25. Boy Beautifull 3

627 49 10
                                    

Malam harinya..

"Loh Fauzan kamu kenapa tidur dimesjid??"tanya Fildan yang hendak melakukan shalat tahajud di mesjid dan melihat Fauzan palsu sedang tertidur, jadi Fildan pun membangunkannya.

"Ustad..?? Ma.. Maaf ustad soalnya Fauzan gak biasa tidur ramean seperti itu, jadi Fauzan mau izin tidur dimesjid aja ya ustad.."kata Lesti yang masih kaget karna dibangunkan.

"Oh.. Gitu ya?? Kalau kamu gak bisa tidur ramean sama teman-teman kamu, bagaimana kalau kamu tidurnya dirumah ustad aja?? Daripada tidur dimesjid seperti ini.."kata Fildan memberi saran.

"(Ya Allah ustad aku menghindar tidur sama santriwan lain juga karna aku bukan laki-laki, lah ini malah disuruh tinggal bareng lagi sama ustadnya langsung.)"kata Lesti dalam hati.

"Kamu tenang aja dirumah saya ada 3 kamar kok kalau kamu emang gak mau tudur bareng sama saya.."kata Fildan yang sepertinya tahu kegelisahan hatinya Lesti.

"Jadi gimana kamu mau gak??"tanya Fildan lagi.

"Iya ustad Fauzan mau.."kata Lesti yang sekarang sudah tenang.

"Ya udah sekarang kita shalat tahajud bareng aja dulu, baru setelah itu kita pulang kerumah saya ya.."kata Fildan yang langsung dianggukan Lesti.

Keesokan harinya..

"Ternyata kamu rajin juga ya Fauzan, pagi-pagi udah beres-beres rumah aja bahkan kamu juga sempet masak juga."kata Fildan yang saat ini sedang sarapan bareng Lesti.

"Soalnya Fauzan gak enak ustad kalau kerjaan Fauzan hanya ungkang-ungkang kaki aja, anggap aja ini semua sebagai rasa terima kasih Fauzan ustad."kata Lesti dengan tersenyum manis.

"Terima kasih banyak ya zan, tapi kamu gak usahlah lakuin itu semua, karna kan sudah ada orang yang melakukan pekerjaan itu semua."kata Fildan memberitahu.

"Ya gak papa ustad sekali-kali aja.. Lagian Fauzan senang kok bisa melakukan itu semuanya."kata Lesti lagi.

"Kamu ini ya zan selain wajah kamu yang cantik seperti perempuan, kamu juga ternyata pintar dalam segala hal. Kalau saja saya gak tahu kamu itu laki-laki, pasti saya bisa langsung salah paham nih sama kamu.."kata Fildan yang hanya dibalas senyum manis Lesti.

Melihat Fauzan palsu yang lagi tersenyum dihadapannya seperti itu, Fildan seolah-olah sedang berhadapan dengan seorang perempuan bukannya laki-laki.

Beberapa bulan kemudian..

Sudah beberapa minggu ini Lesti merasa dihantui sama Faul yang selalu mengingatkannya kalau dia punya tanggung jawab yang besar sama tugasnya sebagai dokter.

"Maafkan aku kak Faul, aku belum bisa menjalankan kewajiban aku sebagai seorang dokter.
Karna aku masih merasa kehilangan kamu yang pergi meninggalkan aku dulu."kata Lesti sambil memandang foto Faul yang ada didompetnya.

Siang harinya..

"Teman kamu kenapa ini??"tanya Lesti yang menjadi anggota PMR.

"Gak tahu ini Fauzan, tiba-tiba aja Putri bandannya mengigil seperti ini..
Dokternya ada kan??"tanya Rara balik.

"Dokternya gak ada, kebetulan beliau masih keluar. Tapi aku coba periksa semampu aku dulu deh.."kata Lesti yang langsung memeriksa keadaannya Putri.

"Gawat Putri mengalami demam berdarah.."kata Lesti yang langsung buru-buru mengambil suntikan beserta inpusan dan berbagai macam obat yang dibutuhkan.

"Itu kamu mau ngapain Fauzan?? Akibatnya bisa patal kalau kamu salah kasih obat dan suntik."kata Rara yang tidak setuju kalau sahabatnya dijadikan kelinci percobaan.

Cerpen FillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang