24.

9 0 0
                                    

Banyak typo bertebaran,tolong koreksinya😉

"Azka, Devan dan Ayah adalah orang yang selalu terngiang ditelinga  maupun pikiran."
~Revalina Putri Quensa~

"Teruslah disampingku ku mohon. Tapi semakin kau disampingku semakin kau menganggapku sepetri kakak atau teman sejati. Itu yang sering kau ucapkan."
~Arka Azka Raffasya~
👣
👣
👣
👣
Cuss, lanjut lah💃💃
•°•°•°

Saat ini, Rere dan Azka sedang menikmati es krim-nya. Besenda gurau, marah, nangis, saat Rere bersama Azka. Tapi dia selalu bisa merubah mood Rere jadi lebih baik.

"Ih Azka kok gitu, sih?"Pekik Rere saat es krim milik Azka sengaja ke hidungnya Rere.

"Hidungnya mancung banget, sih."Gemas Azka. Ia terus mencolek-colek hidungnya Rere.

"Ih udah keturunan Rere mah,"ucap Rere tak mau kalah.

"Hahaha, Rere Rere."Tawa Azka keluar.

"AZKA."teriak Rere kesal.

"Maaf."

"Pulang, yuk? Udah sore,"ucap Rere sambil melihat langit yang mulai berwarna keorange-an.

"Mm, iya. Tapi bentar, Azka mau beli es krim lagi buat Rere."Setelah pamit untuk membeli. Azka langsung pergi ke tukang es krim yang mereka beli tadi.

Sedangkan Rere sekrang hanya duduk diam sambil mengayunkan kedua kakinya. Matanya mentapa langit yang begitu luas dan indah.

Tiba-tiba ada tangan seseorang yang memegang es krim didepan wajah Rere. Rere langsung menoleh pemilik tangan tersebut.

"Azka."

"Nih, yuk pulang!"Azka memberikan es krim yang ia beli kepada Rere lalu mengajaknya pulang.

Rere hanya mengangguk. Lalu berjalan dibelakang Azka. Saat sedang fokus makan es krim sambil jalan, tiba-tiba Azka berhenti mendadak, membuat Rere menubruknya dan es krim-nya jatuh begitu saja.

"Ih, Azka. Jadi jatuhkan es krim-nya!"Kesal Rere mengerucutkan bibirnya.

"Hehe maaf,"ujar Azka sambil menggaruk tengkuknya.

"Tau, ah. Rere kesal sama Azka."Rere langsung berjalan meninggalkan Azka begitu saja.

"RERE TUNGGUIIN!!."teriak Azka. Lalu berlari kecil menyusul Rere.

Saat mereka berdua sampai ditempat menyimpan sepedanya Rere. Rere langsung menaiki sepedanya berniat untuk meninggalkan Azka. Namun rencananya gagal. Azka sudah menghalannya,dia berdiri didepan sepedangnya sambil merentangkan tangannya.

"Awas."

"Ngambek?"tanya Azka.

"Nggak. Awas!"ujar Rere sedikit kesal.

"Tabrak aja kalo berani!"ucap Azka menantang.

"Beneran, nih. Rere tabrak!"

"Janganlah,"ucap Azka lalu pindah kesamping Rere.

"Maafin dong, Re."

"Nggak."

"Maaf, ya. Besok beliin lagi deh."Mohon Azka.

"Nggak,naik taksi aja,gih!"ucap Rere menunujuk taksi dipinggir jalan.

"Mahal."

"Yaudah, naik becak aja."Usul Rere.

"Penginya sama kamu,"ujar Azka menunjukan puppy eyes-nya.

"hih jijik, Azka."Rere merasa jijik melihat Azka seperi itu tapi itu cuma dimulutnya doang.

Between Hate And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang