[27]

2.8K 211 3
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Suara helaan nafas terdengar begitu sinkron. Ketujuh member kini menatap koreografer mereka yang tengah memberikan informasi bahwa mereka akan memulai latihan lagi-sebagai persiapan tour Prancis 1 bulan lagi. Sehingga mereka harus menyiapkan banyak hal dan latihan akan dilakukan mulai dari esok hari.

"Jam 2 siang, di studio. Tidak ada yang telat."

Yoongi-hanya berdecak, mewakili seluruh perasaan gondok semua member. Membuat koreografer mereka mau tak mau tersenyum teduh melihatnya.

Bangtan memang seperti ini ketika ada jadwal latihan, tapi staff pun tau usaha yang akan mereka keluarkan besok tidak akan main-main. Ketika di interview oleh pertanyaan seperti, "Apakah kalian lelah berlatih terus?"

Maka mereka akan jujur, mereka lelah. Namun lalu mereka tersenyum dan berkata, "Lelahku akan dibalas bahagia army. Bayaran yang setimpal menurut kami."

Sesederhana itu.

***

"Mengapa kau cemberut terus, Kook?" tanya Jimin masih fokus dengan kegiatannya menonton tv series didepannya.

Jungkook mencebik mendengar suara Jimin menyambut gendang telingannya, "Besok kita latihan, chagi. Waktu bersama kita akan berkurang."

"Astaga, Kookie." Mendengar tuturan konyol Jungkook mau tidak mau Jimin menatap Jungkook, "Kita hanya latihan, kita tidak putus besok."

Jungkook merapatkan lagi tubuhnya kearah Jimin meski memang tak ada lagi jarak yang tersisa diantara mereka. Tangannya terulur merengkuh pinggang sintal Jimin, dengan kepalanya yang ia tempelkan di bahu sang kekasih-sembari mengusap-usap manja layaknya kucing pada majikannya.

"Yak tapi aku ingin bermanja denganmu terus, Minnie!" ucap Jungkook memelas, menatap Jimin yang kini memandangnya dengan ekspresi gemas sekaligus geli.

Jimin langsung terbahak melihat air wajah Jungkook. Inikah Jeon Jungkook? Si maknae yang sering kali dibilang 'Worldwide Hot Man'? Jimin bergidik, antara merasa ngeri juga bersyukur bisa melihat sisi manja Jungkook.

Tiba tiba satu pikiran terlintas dipikirannya. Lalu netranya menatap kepala Jungkook dan memindahkannya ke pahanya. Jimin hanya tersenyum membalas tatapan bingung Jungkook. Ketika merasa posisi Jungkook sudah nyaman di pahanya, ia mengelus surai lembut kekasihnya. Mencium dalam dalam aroma shampoo yang biasa dipakai Jungkook.

"Kook, jika seandainya kita mempublikasikan hubungan ini," Jimin menjeda kalimatnya untuk mengambil nafas, "Apa army akan menerima kita?"

Jungkook tersenyum maklum ketika merasakan raut keresahan diwajah Jimin. Sebenarnya ia juga seringkali memikirkan ini, merasa bahwa apakah ia akan direstui? Diterima? Atau bahkan ditolak dan dibenci?

j i k o o kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang