[22]

3.1K 266 2
                                    

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

Jungkook terbangun dengan kepala super pening. Beberapa kali ia mengerjapkan mata, menarik paksa kesadaran dirinya karena pikiran nya langsung mengarah kearah Jimin. Ia menatap ruangan yang didominasi warna putih ini. Seketika ia tersadar bahwa ia berada dikamar ruang sakit. Ia menatap infusnya dan mencabutnya kasar.

Tangisannya kembali pecah detik berikutnya. Ia mengkhawatirkan Jimin. Terakhir yang ia ingat sebelum pingsan hanyalah ketika Taehyung mengatakan Jimin mengalami kerusakan jantung yang mana membuat Jungkook shock berat hingga kehilangan kesadarannya. Ia berlari sepanjang lorong rumah sakit. Membiarkan pergelangan tangannya meneteskan darah karena ia mencabut infusnya dengan paksa.

Ia terlihat linglung sebenarnya, tentu saja. Karena ia baru sadar sekitar 70% dan sudah memaksakan dirinya sendiri untuk berlarian. Langkah kakinya cepat seperti orang kesetanan, mencari ruangan operasi Jimin.

Kakinya berhenti ketika ia sudah sampai didepan ruangan operasi Jimin. Namun ia terdiam dengan penuh tanda tanya dan khawatir yang membludak. Lorong ini kosong. Taehyung, semuanya. Hoseok dan Yoongi yang tadi duduk dikursi kini tidak ada, begiti pula Namjoon dan Seokjin.

Tanpa sadar Jungkook langsung kalap, menatap marah beberapa perawat yang sedang bertugas di lorong tersebut, "Kemana Park Jimin?!"

Suara teriakan Jungkook membuat seluruh perawat menatapnya. Ia menghampiri salah satu perawat yang kini sudah menatapnya takut, "Dimana Park Jimin brengsek?!"

Tubuh perawat itu bergetar ketakutan, "S-saya ti-tidak tau, t-tuan."

"Omong kosong! Perawat macam apa k-"

"Jungkook!"

Bentakan Jungkook terhenti ketika suara familiar terdengar sampai ditelingannya. Ia menatap nyalang kearah Taehyung yang sudah berlari menyusulnya dari ujung koridor rumah sakit.

"Dimana Jimin, hah!? Kenapa ruangan operasi itu kosong?!"

Taehyung berhenti tepat 4 langkah dari Jungkook, "Jungkook, tenanglah."

"GIMANA AKU TENANG, HYUNG? BERITAHU AKU DIMANA JIMIN!"

Taehyung menatap Jungkook iba. Ia tau maknaenya itu dalam mode panik ketika melihat ruangan operasi serta lorongnya kosong. Ia menghampiri Jungkook dengan langkahnya perlahan.

"Jimin ada diatas, ia sudah dipindahkan Jungkook." jelas Taehyung.

"Kamar berapa?" suara dingin Jungkook kembali menusuk keheningan yang mencengkram sehabis mengamuknya Jeon Jungkook beberapa menit yang lalu.

Taehyung masih menatap Jungkook waspada, "1407."

Dan berakhir dengan Jungkook yang berlari meninggalkan Taehyung yang kini menatapanya tanpa ekspresi.

***

BRAK!

Suara gebrakan pintu yang cukup keras menyita perhatian 4 orang didalam kamar itu. Jungkook menatap Jimin yang masih belum sadar dengan berbagai selang menancap ditubuhnya. Ia melirik monitor detak jantung Jimin yang menunjukkan bahwa detak jantungnya sangat lemah. Kakinya hampir saja ia seret untuk menempelkan tubuhnya pada Jimin hingga tangan Namjoon menahannya.

Namjoon menghela nafas melihat tatapan nyalang yang Jungkook lontarkan padanya, "Jimin masih sangat rentan, Jungkook. Ia baru selesai dengan operasinya."

Sebenarnya Jimin tidak serentan itu hingga tidak boleh disentuh. Namun mereka tau jika Jungkook memajukkan tubuhnya tanpa ditahan, kelinci bongsor itu akan menubruk tubuh Jimin brutal-entah memeluknya atau mungkin menimpa tubuh namja lemah itu. Dan itu bisa membahayakan Jimin.

Setelah beberapa elusan Seokjin diberikan dipunggungnya, Jungkook sedikit tenang. Setidaknya ia tak lagi panik bak orang kesetanan seperti sebelumnya. Ia digiring perlahan untuk duduk di sofa yang ada di kamar rawat Jimin.

Jungkook akhirnya duduk dengan tenang. Walaupun wajahnya masih tergambar sirat khawatir yang begitu kental. Ia menautkan jarinya, matanya masih memerah karena air mata yang terus terkuras. Ia menundukkan kepalanya, sesekali kembali menatap Jimin yang masih tergeletak lemah disana.

"Bagaimana jantungnya?"

Seluruh member kini bertatap pandang, "A-ah.."

"Apa?" Jungkook menatap putus asa Hoseok yang baru saja merespon perkataannya.

Namjoon menatap Jungkook sembari mengelus punggung pemuda itu, "Jantungnya sudah kembali normal."

Jungkook memejamkan matanya dan tak henti-hentinya bersyukur dalam hati. Jiminnya selamat. Jimin memang akan selalu kuat.

***

Jungkook berjalan keluar dari ruangan Jimin untuk mencari sedikit udara segar. Segelas kopi di minimarket yang ada dilantai dasar rumah sakit ini terdengar tidak buruk. Maka ia berjalan dengan santainya, membelah koridor rumah sakit dan pergi ke lantai paling dasar.

Setelah sampai dengan segara Jungkook membeli segelas iced americano dan duduk disalah satu meja yang disediakan. Ia sibuk menatap ponselnya yang berisikan twitter tengah ramai dengan kabar Jimin saat ini.

Ia terkejut ketika seseorang duduk didepannya. Ia menatap orang itu, sedikit memicingkan matanya sembari berusaha mengingat siapa orang yang kini duduk didepannya sembari menatapnya dalam.

Namja itu hanya terkekeh pelan melihat wajah terkejut Jungkook dan meminum hot coffee miliknya.

"Kau? Jeon Jungkook. Benar?"

Jungkook mengernyit, siapa orang ini?

"Astaga. Kau benar benar melupakanku? Chanyeol."

Astaga.

Jungkook baru menyadarinya.

Namja ini adalah hyung Jimin.

Park Chanyeol.

⊱⋅ ──────────── ⋅⊰

TBC.

j i k o o kTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang