°•Berbincang•°

324 52 2
                                    

Sowon sekarang berada di dalam ruangan nenek Taeyong. Berdua.

Itu keinginan nenek Taeyong. Sowon yang sebenar nya tidak ingin ... tapi apa boleh buat, ia takut segan ke Taeyong.

"Sowon ... yang arti nya harapan" ucap nenek Taeyong tiba-tiba. Sowon mengangguk setuju dengan ucapan nenek Taeyong.

"Ada banyak orang yang meminta bantuan ke kamu. Berarti kamu adalah harapan mereka" Sowon mengerutkan kening nya tidak mengerti.

"Apa maksud nyaa? .... Nek?" tanya Sowon ragu dengan ucapan akhir nya.

"Haha, tidak papa. Panggil saja aku nenek, tidak perlu pakai nyonya nyonyaan" Sowon pun tersenyum mendengar nya.

"Kau tak mengerti apa perkataan ku yang tadi?" Sowon menggelengkan kepala nya.

/Plak!

Paha Sowon segera di pukul oleh nenek Taeyong dan itu membuat Sowon spontan mengaduh kesakitan.

"Aduh bagaimana kamu bisa membantu orang-orang yang mengharapkan mu?" Kesal nenek Taeyong ke Sowon.

Sowon berfikir sejenak, siapa yang berharap sama gua.

"Seperti nya otak kamu perlu di asah" ujar nenek Taeyong yang seperti nya tau apa yang berada di pikiran Sowon.

"Hm ... Ada yang meminta tolong kepada mu kan?" Sowon mengangguk, dia mengingat, Hyunjin Lee Know dan Seungmin.

"Mereka yang meminta tolong ke kamu itu adalah takdir yang diberi tuhan"  Sowon tambah menyerngit heran.

"Kau tidak mengerti?" Sowon menggeleng, dan nenek Taeyong mengambil sebuah benda panjang yang kemarin untuk memukuli Sowon.

"Contoh nya, kamu sedang tersesat di hutan, kamu tidak memiliki handphone ataupun kompas, satu-satu nya harapan kamu adalah membaca matahari bila pagi dan membaca langit malam pada malam hari, begitu juga dengan mereka. Posisi mereka saat ini sedang tersesat dan kamulah matahari ataupun langit malam nya. Dan itu adalah harapan satu satu nya yang mereka miliki" nenek Taeyong menjelaskan panjang lebar agar Sowon mengerti.

Bukan nya menanggapi tetapi Sowon terdiam, ia memikirkan sesuatu. Memikirkan keberadaan anggota Stray Kids yang seperti nya meminta pertolongan kepada nya.

"Ia. Yang ada di pikiran mu adalah mereka yang tengah tersesat. Dan posisi mu saat ini adalah sebagai harapan mereka. Maka dari itu nama mu adalah Sowon yang artinya harapan"

Sowon melihat wajah nenek Taeyong dengan sedikit heran.

"Nek, apa kau bisa membaca pikiran orang?" Nenek Taeyong malah tertawa. "Entahlah aku tidak mengingat nya" Sowon hanya diam.

"Kamu punya penjaga yang sama dengan Taeyong ya? Memang nya kalian ada hubungan apasih?" Sowon tiba-tiba mengingat Yin yang memiliki saudara dan saudara nya itu bersama Taeyong.

"Nenek mengetahui nya?"

"Tentu saja"

Hening.

"Sebentar nek, kenapa harus aku yang menjadi harapan mereka?" Tanya Sowon yang tertuju dengan pembicaraan pertama.

Nenek Taeyong tersenyum. "Itu adalah takdir dan tidak bisa di ubah, lagi pula kamu kan tidak di ganggu oleh nya"

Iya juga sih, justru mereka malah ngebantu gua -Sowon.

"Nah, jadi tidak masalah kan? Karna itu takdir mu alangkah baiknya kamu harus dan wajib menyelesaikan tugas yang tertunda itu"

"Ehm? Tugas apa nek?" Nenek Taeyong memukul Sowon menggunakan benda panjang itu dengan pelan. Dia geram melihat tingkah Sowon.

「2」FIND US⏳{Temukan Kami} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang