19. Tidak berjudul

6 0 0
                                    

"Manis seperti gula harus dicoba
Pahit seperti jamu juga harus dicoba."
~•~•~

"Hari ini adalah hari kegiata aku menjailimu seperti biasanya. Karena aku harus menjinakan kucing liar sepertimu."
~Devano Reiyadam Crstine~

"Sekarang aku seperti pesulap selalu mengecohkan dan menipu orang-orang termasuk kamu. Semoga kamu bisa menebak sulapku sekarang. Atau seseorang yang selalu memakai kostum badut. Itulah aku."
~Arka Azka Raffasya~
🎶
🎶
🎶
🎶

Cuss lanjoottt💃💃💃


Setelah kejadian hari kemarin. Rere sedikit tidak semangat sekolah. Tapi teman-temannya selalu ada menghiburnya.

Rere juga mulai menjauhi Devan dan Azka. Akan tetapi, Devan dan Azka selalu datang menghampirinya. Devan datang dengan gombalan dan jailnya. Sedangkan Azka, datang dengan sifat perhatiannya yang membuat Rere nyaman dan juga sifat jailnya juga yang tak tertinggal.

"DEVAN, BALIKIN BUKU GUE."teriak Rere mengejar Devan yang membawa bukunya.

"Wlee kalo bisa."Ejek Devan masih berlari didalam kelasnya.

"Devan, monyet."Gerutu Rere berhenti berlari. Ia berjalan dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Yang sabar, Re."Bisik temanya Rere.

Sabar!! Maaf nggak bisa. Devan berhenti berlari dan bukannya mengembalikan bukunya Rere. Ia malah menyelipkan diatas pintu yang membuat Rere susah mengambilnya.

"DEVAN."teriak Rere mulai kesal. Seisi kelas menatap kearah Rere.

"Apa?"

"Ambilin buku gue, sekarang."Perintah Rere.

"Wani piro."

Rere menghentak-hentakan kakinya lalu berjalan kearah bangku Kevin, karena dia tinggi.

"Kevin, ambilin buku Rere dong. Nanti Rere traktir jajan deh."Bujuk Rere dengan wajahnya yang baby face.

"JANGAN."teriak Devan dingin.

Rere menatap Devam kesal dan bingung dengan sifatnya yang kadang berubah. Mendengar peringatan Devan, Kevin kembali duduk dan menggelengkan kepalanya.

"Oke, Rere bisa sendiri."Ketus Rere. Lalu ia menggeret meja untuk berdiri lebih tinggi mengambil bukunya.

Pikiran jail terlintas diotak Devan. Lalu ia mendekati Rere dan menggoyang-goyangkan meja yang membuat Rere hampir kehilangan keseimbangannya berdiri.

"Devan, bisa diem nggak sih!"ucap Rere kesal.

"Nggak."

Devan
Sebenarnya lo mau apa sih? Lo selalu datang dengan kejailan lo. Kadang dingin kayak es batu. Lo manusia atau beruang kutub. Sejak lo datang dihadapan gue,hidup gue jadi kayak gini. Intinya lo ngeselin titik nggak pake koma!!
~Revalina putri Quensa~

"CHACHA."teriak Rere kepada Nesya yang sedang duduk melihat drama antara Devan dan Rere. Nesya hanya cengar-cengir gaje dengan Ayra. Begitupun semua isi kelas.

Devan terus saja menggoyangkan  meja. "Devan, berhenti nanti Rere jatuh gimana?"ujar Rere.

"Jatuh tinggal jatuh, kebawah ini."Devan menggoyangkan lebih kencang membuat Rere hilang keseimbangan. Lalu ia jatuh menindihi Devan.

"AAAA."teriak siswi kelas Rere.

Teriakan itu terdengar hingga kelas lain, membuat beberapa siswa/i menghampiri kelas Rere dan melihat apa yang terjadi. Mereka yang melihat Devan dan Rere sedikit kesal dan iri pada Rere. Dan dari salah satu siswi yang melihat, ada yang menatap tajam Rere dan Devan emosi. Ia mengepalkan jari-jarinya keras.

Between Hate And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang