PART 23

275 11 0
                                    

Tangis penuh rasa lelah dan sakit itu masih menggema didalam kamar tamu, Rio yang sudah berdiri dibalik pintu kamar yang tertutup memilih untuk berdiri disana. Meratapi ucapan dan tamparan yang sudah ia layangkan pada sang istri.

"Maaf sayang," lirih Rio kemudian berlalu menuju ruang kerjanya

Satu jam berlalu, akhirnya Rio memilih untuk kembali melihat kondisi kamar tamu yang sudah sepi. Mungkinkah sang istri tertidur karena terlalu lelah menangis?. Karena penasaran, Rio pun memberanikan diri membuka pintu yang untungnya tidak dikunci itu.

Hati lelaki itu langsung bergerimis mendung saat melihat Nafa tertidur dilantai dengan wajah sembabnya. Rio langsung melangkah dan membaringkan sang istri diatas ranjang. Rio pun ikut membaringkan diri disebelah Nafa sembari membetulkan rambut sang istri yang menutupi wajah cantiknya.

"Hiks...Hiks...Masss,"

"Sssttt udah sayang," bisik Rio di telinga sang istri

"Maafin Nafa. Hiks....Hiks....,"

Rio pun langsung mendekap erat sang istri. Ia tau ia salah, ia sudah memaksakan kehendaknya. Rio pun menyadari kesalahannya dan kini ia berusaha untuk mendapatkan maaf dari sang istri yang mulai terlihat perubahan sikapnya kepada Rio.

"Have a nice dream sweetheart. I love you"

Rio memilih untuk bersantai sembari menonton televisi dikamar tersebut. Sesekali ia melihat progress pembangunan butik untuk sang istri. Yups, tanpa sepengetahuan sang istri, Rio sudah menyiapkan hadiah untuk Nafa.

Saat asyik melihat design yang dikirim oleh salah seorang rekannya yang menjadi design interior pembuatan butik tersebut. Lenguhan serta isakan lirih Nafa kembali terdengar membuat Rio langsung buru - buru menghampiri sang istri.

"Massssss....hiks....hiks....ma...aafin Nafa"

Rio langsung mengangkat tubuh berisi sang istri dan memangkunya di sofa. Ia juga mengikat rambut Nafa yang acak - acakan serta memberikan kecupan di kening dan kedua pipi Nafa yang masih memerah

"Mas yang harusnya minta maaf sama kamu, mas udah lepas kendali. Mas nggak akan larang - larang kamu lagi. Tapi inget ya, yang disini dijaga baik - baik" ujar rio seraya mengelus perut buncit Nafa yang dibalas dengan tendangan dari calon buah hati mereka

"Ssshhh"

"Pengen ngajak main ayah ya? Nendangnya pelan - pelan aja sayang, kasian bundanya nih sampe pucat begini"

"Sshhh masss"

"Aktif banget sih kamu didalem, sabar ya sayang bentar lagi kita ketemu. Yank kapan check up ke dokter?"

"Lusa mas, kenapa?"

"Oke, sekalian mau liat dedek bayi. Jagoan apa princess ya kira - kira?"

"Mas maunya apa?" Tanya nafa

"Mas mah apa aja yang penting bunda sama dedek bayinya sehat terus sama nanti lahiran. Oke sayang - sayangnya ayah"

"Iya ayah" jawab Nafa seraya menyerukkan kepalanya dileher sang suami

*****
Malam tiba, kedua insan yang masih saja seperti pengantin baru itu memilih untuk bersantai di balkon kamar mereka. Dan saat itu pula, rio memperlihatkan calon butik milik sang istri.

"Suka nggak?"

"Banget. Makasih mas"

"Sama - sama sayang. Nanti butiknya bakal ada di kawasan sudirman. Besok kita cek kesana ya, oke?," Nafa hanya mengangguk.

Akhirnya kedua insan tersebut memilih untuk bersantai di kamar tamu itu hingga sore harinya, saat Nafa ingin bersantai di gazebo, ia harus menelan pil pahit karena ternyata diluar sedang hujan deras.

You're My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang