[09]

5.1K 451 13
                                    

warn: vmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warn: vmin

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰


"Kau tahu?" tanya Seokjin pelan. Jungkook melirik hyungnya malas.

"Ku rasa perilakunya sudah terlalu keliatan. Akan terlihat bodoh jika seseorang tidak mengetahui bahwa Taehyung menyukai Jimin." jawab Jungkook sarkas. Ia memandang kedepan, berusaha menyegarkan pikirannya.

Tangan Seokjin naik ke bahu Jungkook, mengusapnya pelan. "Kau tahu mereka soulmate yang terlalu merekat."

"Tentu saja. Semua orang tahu itu." sindir Jungkook penuh penekanan.

Jungkook yang ini lumayan berbahaya, setidaknya itulah pikiran Seokjin. Jungkook adalah orang yang temparamental, mudah marah dan emosinya sangat gampang tersulut. Nada dingin nya ketika membicarakan Taehyung dan Jimin sudah menjadi lampu merah, menandakan bahwa mereka harus menghentikkan topik ini.

"Yasudahlah, ayo kita turun kebawah. Sepertinya Hoseok membawa makanan setelah pergi tadi."

***

Jimin bersenandung senang ketika melihat berbagai jenis makanan tersaji didepan matanya. Menciptakan bunyi tersendiri di perut Jimin ketika indra penciumnya termasuki oleh aroma-aroma makanan yang menggugah selera. Matanya berbinar, menandakan bahwa ia baru saja menemukan surga dunianya.

Sedangkan Taehyung disebelahnya sesekali mengeluarkan tawa kecilnya. Kadar keimutan Jimin berkali-kali lipat saat ini. Melompat kecil, menengok sana sini, melebarkan matanya setiap makanan yang terlihat lezat menyita perhatiannya.

Omong-omong tentang rasa Taehyung pada Jimin, ya itu benar. Dan yang tahu hanya satu, Seokjin hyung. Taehyung hanya bercerita kepada hyung tertuanya. Sudah lama, hampir beberapa tahun lalu. Dan sampai sekarang pun Taehyung masih menyukainya.

Jimin dimata Taehyung adalah hidupnya. Bisa dikatakan sehidup sematinya. Hanya Jimin yang selalu ada disamping Taehyung, bahkan sebelum mereka berdua resmi menjadi anggota Bangtan. Berada disekolah yang sama dengan Jimin selama 3 tahun lamanya cukup untuk membuat Taehyung merasakan kenyamanan ketika bersama Jimin.

Jimin bukan hanya sahabatnya, tapu jiwanya, kakaknya, adiknya, keluarganya, atau bahkan pacarnya. Menurut Taehyung Jimin sangat pintar. Pintar menari, pintar bernyanyi dengan suara emasnya, pintar juga menyamakan keadaan. Inilah alasan utama mengapa Taehyung begitu menyukai Jimin.

Jimin kekanakan. Jika sedang disituasi yang mengasyikan, Jimin terlihat tidak lebih seperti mochi yang harus dijaga. Jimin akan bertingkah imut dengan sendirinya, reflek. Tanpa dibuat, tanpa membuat orang lain mual melihatnya. Sebaliknya, justru akan terpekik gemas jika Jimin sudah mengeluarkan jurus imutnya.

Namun Jimin juga dewasa, jika saat Taehyung dibawah. Jimin akan memberinya nasehat nasehat berguna, membangun kembali mentalnya yang sempat runtuh, menegakkan kembali punggungnya yang sempat terpuruk. Jimin akan selalu ada. Bahunya akan selalu ada sebagai tempat Taehyung bersandar. Tangannya akan selalu ada sebagai penghapus air mata jika Taehyung menangis.

Dan Taehyung harus bisa menahannya. Ia takut jika ia menguatarakan perasaannya, ia akan jauh dari Jimin. Ia tidak ingin Jimin hilang.

Disamping itu juga, Taehyung tau, bahwa saingannya bukan hanya para army saja.

Namun Jeon Jungkook juga.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

TBC.

j i k o o kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang