Chapter 16

714 165 7
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Happy Reading,

Setelah menghilangnya Balqis, menjadikan suatu pikiran yang begitu mengganjal bagi Abah dan Umi, karena sebelumnya tidak ada masalah tentang menghilangnya santri putra maupun santri putri di ponpes Al Falah.

Ba'da sholat isya, Abah dan Umi mengumpulkan Azizah, Suci, Biah, Ustadz Aby, Ustadz Raif, dan Ustadzah Hanin, bukan alasan mengapa hanya mereka yang ikut serta berkumpul, akan tetapi beberapa guru maupun ustadz atau ustadzah yang lain dikarenakan sedang ada kendala yang membuat mereka tidak bisa hadir di pertemuan kali ini, yang direncanakan untuk membahas tentang permasalahan menghilangnya santri putri di ponpes Al Falah, siapa lagi, jika bukan, Balqis Ufaira.

"Siapa saksi yang terakhir kali melihat perginya Balqis?" tanya Abah Afif yang duduk di meja kebesarannya.

"Biah sebelumnya bertanya dengan Kak Balqis, Abah. Dia bilang mau ke kamar mandi dan di sana sebenarnya Biah ada kecurigaan, tetapi bodohnya Biah tidak memedulikan itu. Maaf, Biah mengaku bersalah karena tidak mencegah Kak Balqis," ucap Biah menundukkan kepala.

"Penjelasan diterima. Apakah ada lagi saksi lain selain Biah?" tanya Abah Afif.

"Raif dan Aby tadi melihat Balqis menuju gerbang utama, Abah. Dan sebelumnya pun kita sempat bertanya padanya, dan dia menjawab bahwa ada temannya yang mau berkunjung, tetapi kita sama sekali tidak ada kecurigaan bahwa sebenarnya itu hanya alasan dia untuk melarikan diri dari ponpes Al Falah," ucap Ustadz Raif.

"Iya, Abah, sebelumnya Aby juga bertanya pada Aqis apakah temannya perempuan atau laki-laki, dan dia menjawab bahwa temannya itu perempuan. Dan akhirnya kita memutuskan untuk pamit, memberinya kesempatan membukakan pintu gerbang untuk temannya. Di perjalanan kita melihat Suci yang sedang menenangkan Biah, dan Biah yang sedang menangis, lalu setelahnya mereka memberikan kami kabar bahwa Aqis menghilang. Dari sana Aby dan Raif berfikir bahwa mungkin Aqis menuju gerbang utama bukan untuk melihat temannya yang akan berkunjung, akan tetapi untuk melarikan diri dari ponpes Al Falah. Kalau menurut Aby, lebih baik kita jangan gegabah dengan memberitahukan orang tuanya tentang kabar menghilangnya Aqis dari ponpes," ucap Ustadz Aby memberikan saran.

"Jadi maksud kamu, kita harus menunggu apakah Balqis akan kembali atau tidak, seperti itu? Maaf sebelumnya, yang saya tahu tipikal anak semacam Balqis merupakan anak yang nekat, jadi kemungkinan besar, dia tidak akan kembali ke ponpes ini. Bisa saja kan, ternyata dia sedang bersenang-senang di club malam bersama teman-temannya? Atau sedang--"

"Astaghfirullah, apakah pantas seorang ustadzah, berburuk sangka terhadap muridnya?" sahut Ustadz Aby memotong pembicaraan Ustadzah Hanin, membuat Hanin berdecih dalam hati.

"Sudahlah, lebih baik kita jangan berfikir yang tidak-tidak," lerai Umi Dahlia.

"Zizah kecewa dengan Kak Balqis, mungkin saja Kak Balqis kesal dengan Zizah karena sebelumnya kami memang sedang ada masalah. Padahal Zizah berniat untuk meminta maaf terlebih dahulu, tetapi ternyata hal yang sebelumnya enggak pernah Zizah duga, kalau Kak Balqis memilih untuk pergi dari ponpes Al Falah," ucap Azizah.

Setelah beberapa menit sudah terlewati, hanya untuk membahas tentang menghilangnya Balqis, dan kini tiba saatnya di mana Abah Afif untuk memutuskan suatu keputusan yang akan mereka ambil.

"Baiklah, Abah sudah memutuskan bahwa--" ucap Abah Afif yang belum menyelesaikan perkataannya karena ada suara seseorang yang mengucapkan salam.

Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang