[26]

3K 237 3
                                    

Nb; sebelum membaca tolong baca chapter sebelum ini ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nb; sebelum membaca tolong baca chapter sebelum ini ya. cuman berisi pesan yang lumayan penting kok, tidak menyita banyak waktu. happy reading!

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Jimin mencebikkan bibir tebalnya. Menatap Jungkook yang kini sedang memasak untuknya. Jimin sebenarnya sedang dalam mode manja, apalagi mereka baru sampai di dorm setelah pulang dari rumah sakit. Setidaknya Jimin ingin berleha-leha di sofa sembari bermanja dengan kekasih barunya itu. Tapi Jungkook dengan keras kepalanya langsung memasak ketika sampai, dengan alasan Jimin perlu makan siang karena waktu sudah menunjukan pukul 12.

Jimin hanya memandang televisi didepannya tidak minat. Drama series yang biasanya menarik bagi Jimin sepertinya tidak berlaku saat ini karena namja mungil itu tengah kesal. Sesekali ia mencuri pandang kearah Jungkook yang masih saja sibuk, lalu kembali menatap acara tv didepannya.

"JUNGKOOK!"

Jungkook yang sedang mengambil sendok untuk sup Jiminnya tersentak mendengar suara teriakan sang kekasih. Reflek ia menaruh kembali-atau lebih tepatnya membanting sendok itu dan langsung berlari kearah mochi yang sekarang sedang memandangnya, "Kenapa sayang? Sakit lagi?"

Jimin mengernyit lalu tersenyum gemas plus kesal, "Kau masak lama sekali!"

Suara Jimin dan Jungkook-ditambah suara bantingan sendok terdengar menggema membuat Seokjin keluar dari kamarnya. Menatap Jungkook dan Jimin yang ada dilantai bawah dari anak tangga tengah.

"Suara apa itu didapurku, Jungkook!? Kau tidak menjatuhkan wajan ku kan!?" tanya Seokjin nyalang, "Lagipula kalian ini kenapa? Berisik sekali! Mengapa kalian mengobrol harus sambil berteriak?"

Jimin dan Jungkook seketika bungkam ketika sang hyung mengomeli mereka. Jungkook menatap Jimin, "Jimin tadi berteriak, hyung. Aku kaget. Jadi aku membanting sendok, maafkan aku."

"Terus? Mengapa kau berteriak, Jim?" pandangan Seokjin beralih kearah namja mungil yang kini mengerucutkan bibirnya itu.

Jimin melipat tangannya didepan dada, "Jungkook sibuk sekali didapur! Aku ditinggal!"

Jungkook dan Seokjin langsung saling pandang. Seokjin memijat pelipisnya, total lelah dengan kelakuan sepasang kekasih baru yang menurutnya konyol.

"Dasar pasangan gila! Lain kali bertengkarlah dikamar! Jangan lupa pasang pengedap suara. Kalian berdua sangat menganggu!"

***

"Taetaee~"

Taehyung menoleh mendengar suara mendayu milik sosok yang ia sangat kenali. Tubuhnya yang semula sedang menghadap kearah rembulan memutar sedikit, menatap Jimin dengan piyama kuning yang sedang berjalan kearahnya. Netranya melirik jam, pukul 4 pagi. Mengapa Jimin belum tidur?

j i k o o kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang