[35]

2.4K 193 6
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Bulan seakan menjadi saksi bisu saat ini. Angin ikut menemani, begitu juga bintang. Cahayanya menembus langsung ke ruangan itu, seakan memberi ejekkan pada kedua insan yang sama-sama menyaru dengan kesunyian. Dua insan itu adalah pasangan kekasih-Park Jimin dan Jeon Jungkook.

Jimin sebenarnya baru kembali sekitar dua menit yang lalu. Lelaki mungil itu sudah dinyatakan sembuh sepenuhnya hari ini. Dan ia baru saja kembali dari dapur setelah meminum vitamin pemulihnya. Rencananya malam ini ia ingin tidur lagi, bersama kekasihnya setelah beberapa hari terakhir ia tidak bisa memeluk lelaki tampannya karena tidak kuat.

Namun rencananya tertunda begitu saja ketika ia disambut oleh Jungkook yang terduduk di sofa kamarnya. Sedang menikmati pemandangan pintu balkon yang masih terbuka alih alih menatap televisi yang sedang menyala —menampilkan film lawas sembilan puluhan didepannya. Dengan pandangan datar, tanpa emosi didalamnya. Terkesan santai sekilas, namun Jimin yang merasakan bahwa aura kekasihnya ini sedikit gelap. Dan itu jelas menimbulkam tanda tanya besar dikepalanya.

Memang sejak tadi pagi kekasihnya itu sudah seperti ini. Ia masih merawat Jimin, memastikan Jimin benar-benar pulih. Namun berbeda dari beberapa hari lalu, Jungkook hanya membantunya. Tidak berbicara padanya sama sekali, dan hanya menjawab ucapan Jimin seperlunya. Tatapannya dari tadi pagi juga datar, antara tidak ada emosi didalamnya atau tidak ada yang bisa melihat kilatan didalam netra kelam itu.

Dan sepertinya malam ini ia akan menemukan jawaban dari kebingungannya.

Ia menghampiri sofa dengan langkah pelan. Perlahan juga ia mendudukan tubuhnya disofa tersebut. Ia duduk di ujung sofa, karena ia tidak kuat merasakan hawa Jungkook yang kini masih menancapkan tatapannya pada pintu balkon yang terbuka, membuat tirainya melambai bebas menandakan angin mendesak masuk kekamar Jimin.

Jimin menggigit bibirnya ragu, "K-kook.."

Jungkook berdehem singkat tanpa mengalihkan tatapannya pada balkon. Tangannya ia lipat dengan dada, lalu tubuhnya ia senderkan pada senderan sofa.

Jimin dibuat tegang mendengar deheman Jungkook, "A-ayo tidur.."

"Duluan saja. Aku mau menonton film." jawabnya singkat, lalu ia mengalihkan matanya kearah televisi. Jimin menyernyit dengan cemberut yang tampak di bibir tebalnya. Ia mengenal baik Jungkook dan ia tau kekasihnya tidak menyukai film lawas seperti ini, terlebih film ini bergenre romansa. Lelaki pencinta film action jaman sekarang itu jelas tidak menyukai film semacam ini.

Jimin memberanikan dirinya menatap Jungkook, "Kau berbohong. Kau tidak suka film ini. A-ada apa?"

Seketika Jimin menyesal. Tubuhnya menegang begitu saja ketika tatapannya dibalas oleh tatapan tajam dari kekasihnya. Refleks ia menunduk, menghindari kontak mata dengan netra yang seakan menusuk dirinya sendiri saat ini.

j i k o o kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang