| dua puluh delapan |

491 65 3
                                    

Dua hari setelah Sehun mengkonfirmasi hubungan kami, berita itu masih saja dibicarakan walaupun tidak seramai dua hari yang lalu. Menurut Sana mungkin para penggemar mulai merelakan Sehun dengan perempuan pilihannya.

Sehun juga belum menghubungiku sejak dua hari yang lalu, aku berpikir pasti dia sangat sibuk dan juga sedang menghindari awak media. Aku juga tidak terlalu memusingkan itu karena aku tahu Sehun pasti punya alasannya sendiri . Dan aku juga masih belum berani membuka akun sosial mediaku seperti instagram dan twitter.

"Kak, ada tamu tuh." Aku sedikit tersentak saat kepala Jaemin muncul disela pintu.

"Oh iya." Dengan segera aku bangkit dari ranjangku lalu merapikan pakaianku. Perasaan aku tidak sedang ada janji dengan siapapun deh. Pikirku.

"Siapa tamunya?" tanyaku pada Jaemin yang masih berada di depan kamarku.

"Liat aja sendiri." Aku berdecak sambil sedikit menyikut pinggang Jaemin. Dia sedikit mengadu kesakitan, "Awas ya kakak macem-macem. Aku laporin ke Sehun hyung nih."

Aku mengerutkan dahi, emang siapa sih tamunya, pikirku. Akupun bergegas keluar dan alangkah terkejutnya aku mendapati Jaehyun yang sedang duduk dikursi teras rumahku. Dengan ragu akupun mendekatinya. "Jaehyun?" Sapaku.

Pandangan kami bertemu dan Jaehyun langsung berdiri saat mendapati aku sudah didepannya. "Oh, hai."

"Gue ganggu lo ya?"

Aku menggeleng pelan. "Nggak kok, emangnya ada apa?" tanyaku.

"Cuma mau mampir, kebetulan habis dari rumah temen yang ada disini." jelasnya.

Aku mengangguk pelan dan mempersilahkan dia duduk kembali. "Lo mau minum apa?" tawarku. Tetapi Jaehyun menggeleng, "Nggak usah."

"Nggak pa-pa kok." kataku, tetapi Jaehyun kembali menggeleng. Akupun memutuskan untuk duduk dikursi yang masih kosong.

"Liburan gini lo udah kemana aja?" tanyanya.

Aku menggeleng sambil menghembuskan napas, "Nggak kemana-kemana, dirumah aja." kataku.

"Masa sih?" Ada nada heran di pertanyaan Jaehyun. Aku mengangguk. "Nggak pergi gitu sama sahabat lo?"

Aku menggeleng, "Mereka udah punya agenda liburannya sendiri masing-masing sama keluarganya. Jadi yaa gue yang ga punya, dirumah aja deh." jelasku.

Aku melihat Jaehyun yang tertawa kecil, "Nggak liburan sama adik lo? Tadi gue kesini, adik lo yang ngebukain pintu."

"Nggak."

"Oh."

"Ng...besok lo ada rencana mau keluar nggak?" Aku sedikit terkejut mendengar pertanyaannya. "Nggak tau deh, bisa nggak ada bisa ada." jawabku.

"Oh..kalau gue ajak..."

"Kak!" otomatis kepalaku menengok kebelakang, disana Jaemin berdiri dengan raut yang sebal. "Apa?" tanyaku.

"Laper...pengen martabak."

Aku mendecak mendengar keinginannya. "Di dapur kan ada makanan, udah sama itu aja. Minta ke ayah buat beliin martabak. Udah sana ah, nggak enak nih ada temen kakak." usirku.

"Temen apa temen.." Aku bisa mendengar gumaman dari Jaemin. "Nana!" ucapku karena sedikit sebal padanya.

"Iya..iya." Jaemin menyahut dengan nada yang dimalas-malaskan, dan bola mataku memutar saat dia menatap kearah ku dan Jaehyun dengan tatapannya yang menurutku sangat menyebalkan.

Setelah memastikan Jaemin sudah masuk kedalam rumah, aku melihat Jaehyun dengan senyuman untuk memaklumi keadaan tadi. "Tadi lo ngomong apa?" tanyaku.

"Nggak jadi." Dia tersenyum kecil.

Aku mengerutkan dahi, "Kenapa?" tanyaku. Jaehyun menggeleng.

"Kayaknya gue harus buru-buru cabut deh, mau ada kumpul-kumpul bareng Taeyong sama yang lain." pamitnya.

"Oh yaudah, maaf ya nggak nyediain lo apa-apa." ucapku saat dia sudah ingin bergegas.

"It's okey, lagian gue juga cuma sebentar. Kalau gitu gue duluan ya."

Aku mengangguk pada Jaehyun yang sudah duduk diatas motornya. Setelah suara motor Jaehyun sudah tidak terdengar, aku yang hendak masuk kedalam rumah membatalkan niatan karena melihat sebuah mobil yang sangat familiar masuk kehalaman parkir rumahku. Sehun...?

Dan senyumku merekah saat melihat seseorang yang sudah ku duga keluar dari mobil tersebut, ya Sehun. Dengan pakaian yang santai dan tak lupa masker yang harus ia gunakan, Sehun masih saja terlihat tampan.

"Hai.." sapaku dengan antusias. Senyumku semakin melebar saat melihat Sehun juga tersenyum dibalik maskernya. Ah aku sangat rindu dia!

"Hai.." balasnya sambil menawarkan sebuah pelukan yang tentu saja aku sambut dengan senang hati. "I miss you.." bisiknya, yang membuatku semakin menenggelamkan diri dalam pelukannya.

"Are u ok?" tanyanya. Aku mengangguk sambil menatap wajahnya yang sangat aku rindukan ini saat pelukan kami sudah terlepas.

"Maaf karena nggak ngabarin kamu beberapa hari ini." ucapnya dengan raut wajah menyesal yang justru di mataku dia terlihat menggemaskan. Aku bisa melihat raut wajahnya karena Sehun sudah melepaskan maskernya.

"Aku ngerti kok, masuk aja yuk." ajakku. "Eh kamu bawa apa?" tanyaku saat melihat dia membawa plastik bungkusan ditangan kirinya.

"Martabak, buat Jaemin." jawabnya.

Aku mendengus, "Ah, lain kali dia permintaan dia nggak usah diturutin."

"Nggak pa-pa kok, lagian..."

"Mina?" Saat ada yang memanggilku, kami berdua otomatis langsung membalikkan badan. Aku sangat terkejut saat mendapati Jaehyun yang kini berdiri dihadapan kami berdua, dan akupun juga bisa melihat raut wajah Jaehyun yang terkejut.

"Kenapa ya?" Aku meringis dalam hati saat mendengar nada Sehun yang terdendar kurang tidak suka pada pertanyaannya.

"Sorry. Gue mau ngambil barang yang ketinggalan."

"Yang mana?" ucapku cepat. Jaehyun menunjuk dan akupun melihat sebuah plastik yang berada dibawah meja. Dengan cepat akupun mengambil plastik tersebut, aku meringis lagi saat melihat Sehun dan Jaehyun kini sedang salinv bertatapan. "Ini barangnya Jaehyun." Aku mengulurkan barang bawaannya yang tertinggal.

"Ok, thanks ya Min." Aku mengangguk sedikit kaku.

"Kalau gitu gue pamit dulu ya.." Jaehyun pamit dan mengangguk kecil pada Sehun.

Saat melihat Jaehyun yang hampir mencapai gerbang pagar aku memanggilnya. "Jae.."

Bisa aku rasakan bahuku di peluk sedikit erat dengan Sehun. "Aku cuma mau ngomong sama dia. Bentar." ucapku pelan sambil melingkarkan tangan kiriku pada pinggang Sehun sebelum aku menghampiri Jaehyun.

"Jae.." Ucapanku dipotong oleh Jaehyun.

"Lo sama.."

"Iya." jawabku cepat saat Jaehyun melirik kearah Sehun.

"Gue minta tolong ya..lo jangan sebarin ini kesiapa-siapa." ucapku.

"Kenapa?"

"Hah?"

"Kenapa gue nggak boleh nyebarin ini kesemua orang, setau gue dia juga kan udah ngonfirmasi hubungan kalian ke publik."

"Yaa....gue...g.."

"Oke, gue nggak akan bilang kesiapa-siapa."

Reflex aku menghembuskan napas dengan lega. "Thanks ya.."

"Gue duluan ya." pamitnya.

Aku mengangguk dan melihat Jaehyun yang sudah bersiap membawa motornya pergi. Setelah motor Jaehyun pergi, aku gergegas untuk masuk kedalam rumah. Aku tak memukan Sehun yang tadi berdiri diteras rumahku, aku menghembuskan napas berharap semoga Sehun tidak akan marah padaku.


======
Selasa, 31 Maret 2020
======

My Boyfriend Is Idol (END) | Oh Sehun x Myoui Mina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang