[36]

4.4K 213 13
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

5 hari pasca pertengkaran. Jungkook benar benar serius dengan ucapan tentang komentar itu. Jimin tidak boleh membuka kolom komentar, setidaknya jika ia sendirian. Jika senggang, ia dan Jungkook akan duduk disofa kamar. Dengan posisi Jungkook menyenderkan tubuhnya di sofa, sedangkan Jimin menyenderkan tubuhnya pada dada Jungkook. Tak lupa juga Jungkook membaca lebih teliti dan akan otomatis menggulir layar lebih cepat ketika menemukan komentar tidak penting. Berlebihan memang, tapi itulah upayanya agar Jimin terhindar dari kata-kata seperti itu.

Lagipula Jimin tidak terlalu keberatan. Jimin memang bukan tipikal orang yang membuka komentar secara daily, biasanya ia akan melirik ketika topik tersebut trending. Jadi ia akan melihat jika ia penasaran saja. Seperti 2 hari yang lalu ia meminta Jungkook menemaninya membaca komentar dari konser kemarin yang belum sempat ia baca sama sekali kecuali komenan sampah itu. Dan ia tersenyum senang ketika melihat banyak yang mengapresiasi suaranya juga tariannya.

"Lihat sayang? Kau sempurna. Memang yang membencimu kurang buka mata saja,"

Ucap Jungkook kala itu sembari mencium pipi halus Jimin, membuat bulatan halus di pipi Jimin itu memerah. Jungkook memang selalu handal dalam membuat Jimin tersenyum.

Sekarang pemuda mungil itu sedang diluar, lebih tepatnya di supermarket untuk membeli bahan makanan karena bulan ini adalah jadwalnya. Ia pergi bersama Taehyung, hitung-hitung untuk making out bersama lagi setelah beberapa minggu kebelakang mereka sedikit renggang oleh masalah pengakuan Taehyung pada hari penembakan Jimin.

Dan tentunya Jimin sudah izin kepada sang kekasih posesifnya, tidak ingin menantang maut dengan pergi tanpa izin.

Jungkook yang sedari tadi tetap berada di dorm sekarang sedang duduk diruang tengah. Bersama keempat sisa hyungnya dan mereka tengah menonton film action yang sedang terputar di televisi lebar didepan sofa itu.

"Jungkook."

Suara Namjoon yang menyebutkan namanya membuat sang empu mengalihkan perhatiannya. Ia menatap Namjoon yang sedang adu lirik dengan Seokjin, Yoongi juga Hoseok. Seakan saling menyuruh untuk membicarakan hal yang sudah mereka diskusikan.

"Apa?" tanya Jungkook bingung. Keempat hyungnya ini masih perang lirik sedari tadi, membuat Jungkook sendiri jengah liatnya.

Pada akhirnya Yoongi mendengus kesal melihat ketiga orang lainnya hanya melempar satu sama lain. Jadi ia memutuskan untuk membuka mulut duluan.

"Tentang hubungan kau dan Jimin."

Kalimat itu membuat Jungkook mengernyit, "M-mhm. Wae?"

j i k o o kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang