⊱⋅ ──────────── ⋅⊰
Hampir 15 menit Jimin dan Jungkook berada di posisi yang sama; berpelukan di kursi bar dapur. Jungkook masih setia mengusap rambut Jimin. Menenangkannya sedari tadi hingga suara isakan benar-benar berhenti.
Lama berdiam diri, Jimin tidak kunjung mendongak. Bahkan ketika Jungkook bergoyang sedikit, tubuh Jimin hanya ikut limbung bersamaan dengan gerak tubuh Jungkook. Ia melirik sekilas kearah bawah, dan betapa terkejutnya ia melihat bajunya terdapat noda merah.
Dengan panik Jungkook mengangkat wajah Jimin, dan benar adanya. Jimin terlihat menutup matanya dan darah segar keluar dari hidung kecilnya.
"NAMJOON HYUNG!"
***
Jungkook masih menatap Jimin yang kini belum sadarkan diri. Sudah hampir 2 jam ia disini. Bersikeras menemani Jiminnya hingga malaikatnya membuka matanya kembali.
Jungkook menatap nanar tangan pucat Jimin yang tengah diinfus. Lalu matanya beralih menatap wajah Jimin yang tak kalah pucatnya.
Ia bertanya tanya dalam hati.
Sebenarnya ada apa dengan Jimin?
Mengapa ia mudah sekali pingsan?
Memgapa ia mudah sekali mimisan?
Ya, Jimin bukan sekali dua kali mimisan. Tidak jauh dari seringnya ia pingsan, Jimin juga sangat sering mimisan. Darah bisa kapan saja mengucur dari hidung Jimin. Bahkan ketika ia tidak kelelahan sekalipun.
Dari semua member, hanya Jungkook lah yang benar-benar menepis omongan dokter bahwa Jimin hanya kurang istirahat-ketika Jimin kambuh. Jungkook benar benar tidak pernah percaya perkataan dokter yang menurutnya omong kosong itu.
Jimin terlalu lemah, tidak mungkin hanya kelelahan.
Bahkan ia bisa mimisan dimanapun, mana mungkin itu kurang istirahat?
Jungkook melipat kedua tangannya di brangkar Jimin, tepat disamping tangan Jimin yang terasa dingin. Ia menopang dagunya disana, menatap Jimin intens hingga air mata menggenang dikelopak matanya.
"Apa yang kau sembunyikan, Park Jimin..."
***
Jimin mengerjapkan matanya berulang kali. Menyesuaikam cahaya yang masuk kedalam matanya. Ia menengok kearah samping, menemukan Jungkook yang tertidur dengan menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya. Ia tersenyum, lalu tangannya beralih mengelus surai pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
j i k o o k
Fanfictionenjoy your trip with dramatic jikook journey *sips tea* | written in bahasa ©astr0child, 2019.