| empat puluh [END] |

712 66 14
                                    

Hidupku sedikit demi sedikit berubah. Tak ada lagi kebebasan untuk keluar di depan umum. Kebebasan yang aku maksud disini, aku harus benar-benar memperhatikan segala tindakanku, aku tidak bisa berperilaku bebas, karena jika aku sudah keluar ke khalayak umum pasti saja ada yang memperhatikanku dan yang pasti fotoku akan masuk ke dalam akun sosial media fans Sehun.

Jujur, awalnya aku sangat risih. Dimana pun, jika aku keluar tidak menggunakan masker pasti ada saja yang memperhatikanku baik itu secara terang-terangan ataupun diam-diam lalu memfoto semua tindakanku. Tapi, meskipun aku sudah memakai masker masih ada saja yang mengenali ku.

Sisi positifnya, kami -Aku dan Sehun- tidak harus lagi menyembunyikan kegiatan kami berdua jika di depan umum. Seperti sekarang, kami sedang berada di sebuah Mall yang terletak di pusat kota. Kami berdua sama-sama memakai masker, tapi aku masih bisa perhatikan banyak orang yang melirik pada kami.

"Abaikan aja." Aku mengangguk mendengar bisikan Sehun tersebut. Sebenarnya tujuan kami kemari, aku ingin membelikan kado untuk Jaemin karena sebentar lagi dia akan berulang tahun.

Aku bisa mendengar pekikan suara-suara dari beberapa pengunjung toko yang kami masuki, itu sudah biasa. Berarti mereka tau jika dua sejoli yang memakai masker ini adalah kami. "Mau ngebeliin apa?" tanya Sehun.

"Baju sama sepatu aja." kataku sambil berjalan menuju stand baju. Langkah kami terhenti saat melihat dua orang remaja yang menghampiri kami. "Umm..boleh minta foto bareng?" tanya salah seorang dari mereka.

Aku tak menjawab, karena semua keputusan menyangkut hal seperti ini ada di tangan Sehun. "Maaf. Tidak ada foto dan tanda tangan karena nanti akan menyebabkan keributan." Sehun menjawab dengan tegas.

Kulihat mereka berdua mengangguk dan menjawab tidak apa-apa sebelum berjalan meninggalkan kami. Tak jarang Sehun menerima tawaran dari seorang penggemar untuk berfoto bersama atau sekedar meminta tanda tangannya, tapi tak jarang juga ia menolak dengan tegas. Bagaimana pun, Sehun tau jika ia menuruti keinginan penggemar di tempat ramai seperti ini akan menyebabkan keributan.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya kami selesai membeli baju dan sepatu untuk kado Jaemin nanti. Kami sekarang berada di salah satu restoran yang ada di dalam mall, Sehun memilih memesan tempat yang lebih privasi.

"Masuk ke sosial media lagi nih," kataku saat melihat foto kami masuk dalam salah satu akun media sosial penggemar Sehun.

"Udah biasa." Aku melihat kembali foto-foto yang beredar tersebut, padahal kami sudah sering jalan berdua seperti ini, tapi selalu saja berakhir booming dikalangan penggemar Sehun.

"Skripsi kamu gimana, lancar?"

"Iya. Aku berharap banget kali ini bakal cepet di acc."

Oh iya, aku juga sudah mulai kuliah seperti biasa dan melanjutkan skripsi ku yang tertunda. Walaupun harus menerima jika aku tidak wisuda bersama Jaehyun dengan yang lainnya.

Awal-awal aku masuk kampus, semuanya menatapku. Ada yang mencibirku dan ada yang juga memberiku ucapan selamat yang tidak ku ketahui untuk apa.  Bahkan dosen pembimbing ku juga menanyakanku apakah aku benar-benar menjalin hubungan dengan Oh Sehun atau tidak dan berkata betapa beruntungnya aku, karena anaknya kebetulan menyukai EXO.

Jangan pernah berpikir bahwa aku pernah menyogok dosen pembimbingku dengan memberikan tanda tangan member EXO untuk menyenangi anaknya. Tidak pernah sama sekali. Dan aku bersyukur dia juga sangat mendukung hubungan kami. Sekarang aku hanya melangkah sedikit lagi untuk mencapai wisudaku.

"Rencana habis wisuda mau ngapain, kerja?" Aku terdiam mendengar pertanyaan Sehun tersebut. Sebenarnya aku pun belum merencanakan apapun setelah wisuda, tapi ... aku mempunyai keinginan terpendam yang sampai kini belum terwujud.

"Mm ... Kerja kayaknya nggak dulu deh. Aku mau belajar nulis novel."

Ya. Aku ingin sekali menulis novel. Setelah kejadian kemarin, aku jadi mempunyai keinginan untuk menulis sesuatu.

"Really? Mau nulis novel genre apa emangnya?" Aku tersenyum karena melihat sepertinya Sehun tertarik dengan perkataanku.

"Maybe ... Romance?"  kataku sambil terkikik geli. Ah, aku juga belum menentukan akan menulis dalam genre apa.

Sehun tertawa geli lalu mengacak rambutku. "Yeah, aku berharap novel itu cepet selesai. Dan yang pasti, aku harus jadi pembaca pertama kamu ya!" Aku hanya mengiyakannya dan tertawa bersama Sehun.

Tak lama kemudian, pesanan kami datang. Kali ini, kami memesan makanan tidak terlalu banyak karena Sehun akan melaksanakan syutingnya lagi.

Aku menatap Sehun yang sedang merapikan tatanan makanan yang kami pesan. Satu tahun terakhir kemarin benar-benar bisa dibilang masa yang terberat untukku maupun untuk Sehun. Berbulan-bulan aku harus berdiam diri dirumah, aku sungguh sangat bosan. Sahabat-sahabatku pun diperbolehkan untuk datang kerumah Sehun minimal hanya 4 orang. Aku sangat bersyukur mereka dapat mengerti posisiku.

Jadwal Sehun juga benar-benar kacau. Hampir sebulan penuh dia selalu pulang malam dan berangkat pagi-pagi, bahkan sampai tidak pulang. Yang untungnya dia tidak tumbang. Sebulan setelah kasus itu selesai pun, aku mesti harus menunggu sampai keadaan benar-benar aman. Dalam artian, tidak ada lagi yang menganggu rumah orang tuaku.

Konferensi pers dari Sehun ternyata cukup ampuh membuat para fans berhenti mengusik kehidupanku. Aku tau Sehun sangat menyayangi para fans nya, bagaimanapun mereka adalah salah satu alasan Sehun menjadi seorang artis terkenal. Dan kasus ini bisa menjadi salah satu contoh untuk memperingati para Sasaeng diluaran sana.

Aku tau bagaimana rasanya jika idol kita sendiri memiliki pasangan, tapi kita juga harus sadar diri bahwa idol kita pun seorang manusia. Tidak luput dari kesalahan. Kita sebagai fans hanya bisa terus mendukungnya selama idol kita melakukan hal-hal yang positif. Kita juga harus ingat, seorang idol juga butuh privasi dalam kehidupan sehari-harinya. Dan menurutku, menggemari seseorang boleh-boleh saja. Tetapi kita juga harus ingat batasan.

"Ayok di makan." Aku tersentak saat mendapati elusan dipunggung tanganku. "Kamu ngelamun aja deh dari tadi." ujar Sehun yang membuatku mengerutkan dahi, benarkah?

"Hehe.."

Kami berdua pun segera menyatap hidangan yang kami pesan. Di suapan kedua, aku menatap Sehun yang sedang lahap memakan pastanya. "Sehun..." ucapku tanpa sadar.

Sehun mendongak dan mengangkat sebelah alisnya.

"Sehun ... Makasih ya..."

Terima kasih karena telah memilihku, padahal diluaran sana masih ada yang lebih cantik daripada aku. Terima kasih karena sudah mengorbankan begitu banyak waktu untuk bersamaku. Dan terima kasih telah tetap disisiku, aku berjanji ... Aku akan mendukung kamu dalam keadaan apapun. Seperti janji yang pernah kamu ucapkan, "Gimana pun keadaannya, aku mau kita hadepinnya bareng-bareng ya?" Dan aku harap kita memang bisa menepatinya.

====
END
====

19 Maret 2019
-
3 Juli 2020

💜

Alhamdulillah.... Akhirnya aku bisa nyelesaiin cerita pertama aku..😭 Semoga endingnya memuaskan yaa, ( dan maaf  kalau ternyata nggak memuaskan bagi kalian..😳)

Terima kasih buat kalian yang sudah menyempati memvote + komen di cerita aku dari awal, i wuf youu😭💜

Vote & komenan dari kalian termasuk penyemangat aku buat lanjut nulis🔥😘

Jangan dihapus dari perpustakaan dulu yaa, masih ada EPILOG dari cerita ini😍

Bye-byee, sampai jumpa di cerita aku yang lain❗❗😍💜

salam,
vivi🐩💜

My Boyfriend Is Idol (END) | Oh Sehun x Myoui Mina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang