12. Kepala batu😑

87 20 21
                                    

"Oh, Tuhan!
Mengapa harus bertemu dengan dia!
Oh,Tuhan!
Mengapa harus kenal dia!
Mengapa harus sekelas dengan dia. Dia orang paling nyebelin diseluruh dunia.
Oh,Tuhan!
Semoga Rere gak berjodoh dengan dia.
Semoga kita gak bertemu lagi.
Rere benci dia, Tuhan.
🌟🌟🌟🌟🌟
Hati-hati ya,Gaess. Banyak typo bertebaran,loh..Tolong koreksinya.😉🙃

Cusssss lanjut,ya beb😚😝

"Re."Panggil Nesya.

"Hei."Nesya melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Rere yang sedang melamun.

"RERE!!"teriak Nesya di telinga Rere. Sontak membuat Rere terlonjak kaget.

"Chacha budeg tau."Sewot Rere.

"Lagian dari tadi dipanggil diem mulu."

"Cha gue pengin cerita?"ujar Rere mendekatkan posisi duduknya.

"Cerita apa? Pasti gue denger."Nesya juga mendekatkan posisi duduknya.

Rere menceritakan semua masalah dan kejadian-kejadian yang sering terjadi beberapa hari ini.

Kaget mendengar cerita dari Rere, Nesya sangat khawatir dengan Rere. Takutnya pelaku teror itu akan nekad melakukan hal-hal yang tidak bisa dibayangkan.

"Lo harus hati-hati Re. Takut lo kenapa-kenapa,"ujar Nesya.

"Iya Cha, pasti."

Beberapa menit kemudian guru yang mengajar kelas 11 Ipa II masuk. Ia menjelaskan materi-materi dan memberikan soal ulangan fisika.

Setelah belajar, akhirnya bel istirahat bunyi sangat kencang. Siswa-siswi berhamburan keluar dari kelas menuju kantin, toilet maupun perpustakaan.

"HEI! JANGAN KELUAR."teriak Devan.

Semuanya langsung berhenti jalan dan melihat Devan kesal.

Sedangkan Rere dan Nesya tidak menggubris teriakan Devan. Ia berjalan melewati Devan.

Ketika Rere berjalan di depan Devan yang sedang berdiri. Devan langsung menarik tangan kiri Rere.

Deg!!

Jantung Rere berdetak kencang ketika Devan memegang tangannya.

Rere menoleh. "Lepas,"ucap Rere dingin. Namun, hatinya dag dig dug tak karuan.

Devan menarik tangan Rere. Sehingga tubuh Rere berada dipelukan Devan.

'Ya allah,iri banget gue.' Batin Nesya.

"AAA."teriak seluruh siswa-siswi kelas Rere.

"Rere, I love you,"ucap Devan sedikit keras. Senyuman manis tak luput di bibirnya yang pink.

"Huwahhhh, mamah gue iri,"teriak salah satu siswi.

'Sabar, ini ujian.'Batin Nesya mewakili seluruh siswi di kelas tersebut.

"Balas Re, "ucap Alvin menyikut tangan Rere.

Emosi, kesal, deg-degan campur aduk di otak Rere. Ia bingung harus berbuat apa, ditambah ia masih punya Alvaro. Kalo Al tau bisa berabe urusannya.

"I hate you,"ucap Rere dengan senyuman menantang.

"Hei, kalian dengar nggak tadi pare bilang apa! Katanya i love you too, Devan."teriak Devan menyalahkan ucapan Rere tadi.

Gila nih Devan. Apa-apaan coba,bikin orang setres aja. Kayaknya dia harus di bawa ke RSJ deh. Terus telinganya diperiksa budeg atau nggak. Dan gila atau waras.

Between Hate And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang