupu yang ia anggap menggelikan itu sedang hadir di rumahnya.

"Apa-apaan sih lo?!" Lucas segera berdiri dari jatuhnya.

Mark merampas segera ponsel milik Lucas dan menekan tombol merah di panggilan itu. Ini terlalu berisik mendengarkan Lucas yang sedang berbicara dengan pacarnya di rumahnya yang tenang ini.

"Anjir lo! Jangan dimatiin juga kali." Lucas merampas balik ponselnya yang diambil oleh Mark barusan.

"Tahu sopan santun, nggak? Ini lagi di rumah orang dan kamu nelpon dengan suara keras kayak gitu. Kayak kingkong!" Mark tak kalah membalas ucapannya Lucas.

"Dih ngegas." Yang ada Lucas malah memainkannya.

Mark berbalik ke belakang dan ia segera diperlihatkan dengan satu koper besar milik Lucas yang berada tak jauh dari arah tangga lantai dua. Sepupunya itu akan tinggal di sini.

"Kamu masuk duluan?" tanya Mark.

"Nyokap lo ngasih gue kunci pas di rumah oma tadi," jawab Lucas.

Mark melupakan satu fakta lagi. Wajar saja Lucas pulang ke sini karena meninggalnya nenek mereka mengundang satu keluarga besar yang tak pernah hadir sebelumnya untuk datang kembali. Lucas juga pasti datang bersama keluarganya.

"So, gimana kabar lo? Kapan wisuda?" Lucas membuka suara lagi.

"Baik. Masih lama," balas Mark.

"Wess, gelar S1 udah di depan mata aja. S2 udah punya rencana?" tanya Lucas lagi.

"Belum planning," balas Mark lagi.

chemistry of love [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang