Chapter 08

1K 190 25
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Happy Reading,

Kumandang adzan dzuhur telah terdengar, merupakan waktu masuknya untuk beribadah bagi ummat islam.

"Kak Balqis, kita sholat, yuk, di Masjid!" ucap Azizah membangunkan Balqis yang sedang merajut asa di alam bawah sadarnya.

"Hm, berisik!" gertak Balqis dengan nada yang sedikit tinggi.

"Kak, bangun, yuk! Sudah masuk waktu dzuhur, kita sholat di Masjid," ucap Azizah tanpa menghiraukan gertakan Balqis.

"Sudahlah, Zah, biarkan saja dia tidur. Sesuka hati dia sajalah. Nanti yang ada, dia marah-marah enggak jelas," ucap Suci kesal karena Azizah tidak kunjung menyerah walaupun beberapa kali sudah digertak oleh Balqis.

"Kalaupun kita tidak bisa mengubah sifat dia menjadi orang baik, setidaknya kita jangan sampai berhenti untuk mengingatkannya. Dan ini yang aku lakukan, mencoba mengingatkan dan mengajaknya dalam hal kebaikan," jawab Azizah tulus.

"Kalau dengan cara lembut dia tidak kunjung bangun, aku punya cara lain untuk membangunkannya," lanjut Azizah mengambil sesuatu.

"Zah, kamu jangan mencoba membangunkan macan yang sedang tertidur," ucap Suci mengingatkan.

"Sstt, kamu tenang saja."

PRANGG! PRANGG!

"EMA, ITU SUARA APAAN?!" ujar Balqis terkejut, dan bangun dari tidurnya karena suara tutup panci yang ditepukkan oleh Azizah.

"Bangun, Kak. Sudah tiba waktunya sholat. Yuk, kita ke Masjid!" ucap Azizah membuat Balqis kesal.

"Jadi, yang tadi berisik itu karena lo yang berulah? Menyebalkan sekali, sih, mengganggu tahu, enggak? Kalau mau sholat, ya sholat saja, sana! Enggak usah ngajak gue. Masalah dosa atau enggaknya, biarkan gue yang menanggung," bentak Balqis hingga membuat Azizah menangis karena terlalu kerasnya suara Balqis.

"Kakak kasar, dan aku enggak suka itu!" Azizah menghapus airmatanya dan pergi meninggalkan Balqis yang termenung memikirkan ucapannya.

"Kamu harusnya sadar, kita seperti ini juga untuk kebaikan kamu, dan sekarang kamu lihat! Azizah terlalu sensitif dengan bentakan," ucap Suci kesal meninggalkan Balqis dan menyusul Azizah.

"Apa gue sekasar itu?" batin Balqis.

"Sudahlah, Zah, jangan menangis. Tadi dia itu mungkin hanya sedang emosi saja, lebih baik sekarang kita menyusul yang lain ke Masjid, yuk! Takut tertinggal sholat berjama'ahnya, nanti," ucap Suci menenangkan Azizah yang masih terisak.

"Iya, Suci," jawab Azizah dengan suara sedikit serak.

"Tunggu!" ujar seseorang menghentikan perjalanan mereka.

"Balqis? Mau apa kamu?" ketus Suci.

"Ehem, gu-gue  gue mau ikut sholat," jawab Balqis yang membuat mereka heran dengan perubahannya.

"Hah? Serius mau ikut sholat? Tapi saat ini akan dilanjutkan dengan pengajian," ucap Suci.

"Iya, terus apa masalahnya?"

Assalamualaikum Aqis✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang