°•Gangguan•°

362 47 14
                                    

Terdengar sangat jelas suara isakan tangisan seorang perempuan di dalam kamar, tentu. Siapa lagi kalau bukan Sowon. Dia sedang terduduk dipojokan sambil memeluk lututnya serta menundukkan kepala nya, dia saat ini sedang benar-benar emosional mengingat-ingat kembali kesalahan yang pernah ia alami.

Dia melakukan hal ini karna,  perkataan Yang tadi menyakiti hati nya, dia tau kalau di dunia ini bukan hanya dia yang mengalami hal seperti itu, tapi ... kali ini, dia benar-benar putus asa dengan kemampuan melihat yang dia punya. 

Sowon bersyukur, tapi bukan begini cara nya. Dia hanya ingin beradaptasi dengan kemampuan nya ini. Dulu, sesampai nya di Korea, Sowon sudah bertekat untuk melakukan apa yang harus ia lakukan dengan penglihatan nya ini. Membantu mereka. 

Memang ini terdengar gila, tapi hanya itu yang bisa dilakukan oleh dirinya. Dia tidak bisa mengelak dengan apa yang diberi tuhan kepada nya. Walau ada rasa ketidak mauan untuk melakukan itu. Sowon hanya bisa pasrah.

Tangisan Sowon mulai mereda, dia menatap kaki nya dengan pikiran yang terus berputar. Banyak pikiran yang bercabang-cabang. 

"Kenapa ibu menyuruh pergi ke Korea?" 

"Apa yang harus dicari di sini?"

Itu yang terlintas di pikiran Sowon saat ini, benar-benar putus asa.

"Aghh!!! Sial!" Sowon mengacak- ngacak rambut nya frustasi, sesekali dia menjambak-jambak rambut nya sendiri.

"Noona, berhenti."  Dan benar saja Sowon berhenti melakukan hal itu. Dia menatap siapa yang bicara barusan. Hyunjin. Hyunjin berdiri di depan Sowon sambil menatap dirinya dengan wajah khawatir.

"Siapa?" Hyunjin heran dengan pertanyaan Sowon barusan.

"M-maksud Noona?"

"Lu siapa? Kenapa masuk di sini?"

"Gua Hyunjin. Noona lupa?"

"Keluar."

Hyunjin benar-benar terdiam mendengar perkataan Sowon barusan.

"Lu siapa?" pinta Hyunjin dengan ekspresi aneh menatap Sowon, dia yakin ini bukanlah Sowon yang ia kenal.

"Mana Sowon."

"Gua Sowon!!"

"Sowon ga kay--- ahk!" Hyunjin kaget. Bagaimana bisa Sowon menyekik diri nya, dan juga ... itu terasa sangat sakit.

"Y-yin. Tt-olon--"

BRUK!!

"Heh! Lu kalau berani sini hadapan langsung sama gua jangan sembunyi kayak pengecut lu. Pakai sembunyi-sembunyi di tubuh orang lagi. keluar lu."

"Mulut lu dijaga!"

"Y. IiH! Jijik banget gua sama lu. Hyunjin, lu bisa kan megang tubuh Sowon? Awas lu bilang ga bisa."

Hyunjin awal nya ragu dengan perintah barusan, tapi melihat kondisi saat ini dia pun mengiakan perintah tersebut.

"Gua ga suka melakukan nya tapi ini terpaksa," ucap sosok yang menolong Hyunjin tadi. Dia memetik bunga mawar berwarna merah darah di sekitar nya. Segera dia mendekat ke arah Sowon, sedangkan Hyunjin tengah menahan tubuh Sowon dari belakang.

Bruk!!

Hyunjin terhempas ke tembok, sungguh aneh ... dirinya bisa merasakan bagaimana rasa sakit terkena dentuman tembok itu.

"Ck!"

Tidak ada pilihan lagi sosok itu melilit tubuh Sowon dengan akar duri mawar yang dia punya. Dia menarik tubuh Sowon lalu memasukkan secara paksa bunga mawar yang ia petik tadi kedalam mulut Sowon.

「2」FIND US⏳{Temukan Kami} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang