Day 32

3K 319 53
                                    

    Yerin menangis di sebuah taman yang tidak jauh dari rumahnya, kenapa bisa begini? hanya karena dirinya, banyak orang yang terjebak dalam bahaya.

    "Kenapa harus aku? Kenapa semua hal yang menyedihkan terus menimpa diriku?"

    Taman itu terlihat sepi, seolah Yerin benar-benar hanya di biarkan sendirian saja.

Drrtt drrtt

    Yerin tersentak saat tiba-tiba ponsel yang berada di saku baju terusan nya bergetar.

    Seolah seperti alarm tanda bahaya, Yerin langsung menajamkan pandangan nya, menoleh kesana-kemari mencoba melihat apakah ada orang lain di sekitarnya.

    Setelah Yerin merasa aman, Yerin merogoh sakunya dan mencoba melihat siapa yang menghubungi dirinya.

Private number

    Rasanya Yerin ingin mati saja! Dia terlalu lemah untuk menghadapi kejadian-kejadian tidak masuk akal seperti ini.

    Mantan pacarnya ternyata terobsesi dengan dirinya, lalu mulai menculik orang-orang terdekatnya, dan setelah ini mungkin laki-laki itu tidak segan untuk melukai Yerin atau apapun itu.

     Yerin mengangkat panggilan di ponselnya, tapi dia tidak mengucapkan apapun, Yerin hanya diam.

    "Kapan kamu akan bercerai dengan laki-laki itu?"

    Yerin mencengkram ponselnya erat, tapi tetap tidak berniat menjawab.

    "Kamu hanya perlu bercerai dengannya, dan semua akan selamat. Lagi pula kamu tidak mencintai dia kan? Dia juga tidak mencintai kamu, tidak ada yang perlu kalian berdua pertahankan lagi!"

    Yerin mendengus geli, "Tau apa kamu dengan hubungan yang aku jalani, dengan suamiku!"

    "Aku tahu! Kamu menikah karena menggantikan kakakmu saja kan? Tidak ada Cinta di antara kalian!"

    "Atas dasar apa omongan tidak masuk akal yang kamu lontarkan itu? Manusia tidak mempunyai hati seperti kamu mana mungkin mengerti?"

    "Yerin, selagi aku masih bicara baik-baik, ceraikan dia secepatnya!"

    "APA? KENAPA TIDAK SEKALIAN KAMU MEMINTA AKU UNTUK MATI SAJA! LEBIH BAIK AKU MATI! AKU MUAK DENGAN KALIAN SEMUA! AKU MUAK!"

    Yerin membanting ponselnya begitu saja di aspal.

    "Aku lelah, aku benar-benar lelah."

    Langkah Yerin tidak beraturan, dia meninggalkan taman itu, dan kembali berjalan entah kemana.

~

    Taehyung kebingungan, Yerin tidak bisa di hubungi, dia juga tidak tahu harus mencari Yerin kemana.

     "Pikiran Yerin benar-benar kacau, kita tidak bisa memastikan dia akan pergi kemana," Hayoung sedari tadi mencoba menghubungi teman-temannya yang mungkin menjadi tempat Yerin pergi, namun nihil.

    "Aku akan mencarinya ke rumah orang tuanya, kalian bisa tunggu di sini dulu kan? Sepupu Yerin akan datang kesini."

    "Huh? Eunha?"

     "Iya, tolong tunggu mereka, aku pergi dulu." setelahnya Taehyung langsung berlari ke garasi untuk mengeluarkan mobilnya.

    Hayoung dan Umji masih terdiam, mereka kelihatan sama-sama bingung.

    "Umji? Bukankah ini sudah di luar kendali? Kapan kamu mau pergi kesana?" tanya Hayoung.

    "Mereka akan baik-baik saja, ada orang-orang ku di sana, kak Yerin yang lebih penting sekarang, karena aku tidak bisa mengetahui keberadaan dia."

    "Karena ponselnya mati?"

    "Ya begitu lah, aku juga bingung harus apa, aku tidak memasang alat pelacak untuk kak Yerin."

    Hayoung mendengus, dia memang tahu bahwa wanita di depannya bukan wanita biasa, dulu Hayoung sempat mau mendapatkan bantuan kecil dari Umji waktu dia berada di luar negeri.

~

    Joy berdecak sebal saat melihat wanita di depannya, rasanya dia benar-benar marah, bahkan hanya mendengar helaan nafas wanita itu.

    "Aku nggak tau kamu bisa segila ini hanya karena seorang laki-laki, terlebih laki-laki itu adalah suami dare teman mu sendiri!"

    Sementara Jennie hanya memutar matanya malas.

    "Kalian berdua menjadi tidak waras karena Cinta, padahal orang yang kalian cintai sudah hidup bahagian jika tanpa adanya gangguan dari kalian!"

    Sinb yang ada di samping Joy mencoba menyenggol lengan Joy, bermaksud menghentikan ucapannya.

     "Diam Joy, jika kamu tidak diam aku akan melakukan sesuatu dengan mulut berisik mu itu!"

    "Apa? Apa yang bisa kamu lakukan? Cukup berhenti sampai disini saja Jen! Walau mereka berpisah, apa kamu bisa yakin bahwa Kim Taehyung akan bisa menjadi milik kamu? Tidak kan?"

    "Setidaknya aku tidak harus melihat dia bersama wanita lain!"

    "Tapi Yerin itu teman kamu! Aku tidak paham dengan jalan fikir kamu Jen."

    "Aku tidak pernah menganggap siapapun sebagai temanku! Terserah aku ingin melakukan apa!"

     "Kamu benar-benar sudah keterlaluan  Jen, tidak kalian berdua benar-benar sudah keterlaluan, demi kebahagian ... oh mungkin lebih tepatnya, demi kesenangan kalian berdua, kalian rela membuat orang lain menderita."

     "Ya, dan itu adalah caraku untuk menyenangkan diriku sendiri!" balas Jennie dengan tatapan tidak perduli sama sekali. Lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut dan menguncinya kembali.

    Joy berhenti berbicara, menoleh ke arah Sinb yang yang hanya menggelengkan kepala, mereka sudah tidak tahu harus mengatakan apa lagi, karena sepertinya wanita itu memang sudah tidak waras.

    "Kalian harus bersabar sebentar lagi, aku yakin kita selamat."

    Joy menoleh, begitu juga Sinb. Soojung yang selama beberapa waktu ini tidak sadarkan diri, akhirnya bisa membuka matanya.

    "Jangan paksakan dirimu untuk berbicara dulu kak, simpan tenagamu."

    Soojung menghela nafas, matanya mulai berair.

     "Maaf karena kebodohanku, karena kecerobohan dari tindakan ku, tanpa aku mengetahui kebusukan mereka, kalian semua terjebak."

     Joy menggeleng, "tidak perlu, tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri, semua orang pasti pernah berbuat salah, dan kamu pasti bisa memperbaikinya."

    "Ya, setelah kita keluar dari sini, semua akan kembali seperti semula, kamu bisa memperbaiki kesalahan kamu,jadi bertahan sebentar lagi."
.
.
.
.
.
.

    Taehyung melajukan mobilnya entah ke mana, dia mencoba mencari satu persatu tempat yang sekiranya mungkin akan Yerin singgahi.

    Tapi sedari tadi Taehyung juga menyadari sesuatu, ada sebuah mobil hitam yang terus mengikuti dirinya.

    Entah apa yang akan terjadi, Taehyung tidak terlalu memikirkan hal itu, karena sekarang yang lebih penting adalah mencari keberadaan Yerin.

    Taehyung tidak ingin kehilangan lagi, cukup sekali saja.

    Dia ingin hidup bersama Yerin, wanita yang sekarang sangat dia cintai.

    Cukup sekali dia kehilangan istrinya jangan sampai terulang, karena setelah kematian Jisoo, dirinya sadar hanya Yerin yang bisa membuka hatinya kembali.

     "Yerin kamu dimana?"

    Taehyung tersentak saat mendengar suara klakson kencang memekakkan telinga.

Tin!

Brak!

.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~
Dah lah nggak tau aku mau ngetik apa
Kayaknya bakal jauh banget sama prolog
Wkwkwkwk

Lie's [TAERIN ft BANGCHIN] [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang