PART 1

975 44 0
                                    


Pagi hari yang cerah di Bandara Soekarno - Hatta sudah terjadi kepadatan pengunjung lantaran libur akhir tahun telah tiba. Padatnya penumpang yang ingin bepergian keluar kota atau luar negeri membuat para pilot dari berbagai macam maskapai harus siap sedia menambah jam kerjanya. Seperti halnya Rio yang rela menambah jam terbangnya agar bisa mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan mereka sekaligus menghapus bayang - bayang akan almarhumah kekasihnya, Laura Calistha.

"Move on Rio. Jangan mabuk - mabukan lagi," peringat Rafa.

Untuk kesekian kalinya Rafa mengingatkan sang adik kembarnya. Sudah lebih dari 5x Rafa harus menelan pil pahit terkena omelan dari istri serta kedua orangnya lantaran kepergok selalu membawa pulang Rio ke kawasan apartmentnya dibilangan Kelapa Gading dalam kondisi mabuk.

"Gua gak mau diomelin mamah papah sama Anjani. Udah cukup gua 5x tidur diluar gara - gara lo," ujar Rafa seraya melenggang keluar bandara.

Memang hari ini, Rio dan Rafa memiliki jam serta destinasi penerbangan yang berbeda. Rio baru ingin memulai jam terbangnya menuju Surabaya sementara Rafa sudah kembali mendarat di Jakarta setelah 2 minggu berkeliling negara Benua Eropa.

Sepeninggal Rafa, Rio langsung melangkahkan kakinya untuk menemui co - pilot serta beberapa pramugari dan pramugara yang akan menjadi rekannya selama beberapa jam kedepan. Setibanya dikantor, Rio langsung memulai briefing sebelum ia dan para rekannya melenggang menuju kokpit.

"Capt, cantik ya?," bisik rekan Rio.

"Siapa?,"

"Itu, yang dibelakangmu loh Capt,"

Seketika Rio langsung menoleh hingga mata mereka saling bertemu. Rambut hitam bergelombang dengan kulit putih susu serta senyuman menawan itu sukses membuat Rio terdiam ditempatnya.

"Laura," sontak Adi, co - pilot yang akan bersama Rio, langsung menoleh.

"Ya Allah Capt, istigfar dong. Laura sudah tenang dialam sana. Ikhlaskan dia Capt,"

Rio pun langsung terbangun dari acara melamunnya dan segera melangkah menuju kokpit. Meninggalkan seorang gadis yang memakai seragam pramugari milik maskapai tempat Rio bernaung itu dengan penuh tanda tanya.

Sementara itu, Rio mulai menyibukkan diri sebelum para penumpang mulai memasuki kabin pesawat. Dengan senyum menawannya, para penumpang terutama para kaum hawa dibuat meleleh akan senyuman seorang Rio Adrian Wicaksono. Namun, dibalik senyum tersebut mata Rio seolah tak lepas memandang salah seorang pramugari yang sedang mengangkat koper untuk dimasukkan kedalam kompartmen.

"Dia namanya Nafa Cecilia Faradilla. Biasa dipanggil Nafa. Pramugari baru dimaskapai kita, baru 3 bulan kerja maksudnya,"

Rio langsung masuk kembali kedalam kokpit, sementara sang co - pilot hanya bisa misuh - misuh atas kelakuan captain mereka yang masih berduka padahal sang pujaan hati sudah nyaris setengah tahun meninggal.

"Udah siap semua?," tanya Rio.

"Sudah Capt,"

Pesawat pun bersiap lepas landas. 30 menit berlalu, saat pesawat sudah mengudara, Rio meminta kepada pramugari untuk membawakan dirinya kopi karena semalam suntuk dirinya tak tidur lantaran keasyikan bermain game online di ponselnya.

"Permisi,"

Panggilan seseorang itu sukses membuat Rio kembali tertarik menuju alam bawah sadarnya. Suara itu mirip sekali dengan suara Laura. Namun, semua itu sirna kala Rio menolehkan kepalanya, yang didapat bukanlah seorang Laura melainkan sosok pramugari yang bernama Nafa.

You're My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang