بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Happy Reading,
Dering telepon memotong pembicaraan antara pemilik yayasan dengan siswi baru yang akan mengabdi untuk menuntut ilmu menjadi bagian dari santri di Pondok Pesantren Al Faalah.
"Maaf, Abah, Aqis izin mengangkat telepon sebentar," kata Balqis meminta izin.
"Mangga, atuh," sahut Abah Afif mempersilakan Balqis untuk mengangkat panggilan yang terhubung di ponsel milik gadis itu.
".........."
"Waalaikumsalam, Ayah. Kenapa?"
".........."
"Iya, ini Aqis masih di ruangan Abah Afif."
".........."
"Iya, nanti Aqis sampaikan."
".........."
"Waalaikumsalam." Balqis mematikan sambungan telepon secara sepihak, kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Netra Balqis beralih menatap Abah Afif yang berpura-pura sibuk dengan berkas-berkas miliknya.
"Abah, Ayah menitip salam. Katanya, belum bisa ke sini untuk bertemu langsung dengan Abah, karena masih ada urusan yang belum bisa diselesaikan dalam waktu dekat," ucap Balqis memberitahu amanat yang diberikan oleh ayahnya.
"Waalaikumussalam, iya. Bilang sama ayah kamu, Abah tunggu kedatangannya," kata Abah Afif dengan senyuman tulus.
"Abah boleh 'kan, berbicara dengan kamu, sebentar?" tanya Abah Afif.
Balqis menganggukkan kepalanya sopan. "Boleh, Abah, boleh banget."
"Kamu ingat, tidak? Dahulu, Abah kalau main ke rumah kamu, kamu itu enggak mau lepas dari gendongan Abah atau ummi. Kalau kami mau pulang pun kamu selalu menangis memohon sama Aby, anaknya Abah, supaya bisa mengulur waktu untuk tetap berada di rumahmu. Terus, Aby mencoba membujuk dan menenangkan kamu supaya berhenti menangis. Sampai akhirnya tempat tinggal kalian pindah, karena Ammar harus dipindahtugaskan ke Jakarta," ungkap Abah Afif nostalgia.
"Maaf, Abah, tapi Aqis enggak ingat sama sekali."
"Kenapa harus minta maaf? Abah tidak memaksa kamu untuk mengingat--"
"Assalamualaikum." Ucapan salam dari seorang wanita separuh baya menghentikan kelanjutan perkataan Abah Afif. Ia memasuki ruangan tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu, lalu mencium punggung tangan suaminya.
"Waalaikumussalam, Mi," jawab Abah Afif.
"Abah, eta saha?" tanya Ummi melirik ke arah Balqis.
"Ieu, Balqis, anaknya Ammar," jawab Abah Afif, lagi.
"Ya Allah, kamu Aqis? Sini, Nak! Ummi kangen sekali dengan kamu," ucap Ummi Dahlia dengan antusias memeluk Balqis dengan erat.
Dahlia Talita, istri Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Faalah. Ia lebih suka disapa, ‘ummi’.
"Iya, Um," sahut Balqis, sungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]
Teen FictionGenre : Religi-Humor-Romance. __________________________ -Balqis Ufaira- "Dalam logika berpikir untuk menyerah, tetapi hati berkata untuk terus berjuang walau sakit." -Abyasa Aktam- "Bersabarlah, Allah mengetahui jika kamu adalah orang yang kuat, ma...